[Nath]
Gue terdiam, memandang sosok michael yang sedang tidur, namun dibalut dengan berbagai macam alat kedokteran disekitarnya. Entah apa yang dia rasakan, tapi gue berani taruhan itu samasekali nggak enak.
"Sebentar lagi mikey pasti bangun" tukas aunt karen, mengelus kepala michael pelan, kemudian beralih pada gue. "Nath, kau basah begitu lebih baik ganti baju dulu"
Gue menggeleng,
"Nggak usah, auntie""Jangan begitu, nanti sakit. Pakai baju michael saja dulu, nggak apa apa" senyumnya, memberikan gue sweater dan celana panjang milik michael, yang gue rasa akan terlalu besar di gue.
"Baiklah... Maaf ya, jadi merepotkan begini..." tukas gue, sambil mengambil baju michael dari tangan aunt karen.
"Nggak apa apa. Kau sekolah di mana, nath?" Tanyanya, sambil gue masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dekat tempat tidur michael.
"Di situ, auntie" jawab gue, mendadak lupa dengan nama sekolah sendiri.
"Di situ, loh. Aduh apa namanya, ya... Pokoknya public school, hehe" cengir gue, sambil memakai sweater milik michael.
Dan benar aja, pakai itu gue berasa pakai daster.
Gombrong banget, men.
Coba celananya, ah...
Gue mematung, menatap pantulan diri gue di kaca dengan pandangan ngeri. Ya, daripada terlihat seperti manusia yang pakai sweater dan celana panjang, gue lebih mirip dengan tapir yang ditimpa bed cover.
Ini gue jalannya gimana kalau celananya nyangkut di jari gue...
Dan demi keselamatan gue jalan, akhirnya gue lebih memilih untuk melepas celana panjang itu dan tetap memakai celana pendek gue yang gue pakai di dalam rok sekolah. Nggak, jangan salah kaprah, ini bukan celana dalam, ini celana pendek biasa. Sinting kali gue kalau cuma pakai celana dalam.
Tapi kesannya jadi gue nggak pakai celana... Bodo, ah.
Dengan pede, gue keluar dari kamar mandi, disusul aunt karen yang melihat gue dengan tatapan bro-lu-serius-nggak-pakai-celana-?
"Um, ini celana, auntie..." Tukas gue, menaikkan sedikit sweater untuk menunjukkan keberadaan celana gue.
"Okay... Kenapa nggak pakai celana panjangnya saja?" Tanyanya, yang gue jawab dengan gelengan.
"Kepanjangan, nanti takutnya kotor" cengir gue, yang hanya dianggukinya seraya tersenyum.
Kapan gue punya mom yang nggak demen nyemprot kayak gini...
"Mom?"
Gue menengok, menatap suara di belakang yang memanggil aunt karen.
Aunt karen yang dipanggil kenapa gue yang nengok ya? Tau ah, suka suka gue.
"Hey" tukas aunt karen, menghampiri si empunya suara dengan segera. Ya, michael.
"Bagaimana rasanya?" Tanya aunt karen, yang hanya digelengi michael.
"Seperti biasa" jawab michael parau, kemudian mengalihkan pandangannya pada gue.
Gue terdiam. Bukan apa apa, gue hanya takut disangka maling baju lantaran pakai sweaternya.
"Mom, itu-"
"Ya, sayang. Itu nath, adik sepupumu. Kau ingat?" Tanya aunt karen, mengisyaratkan gue untuk menghampirinya.
Jangan gebug gue, ya... Mom lu loh yang menyuruh gue pakai baju lu. Gue bukan maling baju, kok. Beneran, deh.
Perlahan, gue menghampiri aunt karen dan michael -yang menatap gue dengan pandangan bingung, terlebih karena gue memakai bajunya-.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Pamit • mgc
Fanfic"Gue pamit dulu, ya. Lu harus ikhlas, atau nggak gue nggak akan tenang" Kemudian, sambungan telfon diputus olehnya. Kemudian, dia meninggalkan gue sendiri Kemudian, kata 'pamit'-nya menjadi ucapan selamat tinggal untuk yang terakhir kali.