1// Go Home With Him

53 6 4
                                    

Rabu.

Hari yang menjengkelkan bagi Kayla. Why not?. Hari itu sumpah ga enak banget, hanya karena ada mata pelajaran IPS.

Pak Jaya, selaku guru IPS SMP Cempaka ini terkenal sebagai guru killer. Setiap belajar ngedongeng mulu. Boring. Bikin ngantuk. Kalo udah marah, galaknyamelebihi cewek yang sedang pms.

"Salsaaaaa, lo dah ngerjain tugas IPS belom?" Teriak Kayla, panik, dari pintu kelas.

"Apaan si lo Kay baru dateng dah teriak nanyain tugas aja" gerutu Salsa.

Salsa Ferandra, temen sebangku sekaligus sohib Kayla yang rajin, bawel, baik, dan suka menabung. Kayla sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Salsa.

"Biarin, masalah buat loh? Sini gua liat buku lo dong!"

Salsa memutar bola matanya, kesal karena ulah sahabatnya yang gak pernah ngerjain tugas IPS. Entah Kayla dendam atau apa dengan Pak Jaya. Kayla sudah muak.

"Nih pfft"

Kayla dengan cepat mengambuku buku Salsa dan secepat mungkin langsung mengerjakan tugasnya.

"Oiyak proposal acara Hardiknas!". Kayla menepuk dahinya yang jenong itu. Tiba-tiba Kayla ingat proposal yang semalem ia print belum ditanda-tangani ketua osis.

"Anjir, berisik banget lo Kay". Telinga Salsa sudah mulai berasap. Itu tandanya, dia udah mulai kesal dengan Kayla.

Mulut Kayla mengerucut. "Iya dehh maaf, Sal". Salsa hanya berdehem .

Kayla sudah tidak perduli dengan sikap Salsa yang sensitif banget hari ini, ia segera menuju kelas VIII-E, dimana ketua osis duduk di kelas itu.

"Hey, dhil ini proposalnya,tanda tangan dulu gih" kata Kayla sambil mengulurkan tangannya yang sedang memegang proposal.

Fadhil tersenyum, melihat wajah Kayla yang menampakkan ekspresi panik. Pipi Kayla yang tembem itu merah merona saat melihat senyum ketua osis SMP Cempaka itu tersenyum dengannya.

Ya, Fadhil Ramadhansyah, ketua osis SMP Cempaka terkenal sebagai cowok yang baik, tegas, humoris, tampan maksimal, tapi mesum. Sifat jelek dia itu pelupa.

Kayla yang menjabat sebagai sekretaris osis, beruntung sekali bisa dekat dengan Fadhil. Jarang-jarang ada cewek yang bisa dekat dengan seorang Fadhil Ramadhansyah ini.

"Biasa aja kali Kay"

"Hehe gue tadi hampir lupa dhil" jawab Kayla sambil nyengir menampilkan giginya yang putih itu.

"Mana pulpennya? Sini gue tanda tangan" tanya Fadhil sambil mengambil proposal yang tadi dipegang Kayla. Kayla menepuk jidatnya. "Yahhh gue lupa bawa dhil"

"Ett gimana si lo Kay, gue gapunya pulpen nih" jawab Fadhil melas.

"Eh put minjem pulpen dong!"

Karena fadhil gak punya pulpen, akhirnya ia minjam pulpen sama Putri teman sekelas nya.

Nih!

Dengan cepat Fadhil menandatangani beberapa lembar proposal acara yang dibuat pengurus osis. "Nihh udah, oiya nanti pulang sekolah kumpul dulu ya di ruang osis, sekalian ajak Tio, Dean, Danil, Charla, sama Talia ya!" pesan Fadhil pada Kayla sambil menyerahkan proposal yang telah ditanda-tanganinya.

"Oke dhil, thanks ya" jawab Kayka cepat yang kemudian dibalas dengan senyum simpul oleh Fadhil.

"Put pulpennya buat gua ya? Makasihh" kata fadhil sambil lari menuju tempat duduknya.

"FADHILLLLLLL!!!"

***

Bel istirahat berbunyi. Semua murid dengan cepat lari menuju kantin. Kayla dan Salsa hanya duduk manis di kursinya sambil mendengarkan lagu. Mereka berdua sangat malas sekali buat jalan ke kantin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Loyal Listeners [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang