"RAKSASA"

20 2 0
                                    

Orang tersebut terus berusaha menerobos dengan tergesa-gesa hingga beberapa remaja kesal dan bahkan sampai ada yang terjatuh, terjadi keributan kecil, Amis dan Denny tercuri perhatiannya kearah orang tersebut, seketika langkah kami terhenti, berusaha untuk menebak ada apa dengan orang tersebut. Dia telah berhasil keluar, kemudian menghalangi kami dengan tangan kanannya sambil menunduk ke tanah.

Ingin rasanya memukul orang ini, lancang sekali dia menyentuh kami, kami hanya diperuntukkan disentuh para pejabat dan orang-orang kaya di belahan bumi manapun, sedangkan dia? Aku rasa untuk melihat wajah kami pun tidak pantas.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku dingin.

Orang tersebut tidak menjawabnya, tetapi dia menarik tangannya kembali. Aku merasa kesal dengan orang ini, tidak hanya telah menyentuhku tetapi dia juga tidak menghiraukanku. Apa dia sadar telah membuat kesal siapa? Jangan macam-macam dengan anugerah tuhan sepertiku.

"Aku sangat beruntung" Ucap orang tersebut yang masih menunduk dan sepertinya ada sesuatu yang dipungut. "lima ribu rupiah tak bertuan" Dia menengadah sambil menyeringai sembari menunjukkan selembar uang bernilai lima ribu rupiah di tangannya.

Sialan....!!! Aku tidak memperhatikan bahwa ada uang yang tergeletak di tanah. Daripada fokus kearah gadis-gadis bisa itu, lima ribu rupiah barangkali dapat kutukar dengan camilan enak sambil menunggu waktu makan siang.

"Jadi itu yang membuatmu gila?!" Tanya Amis kesal.

"Aduh, aku tidak memperhatikannya" Sesal Denny.

Orang itu berdiri sambil memasukkan uang tersebut kedalam kantong jaketnya, kemudian dengan lancangnya dia berjalan menembus antara aku dan Amis. Tak ada rasa bersalah sedikitpun, sementara itu semua orang memperhatikan kami. Aku tidak terima karena kelancangan orang itu dan yang telah merebut rezekiku, tanpa berpikir aku tudung jaketnya hingga ia juga ikutan tertarik. Semua orang yang sebelumnya bengong. Menjadi histeris, terutama para gadis. Amis dan Denny langsung paham dengan yang kumaksud, mereka dengan cepat memegangi orang tersebut.

"Hei! Hei! Apa yang kalian lakukan?!" Tanyanya gugup sambil menengok kami bergantian.

Amis dan Denny telah mengunci kedua lengan orang itu, aku pun tidak tinggal diam dengan memiting kepalanya. Dia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi kekuatan kami sepertinya lebih besar, sekarang tinggal menunggunya untuk memberikan uang itu dan mendengar ucapan minta maaf darinya. Lumayan untuk hari pertama, kami bisa mendapatkan seseorang untuk dijahili dan anak buah yang patuh.

Beberapa remaja terlihat ingin menolongnya, menurutku mereka adalah teman se-smp orang ini. Tapi jangan bertingkah sok pahlawan jika yang harus dilawan adalah kami bertiga, lebih baik semuanya menonton perjuangan orang ini untuk melepaskan diri dan kegigihan kami untuk menahannya. Mirip seperti ma...Oh kurasa tidak, ah aku tidak tahu apalah itu, yang terpenting saksikanlah.

"Hei...." Ucap orang tersebut terdengar sinis.

Aku sontak terkejut, tiba-tiba saja orang ini berubah auranya, seperti dia menyimpan sesuatu yang jauh dari yang kami bayangkan.

Kaki kanannya melayang kearah Amis yang mengunci lengan kirinya, Amis mendapatkan tendangan telak di perutnya hingga membuat pegangannya sontak terlepas. Kemudian giliran kaki kirinya yang melayang kesebelah kanan kearah Denny yang tak sempat lagi menghindar, dia terpental dan jatuh. Lalu orang tersebut menahan lenganku yang sedang memitingnya, kemudian membantingku ke depan hingga membentur tanah.

Ada apa dengan orang ini? Cucu dari Bruce Lee? Reinkarnasi Pitung? Atau dia sedang dirasuki oleh keduanya? Beberapa kali kami mencoba untuk menyerangnya, tapi dia selalu saja membuat kami berbaring di tanah, parahnya lagi tak satupun dari kami berhasil memukul atau menendangnya. Tak satupun dari kami yang menyerangnya lagi, aku hanya memperhatikannya dengan kesal sambil memegangi perutku sehabis ditendangnya. Begitu pula dengan Amis dan Denny.

You And Me Like A Plant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang