Prolog

87 5 1
                                    

Untuk saat ini aku tak pernah peduli terhadap apapun, selagi tidak merugikan dan membebani orang lain aku bisa tenang, namun entah mengapa perasaanku selalu hampa, dalam hidup ku saat ini aku belum menemukan sesuatu yang istimewa sejak kejadian itu.. Yah sejak hari itu.. Aku menghela nafas dengan dalam dan menghembuskannya perlahan. Aku akan menceritakan hal itu namun sekarang bukanlah saat yang tepat. Mungkin aku akan mulai dengan perkenalan saja ya. Aku siswi SD yang baru lulus dan kini sedang melewati menuju SMP hingga beberapa jam lagi jika dihitung. Entah mengapa diusiaku yang masih disebut belum remaja ini aku merasa memiliki pemikiran yang setara dengan orang dewasa.

"Cih, aku tak peduli.. Aku memang tak memerlukan pemikiran yang kekanak-kanakan dan membuang waktu ku dengan percuma aku ini hanya BERBEDA DARI YANG LAIN "

Jujur saja sedari dulu aku tidak seperti ini, cih yang benar saja, rasanya memori otakku berputar
Kembali dan mengingat semua itu. Okey mungkin kalian yang membaca ini mengira aku hanya anak SD biasa ya!? Sudah kuduga. Aku tidak sombong hanya saja aku tak suka diremehkan kau tau itu!? Dulu.. Okey pikir saja oleh kalian anak kecil lugu berwajah putih polos baru memasuki Sekolah Dasar. Aku masih normal menjalani hari-hari tanpa beban, hingga detik berubah menit, menit menjadi jam, jam ke lain hari dan hari menjadi bulan hingga bulan berganti tahun. Beranjak umur 9 tahun. Aku mulai merasakan perasaan aneh, ayolah itu belum cukup umur untuk bercinta! Namun aku tak akan sangka saat hatiku berdegup kencang, disaat ia menarik tanganku menuju kantin dan memberi kan kotak pensil bergambar hati dan sepasang beruang berwarna coklat putih dan sebuah pajangan dari kayu. Aku tahu jikalau aku sudah terpikat dengannya, entah mengapa aku hanya membalas dengan wajah datar namun perasaanku yang membuncah seketika. Dalam hati aku bergumam " Hey apakah kau tahu? Kau ini bukan cinta pertamaku lho!?" haha itu yang membuat ku sakit perut, karena aku sadar aku masih anak kecil yang sudah merasakan perasaan perasaan ini sejak lama pada seseorang yang ia sadar tak akan bisa bersama.

******

Itu pertama kalinya aku mendapat perlakuan seperti itu hingga akhirnya aku dijauhi oleh teman perempuanku. Well.. Kemarin aku ditembak oleh seorang tertampan disekolahku..
Namun sikap mereka terus seperti itu hingga sekarang, dan entah angin apa yang mendatangiku, seketika aku berubah menjadi perempuan tomboy.

Aku ganti semua aktifitasku, bahkan aku menjadi nakal hahaha. Aku mulai menuruni prestasi di bidang kemampuan mengasah otak dan tidak mempedulikanku di kelas 5 dan yang aku pikirkan dengan begitu tidak akan ada lagi pria yang mendekatiku,, dan benar saja ketika aku berpapasan dengan.. Sebut saja si A yang menembakku tahun lalu, merasa tidak kenal ia pergi begitu saja, aku pun tersenyum tipis." okey satu berhasil kuhindari" gumamku. Tahun ini banyak sekali perlombaan karena sekarang aku hobby dalam berbagai bidang akhirnya aku mengikuti seluruh lomba seperti sepak bola, basket, beladiri silat, taekwondo, karate aku ikuti dan cabang olahraga lainnya, sebenarnya banyak guru yang memaksa aku mengikuti olimpiade namun aku tidak akan mengikuti kemauan kepalanya saat ini ia hanya mendengarkan kata hatinya.

Perlombaan selesai, aku hanya menganggap sepele itu. Ia tau ia menang namun itu ternyata malah membuat puluhan, tidak bahkan ratusan lelaki kembali mendekatiku "ahh aku tak tahan" desahku merasa tersiksa

Aku pulang kerumah, baik,, rumahku kosong itu sesuatu yang sangat menyenangkan karena aku sangat senang menyendiri, aku masuk ke kamar ku aku berbaring.. Seolah ada yang mengganjal, aku sudah tak tahan.

" AAAAAA AKU BUKAN TAK INGIN DISUKAI SEMUA ORANG MAKSUDKU PARA LELAKI ITU, A-AKU HANYA MEMERLUKAN SEORANG TEMAN PEREMPUAN YANG BISA M-MENGERTI PER-RASAANKU SAAT INII.." ucapku terisak

Aku membanting wajahku ke bantal hingga bantal itu basah dan tertidur.

_____________
_________________
___________________

-Di pagi hari-

Aku masih mengenakan seragamku yang kemarin dengan wajah sembab, aku tahu aku terlambat apalagi belum mengerjakan tugas sekolah, hatiku kacau terlalu memendam beban, namun aku kembali tersenyum dan berkata "biarlah aku memiliki banyak beban tuhan, asalkan janganlah kau jadikan aku menjadi beban untuk seseorang " bahkan aku tak pernah meminta uang kepada orang tua ku jika tak dikasih apalagi merengek sesuatu, entahlah namun aku sudah seperti ini sejak lahir.

Seperti biasa aku berangkat setelah berpamitan dan berlaju menggunakan sepedah ke sekolah. Aku sampai di gerbang "ayolah siapapun buka gerbang ini,aku mau masuk,cepat bu-" ucapannya terhenti saat melihat perempuam yang sebaya denganku terlihat berlari kearah gerbang yang sama denganku. Ia terlihat kecewa, seolah membaca perasaannya aku berkata "heeh, nona kau baru ya?dan kau terlambat ya? Tanyaku datar.
"M-maaf kak a-aku terlambat" ia menunduk dan menangis. "Cih, kita sebaya bodoh!sudahlah aku benci melihat orang menangis,sekarang kau diam ya?! Ucapku datar. Ia hanya mengangguk dalam. Aku mendengus sekali lagi dan berteriak " heeh pak satpam datanglah sebelum gadis ini menangis lagi!" ucapku lantang

1..
2..
3..

"Tak ada jawaban ya?! Baiklah apa boleh buat" ucapku

"Hey nona minggir sedikit" ucapku sambil memberi kode untuk menyingkir. Aku memundurkan sepedahku agak jauh lalu mengayuh dengan cepat dan BRAKK!! Siapa sangka gerbang terbuka dengan gembok yang patah karenanya. "Kau kelas mana heh?" tanyaku lagi.
"K-kelas 8B k-kak" jawabnya, mungkin ia gugup kah sampai seperti itu berhadapan denganku huh sebal! "Sudah kubilang kita sebaya, bahkan kita sekelas bodoh, sudahlah ikut aku" ucap ku datar. Ia mengikutiku menyusuri lorong demi lorong sekolah dan menaiki tangga ke kelas". Dikelas aku masuk saja langsung dan duduk diposisi paling belakang SENDIRI lagi, hahaha aku sangat menyukai kesendirianku ini" ucapku. Sedari tadi aku baru sadar guru belum masuk kelas dan anak tadi? Hilang seketika.pikirku. Ah sudahlah.. Sejenak dua orang muncul dari pintu dan masuk yaitu bu guru dan gadis tadi, bu guru nampak mempersilahkan gadis itu berbicara, namun kelihatannya dia pemalu " hajima---maksudku perkenalkan n-nama saya Karen Sakuraba pindahan dari jepang y-yoroshiku" ucapnya dengan muka memerah karena malu. Dari awal bertemunya aku sudah menduga bahwa ia orang hmm sepertinya hanya keturunan atau hanya pindahan jadi wajahnya seperti orang sini namun logat berbeda bahkan ia hampir memanggilku senpai berkali-kali tanpa disengaja -_- , heehh!? Dan ia memilih duduk bersamaku? Cih! Merepotkan!! Namun entah mengapa aku sedikit senang dan merasa ya.. tak bisa dijelaskan oleh kata kata kawan, hah yang benar saja(?).

Disaat bersama ia menanyakan namaku dan sesekali bertanya dengan muka seperti kepiting rebus karena malu.. " m-maaf s-sen-- maksudku hmm bagaimana aku memanggilmu?" ucapnya, dan lagi lagi ia tertunduk malu. "Kau tak perlu mengetahui siapa aku" ucapku dingin,namun aku merasa iba melihatnya murung huh yang benar saja aku ini, kemanakah jiwa ku yang dingin itu--__-- "Baiklah baiklah panggil aku kanade-chan" ucapku menahan tawa. " HEY KAU PIKIR KAU INI TOKOH ANIME ITU HUH? MEMANG SIH KAU PANTAS KARENA KAU ITU TSUNDERE KAU TAHU?!" ucap si karen itu. " Ehh kau tahu anime?" ucap karen kembali lembut. Aku hanya mengangguk dan meninggalkannya pergi.

•Selanjutnya saya selaku pembaca akan berjanji untuk membaca kelanjutan cerita ini.

Btw, yang tadi dibajak temen maaf 😳

Hai-hai sampe sini dulu ya Author ngantuk neh guys,, maklum bikinnya malem-malem heheh mumpung ada waktu nih guys,, baca cerita selanjutnya ya!? Harus lho hehe makasih readers sayang :) eh sembarangan manggil sayang-sayang takut ada yg marah ah wkwkwk kavorrr..














Romantic MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang