01;

18K 1.5K 57
                                    

Hari ini bukanlah hari istimewa seperti 30 hari dalam sebulan milik Taehyung lainnya. Laki-laki dengan mata sedalam palung lautan ini menjalani rutinitasnya seperti biasa. Namun seperti 30 hari yang lalu itu juga, Taehyung masih memikirkan satu hal yang samaㅡ sebuah pikiran dimana ia terlalu mengkhawatirkan seseorang berlebihan, padahal Taehyung tahu, Taehyung berada di dekatnya, Taehyung memiliki gadis itu. Entah apa yang membuat Taehyung justru merasa gundah.

Hari ini pun langkah kakinya bergerak sendiri menuju kampus jurusan seniㅡ kampus gadisnya. Tidak ada satu haripun Taehyung tak berkunjung masuk ke dalam bangunan tersebut. Meski harus berjalan cukup jauh dari fakultas kesehatannya ke fakultas seni. Ada sesuatu disana yang terus-terusan membuatnya takut kehilangan gadisnya.

Jeon Jungkook,

Disanalah semua letak masalah Taehyung berada.

Hingga semua logikanya tidak bekerja, mematikan sistem otak lalu kemudian...

hati serta perasaannya mengambil alih.

Taehyung benci mengakui ini tapi ia paling tidak suka gadisnya diinvasi oleh orang lain. Apalagi orang lain ini adalah mantan kekasih si gadisㅡ juga seseorang yang menorehkan luka begitu dalam pada gadisnya.

Luka tersebut tak dapat terhapus segampang luka berdarah lainnyaㅡ Taehyung sangat paham itu. Dan tugasnyalah yang harus mengobati si gadis, seperti cara kerja bethadine. Karena ia telah berjanji. Ia akan menjaga gadisnya dari Jungkook. Berlebihan sekali memang kalau kita berpikir bahwa Jungkook penyebabnya, laki-laki itu memang sudah punya gadis lain tapi tetap saja... Taehyung tak bisa berdiam diri sebelum luka si gadis benar-benar sembuh olehnya. Kalau saja Taehyung santai, mungkin Jungkook akan memulai langkahnya mendahului.

Seperti waktu terakhir kali...

"Taehyung, aku ingin bicara." Suara lembut itu membuat Taehyung terpaksa menghentikan fokusnya pada buku di tangan. Diletakkannya buku tersebut di meja. Lalu tubuhnya memutar ke arah gadisnya yang menunduk.

Apa yang terjadi?, saat itu Taehyung bertanya-tanya.

"Iya, ada apa?"

Bukannya menjawab, si gadis justru memberinya ponsel warna silver miliknya.

Kening Taehyung mengkerut bingung tapi ia tak banyak bertanya, cukup melakukan apa yang gadis itu inginkan dan membaca apa yang tertera dalam ponselnya.

Hyena, ayo bertemu di rooftop.
ㅡ jungkook.

Nafas Taehyung langsung tercekat. Marah, tentu saja.

Laki-laki mana yang tak marah saat seorang mantan dari kekasihnya mengajak bertemu. Ia  gila kalau masih bisa menghirup oksigen dengan tenang.

"Jangan temui dia." Suara Taehyung terdengar tegas. Sederhana untuk membuktikan bahwa ia tak memperbolehkan gadisnya dengan suka rela masuk kandang macan. Memangnya ia bodoh?

Ketegasan Taehyung ini membuat Hyena menciut. Gadis itu sudah menduga Taehyung akan melarangnya tapi masih saja berani meminta ijin.

"Maafkan aku..."

Ia mengatakan sesuatu yang Taehyung benci. Sebuah permintaan maaf tanpa jelas letak dimana sebabnya. Taehyung bukan robot penerima maaf berkali-kali, ingat?

"Tidak usah minta maaf." Sinis Taehyung, laki-laki itu tiba-tiba berdiri. "Akan kuurus si pecundang ini." Tangannya mengepal hingga buku-bukunya memutih.

Mendesis kesal, "Masih punya muka untuk menemuimu. Seharusnya dia menghilang dari pandanganmu."

"Aku tidak akan segan lagi untuk memukul wajahnya yang tampan. Bakal mati atau tidak, aku tak perduli." Tambahnya makin geram. Terakhir kali kan Taehyung memang sengaja mengalah, karena ia tak bisa melayangkan bogemnya sembarangan di hadapan gadis yang dicintainya. Prinsip seorang laki-laki sejati.

Gadis bernama Hyenaㅡ kekasihnya ituㅡ terkesiap. Ia mendongak, menampilkan raut sendunya yang membuat Taehyung muak. Demi apapun, Taehyung paling benci gadisnya terluka.

Si gadis menggenggam tangan Taehyung erat-erat. Melingkupi tangan Taehyung yang mengepal agar bara api disana padam. Menggeleng cepat hingga membuat beberapa anak surai hitamnya bergerak kesana-kemari.

"Jangan lakukan itu. Tolong Tae, demi aku..." bujuknya sambil tetap memasang tatapan memohonnya pada Taehyung.

Ini kelemahannya. Taehyung tidak pernah bisa mengacuhkan permintaan Hyena. Ia bisa saja tapi ia akan menyesal setengah mati setelah melakukannya. Ia terlalu mencintai gadis ini.

"Baiklah," ia menghela nafas pasrah. Diturunkannya tangan dingin milik si kekasih dari tangannya, lalu menariknya duduk lagi. Dia berikan ketenangan lewat hantaran tangan besarnya yang mengusuk puncak kepala si gadis.

"Lakukan sesuai kata hatimu. Kalau kamu perlu menyelesaikan masalah kalian, tidak ada hak dariku untuk menentangㅡ selama itu untuk kebahagianmu, Hyena-ya..."

Lihat? Bukankah Kim Taehyung terlalu baik? Disaat seperti ini pun yang ia pikirkan adalah perasaan si gadis. Ia lebih mementingkan semua itu ketimbang perasaanya sendiri yang terancam bakal porak poranda.

"Aku percaya padamu..."

Dan kuharap selaluㅡ tambahnya dalam hati.

Sebenarnya sulit bagi Taehyung untuk mengijinkan Hyena menemui Jungkook. Ia takut tak berguna lagi setelah Jungkook ikut campur. Ia takut laki-laki itu lebih mendominasi.

Ketakutannya, pun juga kehawatirnya berasal dari gadis ini, menyamai betapa besar rasa kasihnya pada Hyena. Taehyung takut sewaktu-waktu Hyena goyah.

Tapi ia tak ingin jadi sampah egois. Taehyung mengijinkannya pun bukanlah tanpa alasan.

Ia hanyalah memberi pilihan.

Sebut saja sebuah kesempatan.

Kesempatan dimana ia akan tahu apakah Hyena benar-benar mencintai dirinya.

DAYS: JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang