Chapter 1 : Prolog

35 5 2
                                    

Chapter 1 : Prolog

Kedamaian itu memang sangat dibutuhkan karena damai adalah jalan menuju kebahagiaan.

Moskow, Rusia, 25 Juni 2xxx.

"Setelah lima tahun perang antara manusia planet bumi dengan manusia lainnya telah usai, akhirnya pihak-pihak  dari Serikat Galaksi memasukkan planet Bumi beserta penduduknya dalam daftar planet yang dilindungi di bawah kekuasaan Serikat Galaksi."

Klik!

Aku matikan televisi lebarku yang tengah menanyangkan acara berita seputar perdamaian antara manusia planetku dengan manusia dari planet lainnya. Kami berperang selama lima tahun setelah mendapat pengakuan dari pihak Amerika Serikat bahwa mereka memang bekerja sama dengan para alien dalam waktu yang sangat lama dalam tujuan untuk lebih memajukan negara mereka. Hal itu memicu kemarahan para manusia dari planet lain yang menemukan planet kami tentunya karena tujuan kerja sama tersebut tidak ada dalam perizinan atas Serikat Galaksi yang sudah sangat lama dibentuk, sedangkan kerja sama seperti itu haruslah didasari dengan perizinan dari berbagai pihak Serikat Galaksi serta dengan pihak organisasi-organisasi antariksa lainnya. Tanpa kami sadari, rupanya para alien memiliki tujuan busuk yang terselubung selama bekerja sama dengan manusia bumi.

Selama peperangan terjadi, berbagai bangsa alien yang merasa bahwa bangsa manusia telah berhasil mereka adudombakan mulai menebar teror. Mereka membunuh bangsa kami sebagai hiburan mereka. Selain itu, tujuan para alien membantai kami adalah untuk menjatuhkan kedudukan manusia dari Serikat Galaksi yang selama ini melindungi perdamaian antar planet dan galaksi di alam semesta.

Menyadari tujuan jahat mereka, akhirnya bangsa manusia bumi dengan manusia dari berbagai planet mulai berdamai dan menjamin bumi dalam lindungan Serikat Galaksi.

Selama perang itu terjadi, aku kehilangan kedua orang tuaku dalam medan pertempurannya di Berlin, Jerman. Aku tidak tahu pasti penyebab kematian mereka, namun terakhir aku bertemu dengan kedua orang tuaku di saat mereka hendak pergi ke negara tersebut untuk menyelesaikan suatu penelitian. Iya, orang tuaku bekerja sebagai ilmuan dan pernah bekerja di NASA. Sesungguhnya, aku heran pada mereka dan aku bingung mereka bekerja di mana setelah mereka keluar dari NASA. Dan lagi siapa yang menugaskan mereka melakukan penelitian di Jerman hingga mereka terbunuh dalam medan perang pun aku tak tahu.

Setelah sepeninggalnya kedua orang tuaku, aku tinggal bersama nenekku di Bandung, Indonesia selama perang itu masih berlangsung karena negara itulah yang masih aman dari peperangan serta negara kepulauan itu juga tempat kelahiran nenekku. Selama di sana, Nenek memberikanku sebuah buku jurnal tua miliknya. Buku jurnal itu berisi tentang proyek penelitian sederhana tentang astronomi yang ia tekuni semenjak beliau remaja. Nenek akui bahwa beliau begitu tertarik dengan hal-hal berbau astronomi semenjak beliau kecil, walau keluarga Nenek bukanlah orang-orang yang begitu tahu tentang astronomi.

Di halaman awal-awal jurnal tersebut hanya tertulis informasi sederhana setingkat tata surya. Semakin mencapai halaman tengah, di sana tertulis informasi tentang penemuan planet-planet yang diduga dihuni manusia. Dan ketika mencapai hampir ke halaman terakhir ada informasi tentang jenis-jenis alien. Ada lima bangsa alien yang membuatku tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut, yaitu alien Grays, Ave, Reptilian, Xenomorph, dan Predator. Aku sempat tertawa saking tidak percayanya bahwa Nenek memasukkan dua alien fiksi tersebut ke dalam daftar alien dalam jurnal yang seluruh informasinya bersifat nyata. Tetapi, andai aku bisa menarik tawaku itu kembali pasti akan aku tarik. Pasalnya, beberapa berita di media massa memberitakan tentang pembantaian yang terjadi di hampir seluruh belahan dunia. Dan tahukan siapa pelakunya? Predator dan Xenomorph. Entah itu suatu kebetulan mereka memang benar-benar nyata atau yang menciptakan kedua karakter alien tersebut memang mengetahui bahwa mereka nyata.

AndroMega : Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang