Rintisan Berular

93 6 5
                                    


-

kami adalah jerat-jerat petaka

kami biarkan jejak mereka melayang

karena kami adalah jerat tangan nista

dan celaka, apa daya kami dibayang

kami adalah jerat-jerat petaka

kami takut ingkar melupa

karena kami bukan jerat marabahaya

dan kami menjelma pendar malapetaka

Disuatu malam,di stasiun.

"Dosa, Bohonglah jika kamu tak tahu, itu percuma.Itulah bagian dirimu.Apa arti dari sebuah kata nan banyak orang menikmatinya?Mencintainya,melebihi harga dirinya dan nasib kehidupan busuk nya?perlahan, menggerogoti tiap inci dari tubuh hasil mahakarya tuhan untuk memimpin bumi mungil-Nya.Lucunya, makhluk ini berseok seok untuk mendapatkannya. Bukan, ini bukan masalah aku bertanya padamu apa kamu tahu maksutku atau tidak, akan tetapi, sangkut pautnya dengan hubungan dua kehidupan yaitu dunia rendahan ini dan dunia tak berujung disana..Itu yang aku alami sekarang.telinga tuli, badan lumpuh, mata buta. Telinga tuli, bukan-Nya ku tak bisa mendengar, tapi tak ada yang pantas untuk kudengar, dan tak ada yang bisa kudengar.Badan lumpuh, ku putuskan badanku tuk lumpuh, ku matikan sarafnya. Bukan karena tak bisa bergerak, tapi memang tidak ada hal berguna yang bisa kulakukan.mata buta,butaku tak seperti kebanyakan orang buta lainnya. 

Butaku hanyalah sebuah ilusi yang tak berujung. Aku bangga aku buta. Tak bisa melihat apa yang tidak perlu untuk dilihat. Kedengarannya memang tabu tapi beginilah kenyataanya. Aku berada di sebuah sel kurungan terketat di dunia. Dari tadi aku berbicara tentang tak berfungsinya semua indraku. Karena semua itu telah ditutupi dengan apa yang tlah kukatakan padamu sebelumnnya. 

Karena kamu tahu keadaanku, tentu kamu harusnya merasa iba. Ibalah kepadaku, ini bukan lah sebuah permintaan receh dariku, ini adalah perintah yang mutlak. Kamu tahu? Berapa banyak orang yang telah mati, menderita, kelaparan,bukan karena cara mereka yang salah untuk bertahan hidup.semua apa yang harus mereka dapatkan dirampok oleh bangsat bangsat disana,disini,disitu,diatas, dibawah,didepan dibelakang,disamping disakumu pun ada.hmmpf, sial. Aku buang buang waktu untuk menulis ini.

kepada kamu, siapa saja.

Selamatkanaku.

Karnaaku.

Adalahdosa yang benar."


Dia tutup kertas itu. Dia diam duduk di pojok kursi sembari mengantonginya atau menempatkannya bersama penjahat yang surat itu katakan ada dikantong.surat itu membuatnya ketinggalan kereta kedua sebelum terakhir di stasiun itu.lampu kereta menyorotinya dari kejauhan menandakan bahwa ada kereta terakhir yang akan "menjemputnya". kereta berhenti tepat menghadapkan nya di depan pintu gerbang kereta.dia masuk. Sepi. Namun ada yang menemaninya. Jam 12 malam memang waktu dimana kereta hanya diisi oleh orang yang "terlalu semangat" bekerja atau semacamnya.

Lalu, dia duduk di kursi samping pinti masuk kereta,dia duduk dengan tenang tanpa suatu pikiran buruk apapun yang melintas kecuali insting keingintahuannya terhadap isi dan maksud sialan dari surat itu.Tepat ada dua orang yang menghampirinya. Duduk disisi kanan dan kiri darinya.ia tak menggubris kedua orang dan ia bermain HP melihat berita "anak yang dicari" anak yang digambarkanberambut putih,albino, berambut sedikit, namun sedang dicari. Dia membaca itu sampai mereka membuatnya merasa ada yang tak benar dengan kedatangan kedua orang ini.setiap putaran roda kereta membuat nya duduknya semakin taknyaman oleh desakan kedua pria bertato ": ("di lehernya.

Saka SimetriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang