Part 2

33 6 3
                                    

A u t h o r pov

Waktu menunjukan jam 21:30 tetapi Ellena belum juga tidur. Ia sedang berdiri di balkon sendirian memandangi perumahan yang dipenuhi lampu yang menerangi rumah mereka. Senyumnya belum juga pudar saat kejadian disekolah tadi.

Ia masih mengingat setiap detik saat Ethan bertanya siapa namanya, sampai saat mereka berdua dihukum membersihkan mobil jadul milik Mr. Herman.

Andai saja ia menjadi posisi Vanessa, ia tidak akan membuat Ethan malu, tidak akan membuat Ethan kecewa dan pastikan Ethan akan selalu bahagia dengannya.

Sayangnya, ia tidak menjadi posisi Vanessa.

Ellena turun kebawah dan mengambil susu cokelat yang disediakan oleh Marry setiap malam. Dulu, yang menyiapkan susu setiap malam adalah momnya. Sekarang, momnya sibuk bekerja membantu perusahaan dadnya di London.

Ellena bukan termasuk anak yang manja. Ia adalah anak yang mandiri. Jika saat weekend keluarga lain sibuk berlibur atau menghabiskan waktu bersama keluarganya, tapi tidak dengan Ellena. Ia menghabiskan waktu libur dengan belajar. Sehingga ia mendapat prestasi yang bagus disekolahnya.

Setelah menghabiskan susunya, Ellena kembali ke kamar dan mencoba menutup mata hingga esok pagi.

***

E l l e n a pov

Kring!

Terdengar suara alarm yang sudah berkali-kali terdengar oleh kedua telingaku. Alarm tersebut kuletakkan di nakas tepat sebelah kasurku.

Aku terbangun dan meraih weker di nakas. Waktu menunjukan 05:45

Aku melihat ada seragam putih terletak  rapih diatas meja belajarku. Senyumku kembali mengembang mengingat siapa pemilik seragam tersebut.

Ialah Ethan.

Aku langsung bersemangat menuju kamar mandi dan mulai membersihkan diriku.

Skip*

"Pagi nona"ucap Marry seperti biasa.

"Pagi juga Marry"ucapku tersenyum lebar.

"Kelihatannya nona bahagia sekali pagi ini? Ada apa?"

"Ah gapapa kok"

ucapku masih tersenyum. Marry hanya menggelengkan kepalanya kemudian pergi menuju dapur. Aku segera menghabiskan sarapanku.

Setelah habis, aku menuju garasi dan langsung menaiki Kelly.

Sepanjang perjalanan aku hanya membayangkan apa yang terjadi nanti. Aku akan berterimakasih pada Ethan karena telah meminjamkan seragamnya. Berkatnya, aku tidak dimarahi Mrs. Jena saat pelajaran kimia kemarin.

Aku telah sampai disekolah dan memarkirkan Kelly dibawah pohon agar ia tidak kepanasan. Aku berjalan menuju kelas. Pelajaran pertama adalah Fisika. Yeah, nilaiku dipelajaran ini cukup bagus dan aku menyukai pelajaran ini. Ditambah Mrs. Anna, guru yang disukai banyak siswa ini tidak hanya baik hati, namun ia sangat cantik walau umurnya sudah diatas 30. Ia terlihat awet muda.

Aku izin ke toilet untuk buang air kecil. Saat di koridor menuju toilet, aku melihat Ethan sedang di omeli oleh Mrs. Mia.

"Kamu ini! Memang ini sekolah milik nenek mu! Datang seenaknya aja! Lihat jam berapa?"ucap Mrs. Mia sambil menjewer telinga kiri Ethan.

"Aduh, aduh, aduh! Hm jam setengah delapan bu"ucap Ethan dengan senyum bodohnya. Aku hanya tersenyum.

"Eh hai Elle"ucap Ethan membuatku tersentak kaget. Aku hanya tersenyum kikuk melihatnya.

Am I Worth It?Where stories live. Discover now