Second

84 12 0
                                    

Second

"Kamu turun disini aja,aku mau cari tempat parkir!'' suara serak Clara kembali terdengar,sementara Luna hanya diam dan berusaha menolak.

''Nggk mau!'' Luna menolak sambil menggelengkan kepalanya.

Salah satu sifat Luna yang keras kepala semakin menjadi.Clara hanya memasang senyum saat menghadapi sifat Luna yang bertempuk tumpuk membuat emosi.Clara mengangguk seolah memberi kode pada Luna.
Rupanya Luna sudah paham dengan kode anggukkan kepala.Hidung nya membesar seolah mengambil nafas panjang dan dibuang begitu saja.Kaki kiri nya melangkah ke luar mobil dan pandangan matanya masih focus pada Clara.Satu demi satu,langkah demi langkah dia pijak tanah itu,dengan ketukan sepatu berhak yang berirama tidak beraturan.Seolah memberi tanda dia datang untuk pertama kalinya.Sekumpulan murid kelas X.2 yang nampak melarikan diri dari hukuman,kini diam serentak. Saat melihat Angel keluar dari mobil,mereka terpesona bahkan sampai ada yang mengences.

"Woww,ada cewek cantik bro!" secara spontan Tommy berpendapat.Tak lama kemudian disambar dengan kalimat pujian dari Bambang,salah satu anak kesayangan guru bk yang setiap hari tanpa bosan membuat masalah

"Bidadari turun dari mobil bro!" kalimat argumen Bambang dapat bertahan tanpa ada yang mengelak.
Sementara Anji,yang sampai sekarang masih jomblo hanya bisa membuka mulut nya tanpa berpendapat atau beragumen.Tommy tertawa terbahak bahak saat melihat Anji mengencès. Suara Tommy rupanya dapat didengar Luna,dia panik dan langsung membalikan badannya untuk melihat suasana di belakang,dengan sepasang bola mata yang memantau keadaan sekitar.Sementara Tommy dan kawan kawan menahan pergerakan dengan bersembunyi di samping tembok pagar sekolah.

"Si-siapa disana!" Luna berusaha membuka mulutnya dengan sepasang kaki yang sedari tadi berdiri gemetar.
Sapaan Luna tidak ada yang menjawab,karena Tommy dan kawan kawan sekarang sedang menutup telinga.Ia semakin panik dan terbawa suasana.Sementara Tommy dan kawan kawan lebih memilih kabur dari tempat persembunyian.Sampai sekarang Luna masih berdiri dengan kaki yang gemetar.Dia berharap Clara cepat kembali dan akan ia ajak pulang,hal yang sering dilakukan Luna saat ketakukan.

Akhirnya ia memilih dengan berat hati,untuk berjalan menuju koridor sekolah.Disana banyak sekumpulan murid yang sibuk dengan kegiatan masing masing.Ada yang bercanda riang,Update berita terbaru,sampai ada yang memilih berkumpul di sudut paling pojok dengan salah satu orangnya yang memegang hp.Memang pada saat itu adalah jam istirahat,menurut mereka adalah jam yang paling membahagiakan.

Luna terihat bingung,entah harus kemana sekarang.Ia lebih memilih jalan lurus tanpa belok kanan atau kiri.Bola matanya terlihat kebingungan mencari sesuatu yang hilang.Yang ia harapkan hanya Clara,sang penolong kejadian ini.
Luna nekat melewati zona terlarang yaitu sudut paling pojok,
karena disitulah sarang kejailan anak kelas XII merebak.

"Cantik..." seruan murid kelas XII.5 yang mencoba untuk menyapa.

Luna bergidik diam,kepalan tangannya semakin kuat.Di tambah lagi dengan siulan dan tepuk tangan dari para siswa yang berdiri di depan koridor.Nasibnya sekarang diibaratkan dengan buah simalakama.Yang ada di otaknya hanya Clara,Clara,dan Clara.Karena emosi,Luna langsung meninggalkan koridor dan mencari tempat aman.Lain halnya tadi di koridor dia memilih diam untuk berdoa,dan sekarang ia sedikit lega untuk menghirup nafas,belum tau pasti sekarang ada dimana tapi yang jelas ia di depan kelas X.Walaupun sudah tenang tapi tetap saja pikirannya masih memberontak dan bertanya Clara ada dimana.Sudah tiga puluh menit Luna kesana kemari mencari Clara.Kaki nya yang tadi berdiri gemetar sekarang menjadi kaku dan lemas.Kepalanya pusing setengah mati,kedua matanya beradu dengan kabut,suara di sekitar terdengar sayup dan 'prakk'

"Kamu sakit?"
Tanpa sadar,ia sekarang ada di pelukan seorang cowok.Pelukannya begitu hangat,kedua tangan cowok itu memegang erat badan Luna.Hembusan nafasnya berirama naik turun.Sementara Luna hanya diam tak mengerti apa-apa,tapi berada dipelukannya begitu nyaman.Seolah dia adalah pangeran idaman hati. Para murid yang menjadi saksi mata kini terdiam,dan seketika menjadi riuh dengan siulan murid kelas X.

"Ciee.." seruan dari Bagus murid kelas x.8.Kemudian disambar dengan kalimat pedas dari Dion salah satu murid kelas XII "Peluk aja terus,emang lu siapa dia?" ada pepatah yang mengatakan bahwa sirik itu tanda tak mampu,kini Dion yang beragumen pedas membuktikan bahwa dia tak mampu untuk memeluk seorang cewek sekalipun.Para saksi mata kini diam serentak,dan tatapan mereka focus pada Dion.Karena bosan,satu persatu saksi mata memilih untuk meninggalkan tempat kejadian.Sementara Luna yang sedari tadi hanya diam menahan pelukan seorang cowok yang tidak dikenal,badanya yang kaku menghambat pergerakan.Halaman belakang kini sepi,hanya cewek tukang gosip yang senantiasa berdiri melihat adegan selanjutnya.

"Segini doang adegannya!" kekesalan Rini si tukang gosip meledak,meminta adegan selanjutnya.

"Eh, lu mau kemana?" Rani protes melarang Rini untuk pergi.

Seorang pria yang datang dari arah berlawanan nampak seram,dengan tatapan tajam melihat arah kejadian.Kepalan tangannya semakin kuat,seolah ingin menghabisi seseorang dengan pukulan tangannya.Dilihat dari kejauhan Luna telah melepas pelukan dari seorang cowok yang tidak dikenal.

"Maaf" lelaki itu hanya diam menahan malu.Sementara Luna tidak mengeluarkan sepatah katapun, karena ia masih focus dengan detakkan jantungnya yang semakin kencang.

"Kamu tau sekarang jam berapa? Dan kamu tau Waktu sangat penting bagi saya bahkan lebih penting dari kamu!" Pria itu sudah tiba sebagai tokoh baru yang tidak dikenal,secara spontan tatapan matanya focus pada Luna. Luna membalas tatapan nya dengan membuang muka,sambil menggigit bibir berharap ia bisa pergi dari masalah dua pria yang tidak dikenal.

"Saya tidak mengenal kamu,memang kamu ini siapa? datang kesini seenaknya!" emosi pria itu kini tertuju pada Luna.
Semakin diam dan hening suasana diantara kami.Map dokumentasi yang dipegang pria itu kini dilempar ke wajah cowok yang tidak dikenal.Ia menghindar dan pergi meninggalkan tempat kejadian.Sementara Luna hanya diam menahan emosi.

"Saya masih mencari identitas kamu!" Jari telunjuk pria itu kini mengarah ke muka Luna.
Luna hanya diam dan masih bertanya nama dari kedua pria itu.Kini ia berdiri sendiri ditinggal pergi dua lekaki yang tidak dikenal.Suasana berubah,karena datangnya teriakan mengangetkan

"Angel...!" suara itu terdengar jelas dari arah berlawanan.Tatapan dan muka Angel kini berpaling dan focus melihat sesosok wanita dari arah yang semakin mendekat

Over ThinkingWhere stories live. Discover now