Italic: flashback
Angin musim semi sudah berlalu. Kini November digantikan oleh datangnya Desember. Semua orang yang berlalu lalang merapatkan mantel jasnya, menahan dingin yang perlahan-lahan menusuk tulangㅡ tak terkecuali laki-laki dengan rambut hitam legam ini. Kalau saja gadis itu tak menyuruhnya datang, ia tidak perlu berkutat dengan dinginnya udara.
Dibukanya pintu kafe hingga loncengnya bergemerincing. Aroma coffee dan vanilla langsung menghampiri indera penciumannya. Laki-laki itu segera menggosok ujung hidungnya, bukan apa tapi hidungnya sedikit sensitif dengan aroma kuat seperti coffee.
Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Gadis itu duduk manis dan melambaikan tangannya ke arah Jungkook. Laki-laki itu mengulum senyum tipis. Ia tidak terbiasa untuk menunjukkan ekspressi berlebihan jadi sebuah senyum yang hampir tak terlihat itu ia rasa cukup.
"Jungkook-ah, pesanlah sesuatu. Aku tahu kau kedinginan."
Bagus, hati Jungkook tiba-tiba menghangat untuk alasan tertentu. Bukanㅡ bukan karena gadis itu tersenyum manis padanya. Tapi, ia paling suka jika gadisnya menaruh perhatian.
Jungkook menggeleng, menolak. "Tidak apa-apa." Ia meraih tangan gadis itu, memeluk jemarinya dengan kelima jarinya yang hampir beku. "Ah, begini lebih baik." Ucap Jungkook.
"Apanya yang lebih baik, eoh?" Omel Hyena kesal. Gadis itu selalu saja menyembunyikan wajahnya yang merona dengan pura-pura marah.
"Duduk disini. Akan aku pesankan sesuatu yang hangat untukmu."
#
Jungkook melangkah memasuki kafe yang sama. Dua tahun sudah berlalu, musim sudah berganti-ganti, tapi agaknya interior kafe tak pernah berubah sama sekali.
Laki-laki itu memilih duduk di tempat yang sama. Perbedaannya ia hanya seorang diri sekarang. Menyamankan diri dengan menjatuhkan punggungnya ke kursi, Jungkook termenung.
Sebuah kenangan berputar di hadapannya.
Hyena, gadis itu melempar senyum padanya. Jungkook terkesiap kaget saat menyadari tempat di depannya terisi oleh keberadaan gadis yang ia rindukan. Namun saat Jungkook membalas senyum itu, pada saat itulah Hyena menghilang perlahan-lahan.
Jungkook mendesah malas. Ia berhalusinasi lagi.
#
"Kenapa memandangiku seperti itu, Kook-ah?" alis Hyena bertaut bingung. Ia mengaduk bubble tea-nya dan masih menatap Jungkook penasaran. Kira-kira apa yang tengah dipikirkan Jungkook sampai memandanginya begitu?
"Tidak." Laki-laki itu melengos, "Hanya saja sepertinya aku harus memandangimu lebih lama hari ini." Gumamnya lirih. Meski bergumam, telinga Hyena bisa menangkap suaranya dengan baik. Jutaan kupu-kupu berterbangan di perutnya. Gadis itu kini tengah menunduk, menyembunyikan wajahnya yang lagi-lagi merona hebat karena Jungkook.
"Kau tahu?"
"Apa?"
"Kudengar jika kau terlalu lama memandang seseorang ia akan masuk dalam mimpimu." Jelas Jungkook.
Laki-laki ini masih melengos tapi suara dari mulutnya, "Kamu mau kan menjadi bunga tidurku?"
#
Jungkook mengingatnya. Dan ia tersenyum miris saat mendapati dirinya harus sebentar memutar kejadian di hari-haru yang lalu.
Itu pertama kalinya ia memberanikan diri menggoda seorang gadisㅡ gadisnya. Sampai sekarang ia tidak pernah menyesal. Lagian tidak salah kan apabila ia menggoda pacarnya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYS: Journey
Short StoryTentang bagaimana Kim Taehyung mempertahankan apa haknya sebagai seorang kekasih.