Chapter 8 - Vampire Witch

229 12 1
                                    

"She had awesome eyes. The kind you could lost in, and i guess i did."

**********

Wanita itu sibuk membolak balikkan panggangannya, lalu kembali berbalik untuk menggoreng kentang gorengnya. Ia menyajikan di dua piring daging steak tenderloin dengan kentang goreng dan kacang panjang rebus serta beberapa potong wortel rebus.

Lucy melirik Dexano dan sir Stevan dengan senyum merekah lalu berbisik.

"Dia sangat percaya diri." Bisiknya mendekat kesamping kiri telinganya walaupun matanya masih memerhatikan Lucy lurus lurus, ia baru tersadar kalau sir Stevan bisa membaca pikiran dan raut muka.

Lucy dan Dexano sekarang sedang melakukan latihan dan giliran Lucy memperlihatkan skill memasaknya. Tadi, Dexano sudah berhasil beradu panco dengan Ryan, lelaki yang memiliki otot yang besar dengan sixpack yang sangat menonjol, tipe lelaki yang di-bodyguard oleh wanita sexy yang ber-notabene penonton setia area gym.

Lucy berjalan santai membawakan piringan makanan di tangan kanan dan kirinya, lalu gadis itu berbalik dan mangambil saus mushroom with asparagusnya dan menaruhnya di hadapanku dan sir Stevan. Sir Stevan terlihat exited menatap makanan yang dari covernya kelihatan sangat menggoda itu, namun bagi Dexano yang memasak jauh lebih menggoda imanku.

"Dex, aku tahu apa yang kau pikirkan." Tukas suara berat sir Stevan membuat Dexano tersadar bahwa sedari tadi aku memperhatikan Lucy yang sedang menunduk membersihkan meja pantry dan tatapanku terkunci di kedua gumpalan daging bokong yang mungkin sangat kenyal jika--

Sial.

"Huh? A..apa? Uh ya.. maaf, aku tidak sengaja." Ucap Dexano gelagap sambil menggaruk tengkuknya canggung.

"Kau ternyata nakal." Sahut sir Stevan lalu disusul dengan tawa yang menggelegar.

"Apa? Siapa yang nakal?" Tanya suara antusias yang tiba tiba di samping Dexano yang membuatnya serangan jantung.

Sir Stevan memberikan smirk lalu membuka mulutnya, namun Dexano segera menyela tidak mau ketahuan ia berpikiran kotor, jika Lucy tahu mungkin ia akan bonyok di tempat.

"Sir Stevan dan aku ingin bilang jika steak yang kamu buat enak." Seru Dexano sambil memperlihatkan cengiran bodoh lalu memotong sepotong daging lalu dengan cepat memasukkan ke mulutnya.

Sir Stevan mendelik. Namun seketika wajahnya berubah masam, memang steak ini cukup matang dan tidak terlalu buruk, yang jadi masalah adalah. Berapa ton ia memasukkan lada hitam?!

Mungkin seharusnya judul dari makanan ini adalah 'tederloin steak with fries and black pepper' sial. Mungkin jika kalian penyuka rasa percikan pedas lada hitam yang terasa menyenangkan di mulut, kalian akan memberi nilai sempurna bagi masakan ini. Tapi tidak bagiku, aku membenci lada.

"Ingin aku menyuarakan pendapatmu Mr.Mryben?" Celetuk sir Stevan sambil mengangkat sebelah alisnya. Sungguh menyebalkan jika si tua bangka ini dengan seenak jidat membaca pikiran orang.

"Sir, membaca pikiran orang yang merupakan privasi, tidak sopan jika di suarakan." Sahut Dexano sinis dengan nada berbisik.

"Aku belum menyuarakannya, aku baru bertanya, barangkali kau ingin aku yang menyuarakan agar lebih di hormati, lantas apa masalahmu?" Sergahnya tak kalah sinis, oh damn it, ia baru sadar jika sir Stevan akan selalu menang.

"Aku memang selalu menang tuan Mryben." Sambungnya yang tentu membaca pikirannya hanya membuat Dexano menurunkan bahunya lesu.

"Enak?" Tanya Lucy di tengah tengah membuat sir Stevan terlonjat kaget lalu disertai suara tawa Dexano yang menggelegar.

Vampire AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang