I

9 0 0
                                    

Just like day before, aku berjalan seperti biasa di koridor sekolahku dengan satu earphone berada di telingaku. Menulikan kejadian yang akhir-akhir ini membuatku menarik diri hal-hal yang romantis. Aku memang tidak cantik, pendek, dan terkesan gemuk. Tetapi hal itu tidak mengusikku. Walaupun kata teman-teman perempuanku, aku mempunyai senyuman yang menawan, aku tidak mempercayai itu. Kadang aku lelah dengan semua ini, mengurung diri dari hal-hal yang menjadi ciri khas anak seusiaku. Aku memang selalu memasang senyumku kalau di sekolah, tak perduli apapun yang terjadi, walaupun kejadian yang sering tidak mengenakkan menimpaku, aku tetap tersenyum. Kadang aku bingung, kenapa aku harus memasang senyum walau raga dan jiwaku terluka. Amat terluka.

•••••

Laki-laki itu melihat dia lagi. Dia yang 2 tahun ini selalu menghiasi hari-harinya. Perempuan yang selalu tersenyum. Senyum yang ditampilkan pada semua orang itu terlihat menawan, tapi dia tau senyum itu hanya sebuah alibi untuk menutupi sisi terlukanya. Kadang laki-laki itu ingin sekali memeluk perempuan itu ketika tersenyum, dan berkata "jangan sekali-kali kamu tersenyum seperti itu, aku tau kamu tidak baik-baik saja" tapi hal itu hanya imajinasi belaka. Perempuan itu selalu bersikap dingin kepada semua seorang laki-laki yang mengajaknya bicara. Dua tahun selalu melihatnya dari jauh, dan menerka-nerka apa yang terjadi pada dirinya. Pernah sekali aku memergoki dia menangis dalam diam di perpustakaan di balik rak buku yang tinggi. Aku tau dia suka sekali membaca, namun kupikir buku-buku tersebut hanya media untuk menutupi dirinya menangis. Menangis sendirian dalam diam. Ingin sekali aku menemaninya dan menjadi sandaran baginya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Night SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang