Dua

105 3 0
                                    

Ali tak hentinya mengutuk dirinya sendiri karena keterlambatan nya untuk segera menikahi lily kekasihnya.

"Aku ngga bisa nunggu selama itu, Ali. Kamu mengerti aku dong li, seharusnya kamu percepat lagi rencanamu. 3 bulan terlalu lama li," Kata Lily.

"Orang tuaku sudah terlanjur tidak merestui kita, aku minta maaf.." lanjut Lily. Lily mengambil sebuah kertas berukuran sedang berwarna putih tulang didalam tasnya. Ali menerima kertas itu dengan tangan gemetar. Lututnya lemas ketika Ali menyadari bahwa itu adalah undangan pernikahan Lily dan Raka. Begitu nama yang tertera diundangan itu. Ali pun tak tahu siapa Raka. "Aku akan menikah 2 minggu lagi, aku harap kamu datang li,"

"Apa-apaan ini, setelah apa yang kita lakukan selama ini, ini balasan kamu. Aku cuman butuh waktu 3 bulan, ayah dan ibuku terlalu sibuk mengurus perusahaan nya, aku masuk sekarang ke rumah kamu, aku bicara sama orang tua mu," Ali kini berontak. Ali hampir saja akan masuk kedalam rumah Lily, namun tangan lily dengan cepat menggenggam tangan Ali.

"Ali cukup li, ngga akan ngerubah apapun. Aku sayang sama kamu li,"

Lily memeluk Ali. "Aku harus milih jalan hidup yang dipilihkan orang tuaku li, kamu cari kebahagiaan kamu, aku yakin kamu bakalan dapat wanita yang lebih pantas dariku."

Ali hanya diam terpaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ali hanya diam terpaku. Lily melepaskan pelukannya lalu berjinjit mencium kening Ali. Ali menutup matanya. "Aku sayang kamu." Kata Lily sedikit berbisik pada ali. Lily lalu meninggalkan Ali kedalam rumahnya. Ali masih diam terpaku. Ali Meninggalkan rumah lily dengan hati yang hancur berkeping-keping.

Ali melajukan motornya dengan kecepatan sangat cepat. Pikirannya sangat kalut. Entah bagaimana kejadiaannya, tabrakan antara motor Ali dan truk begitu cepat terjadi. Ali merasa tubuhnya terpental. Sebelum Ali kehilangan kesadarannya, seorang wanita menghampirinya. Ali menyadari dirinya sempat berguman menyebut nama 'lily' lalu setelah itu gelap. Ali tak ingat apa-apa lagi.

◆◆◆

Prilly Pov

"Hasil Ct-scan menunjukkan bahwa ada pembekuaan darah di otak pasien, kemungkinan besar pasien akan mengalami amnesia.." Aku terlonjak kaget ketika dokter menjelaskan tentang keadaan pria itu. Amnesia.

Bagaimana aku mencari tahu tentang pria itu. Namanya pun aku tak tahu. Handphone nya pun mati, entah karena lowbatt atau memang terkena benturan.

"Namun jangan khawatir, pasien akan diberikan obat untuk membantu memulihkan ingatannya. Juga dengan bantuan terapi juga sangat membantu sekali.." Lanjut dokter menjelaskan.
Aku sempat diam masih bergelut dengan pikiranku.

"Baiklah dokter, berikan yang terbaik saja.. terimakasih!" Aku berjabat tangan dengan dokter.

Aku keluar dari ruangan dokter itu dengan hati yang sangat gelisah. Aku berjalan gontai menyusuri koridor rumah sakit.

Kulirik jam tanganku. Pukul 5 sore. Aku berjalan menuju ruangan pria itu.

Aku membuka pintu. Terlihat pria itu berbaring tak berdaya. Bau khas rumah sakit sangat menyengat di hidungku. Suara detakan jantung mengisi setiap ruangan ini. Balutan perban dikepalanya membuat ku bergidik ngeri.

Kulihat wajahnya. Bulu matanya yang lentik, bibirnya yang sedikit tebal. Kuraih pipinya. Sangat tampan, tak sadar aku bergumam memujinya.

Kulihat pria itu perlahan membuka matanya. Matanya melirik sekitar.

"Dimana aku? Siapa kamu? Siapa Aku?"

My Lost HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang