Unrequited Love, itulah yang terjadi padaku saat ini,Deviana Ronina, seorang siswi di SMA Rosche Vigore. Bukan masa SMA namanya kalau tidak menyukai seorang senior, bahkan itu terjadi padaku yang baru saja menginjak SMA. Ya, aku menyukai seniorku, dia kelas 12 sedangkan aku kelas 10. Awalnya berjalan lancar-lancar saja, sampai aku mengetahui sebuah fakta menyedihkan. Dan inilah kisahku...
***
Aku membuka pintu cafe sekolah dan tiupan AC langsung menyipitkan mataku. Aku segera duduk dikursi yang biasa kududuki. Caramel macchiato yang masih panas disuguhkan didepanku dengan sopan. Aku segera melirik jam tangan baby pink ku, "Pas! Masih jam 06.25" batinku sambil tersenyum simpul. Aku menyeruput caramel macchiato ku yang telah hangat sambil sesekali melirik kearah gerbang sekolah. Ya, apalagi selain menunggu senior kesayanganku?
Jam telah menunjukkan pukul 06.42, aku meletakkan cangkir putih ku yang telah habis kemeja. Dengan cepat mataku mencari sosok di lautan murid SMA Rosche Vigore. "Ah! Itu dia!" aku berteriak riang dalam hati. Mata hitamku terus mengikuti kemana ia berjalan. Pandanganku tak dapat terlepas darinya.
***
"Hey! yang habis ngeliatin sunbae (*kakak kelas dalam bahasa korea)!" Langkahku terhenti saat mendengar teriakan seseorang yang sangat familiar. Aku segera menoleh dan mendapatkan Esa sedang memperagakan posisi memanggil. Aku segera menghampirinya, "Ngapain masih disini? bukannya udah bel?" tanyaku bingung, "Bu Siti ngga masuk, jadi mending gue jalan-jalan" jawabnya dengan santai, "Yauda balik lagi yuk ke cafe" ajakku sambil menarik tangan Esa.
***
Sesampai di cafe sekolah, aku dan Esa mengambil tempat duduk yang kami duduki biasa. "Eh dev, siapa tuh belakang lo?" tanya Esa sambil mengarahkan mulutnya ke arah orang dibelakangku. Karena penasaran, aku menoleh dan mendapati senior yang kusukai tepat dibelakangku, dan kau tau apa yang spesial? Tidak lama kemudian dia juga menoleh kepadaku. Karena sadar wajahku sedang merah tomat, aku segera kembali ke posisi semula. "Sa gue semerah apa?" bisikku kepada Esa dan hanya dibalas dengan cengiran. Aku menghela nafas, tiba-tiba sebuah ide muncul dipikiranku. "Sa, kakak sepupu lo sekelas sama dia kan?" tanyaku kepada Esa yang sedang asyik meminum greentea-nya, "Iya, emang kenapa? Lo mau nyari tau?" tebak Esa, "Yaiyala Saaa, masa gue suka sama dia tapi nggatau apa-apa" balasku sambil memutar bola mata dengan malas, "Oke, gue tanya, ntar pulang gw kabarin lo" jawab Esa sambil mengacungkan jari 'OK' dan hanya kubalas dengan senyuman tanda terima kasih.
***
Pulang sekolah, aku menunggu sekolah sepi ditempat biasa, yaitu depan gerbang belakang sekolah. Aku selalu melakukan rutinitas ini karena aku berangkat dan pulang sekolah menggunakan mobil, sehingga aku harus pulang saat sekolah sepi dan semua guru telah pulang.
Aku sedang sibuk memainkan hp-ku dan tiba-tiba seseorang datang menghampiriku, aku mengalihkan pandanganku dari hp dan mengangkat kepalaku untuk melihat sosok yang berdiri didepanku. Dia, senior yang kudambakan, sedang berdiri didepanku. Mimpi apa aku semalam? Oh tuhan semoga wajahku tidak merah. "Ini punya lo kan?" tanyanya sambil menyodorkan kunci mobilku. Aku terkejut, "Hah? Ini kapan hilangnya?" aku segera merogoh sakuku, dan kunci mobilku memang tak betah tinggal didalam sana. Aku mengambil kunci mobilku dari tangannya, "M-ma-makasih kak" aku mengucapkan terima kasih kepadanya dengan canggung, "Lain kali jangan sembarangan lagi, nanti lo pulang pake apa?" nasehatnya, "Btw sama-sama" ucapnya lagi sambil tersenyum kepadaku. "OHSHIT tadi dia senyum ke gue?" Aku pasti mimpi indah semalam. Dan sejak kejadian itu, aku merasa masih ada harapan untuk menjadi pacarnya.
***
Sesampainya dari rumah, aku segera meng-nonaktifkan airplane mode di hp-ku, aku segera melihat ada notification dari Esa muncul di hp-ku, aku segera membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Love
Short StoryKumpulan cerita pendek yang mengisahkan tentang sedih dan bahagianya mencintai dan dicintai.