Prolog

1.2K 7 0
                                    

Nasi uduk yang sudah terhidang lezat di meja makan sudah menanti. Setelah kukenakan seragam ku, lantas ku pakai sepatu. Setelah selesai sepatu terpasang dengan rapi di kaki ku, segera ku dekati meja makan dan ku santaplah nasi uduk yang sudah dibelikan ibu di warung sebrang. Pagi ini terlihat sangat cerah, aku ingin berangkat sekolah usai makan nasi uduk ku. Tepat pukul 07.00 aku sudah harus tiba di sekolah. Seusai makan, lantas aku bergegas mengambil sepeda onthel tua dan berpamitan dengan ibu. Setelah kecekalakaan tunggal yang membuat ayah ku pergi untuk selamanya itu memaksa ku untuk hidup lebih mandiri lagi dari sebelumnya. Ditemani dengan sepeda tua, ku telusuri jalan kecil yang rata-rata masih berupa tanah. Suara kokokan ayam menghiasi perjalanan ku menuju sekolah, karena aku berangkat pukul 6.00 . Karena aku tinggal di perkampungan di kota Yogyakarta, jadi jalanan di perkampungan ini masih berupa tanah dan masih banyak warga yang menggunakan sumur sebagai sumber perairan. Nama ku Rani Diani, aku adalah siswi SMA Negeri di kota Yogyakarta yang merupakan sekolah favorit.

Pagi ini jam pelajaran Fisika jadi aku harus ke kelas fisika yang lokasinya tak jauh dari kelas asal ku di XII IPA 1, Kelas fisika ada di lantai 2. Setibanya di sana aku langsung di sapa oleh 3 orang sahabatku.

Revi Andrean Lois
Pria yang berwajah biasa saja dan pintar ini adalah sahabat ku sejak awal masuk SMA ini, dengan ciri rambut berjambul di ujungnya membuat para wanita di sekolah ini jatuh hati dengannya. Namun Revi tak mempedulikan nya, karena Revi lebih serius di pelajaran. Usil, jail, iseng, nakal, pintar, rambut berjambul, dan idaman wanita adalah beberapa ciri khas Revi yang sangat menonjol yang mudah sekali di kenal orang. Namun sisi negatif dari Revi ialah, ia terkadang cuek dan pelupa.

Arif Fazar
Pria yang satu ini memberi warna di kehidupan ku sebagai sahabat ku. Karena apa, meski ia tak sepintar Revi, tapi Arif memiliki jiwa sosial yang tinggi, cekatan, suka membela teman, dan solidaritas yang besar.

Chantika Riani
Sahabat ku yang satu ini adalah seorang perempuan, ia orangnya biasa saja tapi ada yang spesial. Chantika Riani atau yang akrab di sapa Tika memiliki jiwa pantang menyerah, dan dia bagai motivator. Tika selalu memotivasi kan aku, Revi, dan Arif, ketika sedang di landa masalah. Sifatnya yang lebih mementingkan kepentingan sahabatnya membuatnya sering lupa akan kepentingannya diri sendiri.

Sahabat  SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang