Prilly pov
Kulangkahkan kakiku memasuki kelas, hari ini mood ku benar-benar hancur, Rasya Kembaranku yang sangat menyebalkan itu memang benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya dia meninggalkankun hanya karena ingin menjemput sahabatnya yang baru datang dari jerman.Ku hempaskan pantatku kekursi dengan malas, menudukkan kepalaku sambil memejamkan mata.
"selamat pagi manusia Es" sapa seseorang, yah aku mengenal suara ini, dia adalah Sahabat kembaranku, Imannuell caesar hito
Aku menatapnya jengah " mau apa lagi kau? tolong jangan menggangguku! aku benar-benar tidak mood bertengkar denganmu"
Hito tertawa,hey apa yg lucu?
"aku tidak mengajak mu bertengkar Manusia es, aku kesini hanya ingin memastikan Apakah kembaran sahabat ku sudah tiba dikampus, barusan Rasya Menelfon ku""huh, bilang saja aku belum sampai" ucapku Lalu menundukkan kepalaku lagi
"Kau bisa membuatnya khawatir manusia es" ucap Hito, arrgghh kenapa pria ini sangat bawel?.
"sudah, turuti saja apa kataku! aku hanya ingin memberinya sedikit Pelajaran karena sudah meninggalkanku" ucapku
"lebih baik kau pergi dari sini, aku bosan melihat wajahmu yang tidak tampan sama sekali"
"sialan kau" ucap Hito kesal lalu melangkah keluar.
begitulah kami tak pernah akur, bahkan sering saling melontarkan kalimat kasar tapi kami saling menyayangi, Hito adalah sahabat saudara kembarku Rasya Desman Mahardika, mereka berdua, ralat bertiga dengan seorang yang pernah menyakiti hatiku, mereka bertiga bersahabat sejak kecil. Persahabatan merekalah yang mempertemukan aku dengan pria brengsek itu, ahh sudahlah aku tak ingin membahasnya.
"hey prill, apa cerita novel itu sangat seru sehingga kamu tak menyadari kedatanganku?"
Aku menoleh, Feli menatapku kesal
"kau kenapa fel? ini masih pagi dan wajahmu sudah seperti pakaian tak disetrika" kataku meledeknya. Dia semakin kesal
"kau tak tau prill, aku sedang patah hati dan kau malah mengacuhkanku. Aku ingin curhat" katanya, dia menangis? ah ya Tuhan siapa Pria brengsek yang sudah menyakiti sahabatku
"kau kenapa fel? ceritakan padaku!" ucapku menatapnya
feli menatapku sendu "Aku baru saja putus dengan Randy, dia selingkuh prill'
Aku menariknya kedalam pelukannya, semua lelaki memang sama, mengingatkan ku pada kejadian 3 tahun lalu pria brengsek itu juga menghianatiku.
"sudah ku bilang jangan terlalu mempercayai lelaki, sudahlah jangan menangis! lelaki seperti dia tak pantas ditangisi! ada aku disini" ucapku menenangkannya
Feli melepaskan pelukannya lalu tersenyum " trimakasih prilly, kau sahabat terbaikku meskipun sifatmu sedingin es sangat berbeda dengan saudara kembarmu yang pecicilan itu tapi kau selalu bisa membuat orang merasa tenang" ucapnya
"kau memujiku dan menghinaku feli, aku bukan manusia es" ucapku kesal
"hihi, sorry prill"
Yah, sifatku dan rasya memang berbeda, Rasya Gilbert Latuconsina Dia adalah saudara kembarku, mungkin ini terlihat aneh, aku memiliki sifat dingin, cuek kepada orang selain keluarga dan sahabat dekatku Hito dan Feli Sedangkan Rasya anak itu mempunyai sifat yang pecicilan Dan ramah kepada semua orang, Ah aku tak peduli toh sifatku yang seperti ini tidak merugikan siapapun.
***
"feli kau pulang dengan siapa?" tanyaku, aku berniat ingin menumpang padanya
"aku hari ini dijemput supir prill, seperti biasa kembali kerutinitas biasa sebelum pacaran dengan Randy" ucapnya tersenyum kecut
"hmm, sudahlah feli! tidak usah mengingat pria itu lagi!" ucapku, aku tak ingin sahabatku berlarut-larut dalam kesedihannya
"haii manusia es, eh ada balita" ucap hito, darimana munculnya manusia ini?
"aku bukan balita" ucap feli kesal
"kalau kau bukan balita, kenapa suara mu seperti balita"
"arghhhh,,bisa tidak kau stop menggangguku" teriak feli kesal
"sudah Hito! jangan meledek feli lagi"
"baiklah, prilly apa kau ingin pulang bersamaku? kau membuat rasya khawatir" ucap Hito sambil tertawa
"aku pulang bersamamu hit, feli apakah sopir mu sudah datang? " tanyaku
feli mengangguk " sudah prill, pak mamang sudah menunggu ku diluar, kalau begitu aku duluan ya prill, cowok jelek" ucap feli lalu pergi namun sebelumnya menjulurkan lidahnya kehito yang menatapanya kesal
"tidak usah sok imut! wajahmu tambah jelek" ucapku berjalan ke arah mobilnya
Kudengar Hito menggeram kesal. Aku tak peduli.**
"assalamualaikum" ucapku saat memasuki rumah, kemana rasya?"syaa" teriakku
"mungkin mereka ada dikamar" ucap hito lalu menarikku naik kelantai dua tempat kamarku dan Rasya
tok tok tok
hito mengetuk pintu kamar rasyaCeklek
Pintu terbuka dan tampak wajah bangun tidur kembaranku
"ah kalian sudah pulang, maafkan aku bie tadi aku terpaksa meninggalkan mu karena menjemput ali dibandara"
"a...Alii?" ucapku terbata
"iya prill, maaf aku mengajaknya kesini karna.."
"kau tidak mengerti aku sya, arghhhh" teriakku kesal lalu masuk kadalam kamarku
aku menghempaskan badanku ke king sizeku, aku menangis. Setelah 3 tahun lamanya aku berusaha melupakannya kini dia datang lagi? ah ya Tuhan
"aku benci Ali" ucapku sambil menggit
"bie" kudengar rasya Menggendor Pintu kamarku
"bie, buka pintunya bie! dengarkan aku dulu" teriak rasya
aku bangun dan mengusap air mataku, aku meyakinkan diriku bahwa aku sudah tidak mencintainya, dia tidak boleh melihatku terpuruk. Aku harus membuktikan kepadanya bahwa aku bisa tanpanya. Kulangkahkan kakiku menuju pintu, lalu membukanya. Disana rasya, verrel, dan Ali Pria yang sudah menorehkan luka dihatiku 3 tahun yang lalu
"bie" panggil rasya
Aku menghela nafas, aku tak boleh menangis disini. "ada apa sya? kau mengganggu istirahatku" ucapku kesal
Kulihat Ali menatapku sendu, aku tak peduli.
"bie, kau tidak marah?" tanya rasya lagi
"marah? buat apa? kau hanya mengajak temanmu kan? aku tak masalah" ucapku acuh
"ah trimakasih bie"
"aku tinggal disini sementara ya Prill, apartementku sedang di bersihkan" ucap Ali, sungguh aku merindukan suaranya.
Aku menggangguk " yah" balasku singkat
"kalau begitu aku istirahat dulu" ucapku lalu menutup pintu
hallo readers kesayangan 😘😘 cerita baru lagi hihi habisnya ide timbul diotak sayang klo dibuang jangan lupa vomentnya yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Benci
Random"Aku membencinya tapi aku mencintainya" Prilly Aurelia Ramona "apapun akan kulakukan untuk membuatnya kembali bersamaku" Ali Adhyastha Bagasditya