Merindukanmu (VenomeNal)

1.5K 66 9
                                    

Jakarta, September 2003

Seorang gadis cantik berumur 14 tahun berparas bak Bidadari kayangan berjalan seorang diri sambil menunduk membelah jalanan yang sepi karena tugas sang senja telah berganti malam. rambutnya yang panjang tergerai indah hampir menutupi seluruh wajahnya,

Angin malam dengan begitu mudah menerpa wajahnya yang maha elok tanpa cela itu membuat helaian demi helaian rambutnya berterbangan bak seorang model yang sedang berjalan di cat walk.

Dia mengenakan baju seragam sekolah yang nampak sedikit kusam, walaupun kusam masih layak untuk dikenakan.

Di tangan sebelah kirinya terdapat beberapa kantong plastik yang berisikan makanan untuk makan malamnya bersama sang ibu.

Saat tiba di depan rumah sederhananya (bisa di bilang rumah yang jauh dari kata mewah) tidak lupa dia mengetuk pintu melepas kedua sepatu yang melekat di kudua kakinya lalu masuk. di edarkan pandangannya untuk mencari sosok yang sangat di sayanginya, namun nihil orang yang di carinya pun tidak ada.

Saat ingin memanggil ibunya, tiba-tiba ada sebuah telapak tangan yang besar membekap mulut kecil miliknya, dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk memberontak. matanya membulat ketika melihat makanan yang dibawanya untuk sang ibu jatuh berceceran di lantai, berontak dia terus memberontak tapi, apa daya kekuatan sang pemilik tangan itu lebih besar dari kekuatannya.

Tak berselang lama, dia tersungkur ke depan akibat dorongan dari orang itu. saat berbalik, dia bisa melihat dengan jelas siapa yang membekap dan mendorongnya, terlihat seorang laki-laki berkumis, tinggi, gagah, di tambah mata elang yang menghiasi wajah tampan dan memiliki banyak  kerutan di wajah yang menandakan bahwa laki-laki itu tidak lah muda lagi.

"Dimana ibumu?" tanya laki-laki itu dengan nada dingin memandang dengan tatapan tajam seolah ingin memakan mentah mentah pada gadis lemah yang tengah terduduk di lantai

"Aku tidak tahu" jawabnya sambil menunduk melihat lantai kedua tangannya meremas kuat-kuat rok seragam miliknya

"Dimana Ibumu?!?!" lagi, laki-laki itu bertanya dengan suara sedikit meninggi

"Aku tidak tahu ayah hiks"jawab gadis itu terisak tak mampu membendung tangisnya

"Aaarrrggghh!!"teriaknya frustasi, menjambak rambut dan mengusap kasar wajahnya "Dimana wanita jalang itu? akan ku bunuh dia bila bertemu" lanjut laki-laki itu

"Ayah hiks..jangan lakukan itu hiks" ucapnya menyatukan kedua tangan di depan dada memohon kepada sang ayah lengkap dengan dua anak sungai di kedua pipinya "aku yang salah..jangan lakukan itu Ay---"

Plaaak

Sebuah tangan besar dan lebar mendarat dengan mulus di pipi kanannya,

"Diam kamu!! dasar anak tak berguna!!"

Syuuttt

Kembali sebuah ikat pinggang mendarat dengan mulus di tubuh sang gadis tepatnya di kedua kaki jenjang yang masih tertutupi kaos kaki panjang sampai lutut

"Ayah hiks hiks sakit...huhu~~ Ayah maaf aku yang salah"

"Arrgggghhhh"dia menjerit kesakitan karena sudah tidak bisa menahan rasa sakit di kedua kakinya.

Setelah beberapa menit penyiksaan itu pun berakhir, sekarang tinggal lah dia seorang diri dirumah itu. Sang Ayah dengan santainya melengos pergi begitu saja tanpa mengucap sepatah katapun. menangis terisak seorang diri di tengah malam yang sepi dan sunyi memegangi kedua kakinya yang mungkin sudah banyak memiliki bercak-bercak kebiruan bahkan cairan berwarna merah ikut andil bagian. malang sekali

Sebuah CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang