Final Futsal

67 9 0
                                    

Almara POV

'Uhhukk.. uhhukk'

"Kenapa lo Ra? Nggak ada badai gak ada topan, batuk-batuk gak jelas" ucap Iresta melirikku dengan lirikan meledek

"Eh nuget! Namanya juga keselek" ucap Tera

"Udah-udah ih! Temen keselek juga malah pada ribut masing-masing, gimana kali" omel Laven yang sedang mengusap punggungku yang masih terbatuk-batuk.

"Minum lagi, minum lagi" ucap Laven mengulurkan segelas air padaku. 'Dia ini tolol atau bego sih!'

"Eh Lavender obat nyamuk! Masa disuruh minum lagi, tambah keseleklah dodol!" Ucap Kiraya. Laven hanya tercengir tak bersalah

"Uhuukk... udah gak usah ribut gue cuma keselek doang aja ributnya kayak gue kenapa aja" ucapku yang masih menetralkan batukku

"Lo udah gak apa-apa kan Ra? Kenapa bisa nyampe sakit sih? Motor mogok kenapa ngga bareng Reeya? Sok-sokan gak makan" tanya Kanatya menyerobotku dengan banyak pertanyaan, membuatku jengah sendiri. Apalagi saar ia menekan kata 'Sok-sokan'

"Hayo kenapa? Ngeyel sih disuruh makan waktu jam istirahat pertama tadi gak mau, gini kan jadinya"

"Kanatya...." ucap Kiraya dengan senyum kesal. "Kalau lo tanya terus kapan Mara mau jawab? Heh...?"

Kanatya tercengir dan mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V. Lalu memgendikkan dagunya ke arahku, mengisyaratkan kepadaku untuk menjawab pertanyaannya.

Aku menghela nafas dan sedikit meminum air yang masih tersisa di gelasku. "Gue gak apa-apa tauuu... kemarin motor gue mogok itu tengah jalan, jadi ya mana bisa gue bareng Reeya. Terus jalan sepi, hp gue lowbat, dan hujan gede, yaudah... Jadilah sakit" jawabku terlihat seperti sehat-sehat saja

Teman-temanku menatapku menyidik, aku hanya mengendik-endikkan kepalaku saja, dan memandang mereka bertanya.

"Kenapa sih?" Tanyaku bingung

"Lo sakit, tapi kayak gak sakit? Curiga gue" Tanya Kiraya tidak percaya sambil matanya memicing.

"Beneranlah! Nih liat aja nih punggung tangan gue" kuarahkan punggung tanganku yang terlihat bekas tusukan jarum infus kepadanya.

"Halah cuma gini doang geh, diginiin juga paling gak sakit" ucap Kiraya lalu...

Plakk!

"Aawww" jeritku sambil memegangi punggung tangan kananku yang baru saja dipukul oleh Kiraya.

"Dodol lo Kir!" Umpat Laven tertawa

"Bodoh banget..." umpat Iresta dan Kanatya mengusap-usap kening masing-masing

"Tangan orang bege, habis kena jarum, dicoblos malah dipukul" ucap Tera menggelengkan kepala

"Kiraya doang emang geh teman yang paling pinter" ucap Reeya ikut menggelengkan kepala.

Kiraya hanya tertawa saja, membuat yang lain sesekali ikut tertawa. Akupun yang masih merasakan nyeri di punggung tanganku ikut tertawa.

Kalau berharap dia benar kemari, salahkah aku? desisku dalam hati

**

Author POV

"Makasih ya dok, udah mau ngobatin temen saya" ucap Langit pada dokter yang baru saja selesai mengobati Arsen.

Dokter yang bernametag Ivan itu mengangguk. "Sama-sama, itu sudah jadi tugas saya, saya kan dokter... Masa iya saya tidak mau mengobati pasien saya" ucap Dr. Ivan tertawa

HILARITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang