Aku perlahan-lahan membuka mataku. Penglihataku yang tadinya buram menjadi semakin jelas. Kulihatlah beberapa orang disekitarku.
"Eh, Tiara udah sadar"
"Gara-gara Rama nih. Pake godain cewek segala. Rama godain cewek buat yang pertama kalinya, eh ceweknya langsung pingsan. Greget."
"Sialan"
"Udah. Jangan dibahas lagi. Tiara kamu gapapa kan?"
Tari, you're the best. Ga salah aku punya sahabat sepertimu. Padahal, aku baru sadarkan diri, tapi mereka malah menyajikan percakapan yang bisa membuatku kembali pingsan jika mengingatnya.
"Udah baikan kok" Ucapku pada Tari
"Ra, maaf" Rama jadi ngerasa bersalah. Aku memang berlebihan seharusnya aku tak perlu sampai pingsan jadi makin malu. Ga kuat liat rama minta maaf seperti ini.
"Iya, gapapa kok, Ram" Balasku sambil tersenyum.
"Ekhemm" Galih kembali bertingkah. Padahal dulunya Galih pendiam, kenapa sekarang dia berubah seperti ini? Apa dia cemburu?
"Shhtt. Udah, Lih. Kasian tiara" tegur Ruby.
"Yaudahlah. Maafin aku juga ya Tiara?" ucapnya sambil berpuppy eyes.
"Jijik" hina Rama. Padahal Galih tampan saat seperti itu.
"Untung ganteng, jadi aku maafin" balasku jujur. Tampang memang bisa melupakan perilaku serta perkataan seseorang. Galih tersenyum dan menyenggol Rama. Mereka berdua memang sesuatu.
"Teman-teman, aku ingin mengatakan sesuatu. Suatu saat nanti, jika kalian sudah tahu bahwa diri kalianlah yang menyandang status 'the unseen' aku ingin kalian menitipkan diary yang telah kalian tulis kepada seseorang yang kalian percaya. Jangan lupa menyampaikan kesan dan pesan kalian kepada orang yang kalian sayangi, hanya itu yang bisa mengingatkan kenangan-kenangan yang terjadi diantara kita semua." Tari membuat bibirku terkatup rapat, begitupun dengan yang lainnya. Berbicara seolah-olah kita akan berpisah dan hanya meninggalkan sebuah kenangan dalam tulisan, menyedihkan sekali. Membayangkannya saja membuat airmataku terjatuh. Aku cepat-cepat menyeka air mataku, agar tak ada yang menyadarinya.
"Ohya, liburannya kita tunda dulu ya." Lanjut Tari
"Loh, kenapa?" Tanyaku heran.
"Nenek ku yang dikampung sakit, Ra dan besok aku bakal ijin sekolah buat jenguk nenek" Balas Tari sedih.
"Iya, gapapa kok. Semoga cepet sembuh ya." Ucapku
"Selfie bareng yuk, kenang-kenangan ntar aku yang cetak terus aku jadiin album." Ujar Ruby ceria.
Kami semua merapat dan bergaya konyol. Di foto pertama hanya Rama yang memasang tampang cool, yang lainnya? Tak perlu ditanya, Galih menarik ujung hidungnya hingga lubang hidungnya terlihat seperti babi, Ruby menjulurkan lidah, aku dan tari memonyongkan bibir. Sungguh konyol. Di foto kedua, Rama sudah tidak berlagak keren dan ikut bergaya hina. Haha benar-benar menghibur. Kami setidaknya mengambil sekitar 15 foto. Banyak yah.
Kami berlima duduk di sofa sambil nyemil. Rasa bersama ini benar-benar menyenangkan. Aku, Tari, Ruby, Galih dan Rama, sampai kapanpun aku tak akan pernah melupakan kalian.
"Eh, sebutin tempat yang kalian suka dan pengen kalian kunjungi sebelum meninggal." Celetuk Ruby.
"Ruby mah ngomong pake bawa-bawa mati" Balas Galih tak setuju dengan kalimat Ruby.
"Jawab aja, Kalo aku sih Laut, kalo nanti aku yang seharusnya ga ada di dunia ini, aku bakal jemput ajalku sendiri kok di laut." Ucap Ruby tersenyum
"Ruby ngomongnya jangan aneh dong" Balasku.
"Aku juga Laut" Ujar Tari.
Apa-apaan mereka ini. Aku, Tari, dan Ruby—kita bertiga juga tahu kalau kita semua suka laut.
"Jurang"
Kita semua menolehkan suara ke kanan ke arah sumber suara. Dan yang nyeletuk adalah Rama, seleranya ekstrim banget.
"Tebing"
Kita semua kembali menoleh ke kiri, dan ternyata si Galih lebih Ekstrim. Orang ganteng memang selalu suka yang ekstrim, jadi jangan salahkan cowokmu yang berwajah tampan jika mengajakmu kencan di tower, waks.
"Tiara suka apaan?" Lanjut Galih
"Laut" Jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSE ?
HorrorMereka bilang, kelas kita terkena kutukan, dan semua orang yang ada di dikelas kita akan diterpa kesialan. Mereka bilang, kesialan itu terjadi setiap 2 bulan sekali. Mereka bilang, itu semua karena seseorang yang seharusnya tak ada. Mereka bilang, j...