Part 1

54 10 5
                                    

E l l e n a pov

"Nona, bangun non.." ucap seseorang yang suaranya sangat familiar bagiku.

"Non sudah jam setengah 7 non.. Nanti telat." ucapnya lagi. Ia adalah maid-ku, Marry. Ia sudah bekerja cukup lama disini.

Aku pun terbangun dari tidurku kemudian berjalan gontai ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, aku langsung turun kebawah untuk sarapan.

"Pagi, Nona Elle."ucap salah satu maid dirumahku yang bernama Jane. Aku hanya membalas dengan anggukan lalu tersenyum.

Di meja makan, aku mendapati beberapa roti coklat dan susu vanilla hangat. Aku langsung menghabisi keduanya. Setelah habis, aku langsung menuju garasi dan menemui Kelly--sepeda kesayanganku yang sedang terparkir rapi.

"Good morning Kelly. Let's go to school!" ucapku kepada Kelly-sepedaku. Terdengar gila, huh? Aku tahu itu. Tetapi, itu memang sudah menjadi kebiasaanku sejak kecil.

Kelly ini adalah hadiah ulang tahunku yang ke 16 kemarin. Dad membelikannya untuk aku pergi kesekolah. Mom and dad menyuruhku mengendarai mobil saja ke sekolah, tetapi aku tidak mau. Lagipula, aku juga tidak bisa mengendarainya.

Aku mengayuh sepedaku dengan gerakan cepat karena 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Brugh!

"Ugh!"

Ah, shit. Aku terjatuh karena ada batu besar di jalan. Okay, cobaan di pagi hari.

"Hahaha dasar bego!" Maki seseorang yang sangat kukenal suaranya. Siapa lagi kalau bukan Vanessa.

"Jalan tuh liat-liat! Kacamata segede gitu masa gabisa liat! Hahaha." Timpal temannya, Kylie.

"Udah yuk guys! Good bye nerdy!" Vanessa dan temannya langsung menancap gas mobilnya dan meninggalkanku begitu saja.

Aku membersihkan bajuku dan mulai mengayuh sepedaku lagi dengan hati-hati. Tenyata Vanessa dan teman-temannya sengaja menaruh batu tersebut karena mereka tahu aku akan melewati jalan itu. Aku mencoba melupakan kesialan pertama di pagi hari ini dengan bersenandung saat menuju sekolah.

***

"Okay see you next time." ucap Mrs. Anastasia lantang. Ia adalah guru pelajaran sejarah. Sedari tadi aku tidak mengerti apa yang ia ucapkan. Aku sangat tidak berkonsentrasi pada pelajarannya hari ini. Entah mengapa.

Saat berjalan menelusuri koridor, aku melihat Ethan berjalan bersama bodyguard-nya, Harry dan Bastian. Ku akui aku memang menyukainya dari kelas 10. Siapa yang tidak akan menyukai lelaki setampan dia? Tentunya gadis-gadis disini akan langsung klepek-klepek saat melihatnya. Selain tampan, ia juga memiliki sifat yang ramah kepada semua orang. Namun sayangnya, dengar-dengar ia berpacaran dengan Vanessa si jalang itu.

Selama bersekolah disini, aku dan dia tidak pernah mengobrol sama sekali. Ia mungkin juga tidak mengenalku sama sekali.

Sesampainya dikantin, aku langsung membeli cheese burger dan milkshake. Setelah dapat, aku langsung mencari meja yang akan ku tempati.

Aku mengitari kantin beberapa kali sambil membawa nampan namun sialnya aku tidak juga menemui meja kosong. Saat aku sedang sibuk mencari meja, tiba-tiba..

Am I Worth It?Where stories live. Discover now