Alina putri elmima adalah seorang gadis cantik berwajah blasteran. Hidungnya mancung dan rambut yang berwarna kecoklatan serta kulitnya yang putih bersih membuat dirinya menjadi primadona di sma second high school.
Sekarang alina duduk dikelas 11 ips 1 bersama kedua sahabatnya yaitu maya dan rosa. Ketiganya bersahabat sejak kelas 10.
Alina sedang duduk ditaman bersama kedua sahabatnya di taman samping sekolah yang teduh. Mereka lebih senang duduk disana daripada dikantin pada saat jam istirahat.
"alin,lo masih pacaran sama boy ?"tanya maya.
"udah putus, kemaren may."
Maya mengkerutkan alis "kenapa lagi ? baru juga 1 minggu lo resmi jadian ?"
Alin merubah posisi menghadap maya "ggue..gue masih ngarepin egi may."lirih alin.
"alin..please. buka mata lo. Egi nyakitin lo,egi ngeduain lo." Sungut maya.
"bener kata maya, ngapain sih lo ngarepin dia terus lin. Masih banyak yang beneran sayang ke lo."ucap rosa.
"guys,egi gak ngeduain gue. Dia jadian sama friska pas udah putus sama gue."tegas alin membela.
Maya membuang napas "serah lo aja lin." Sekarang maya memalingkan wajah dari alin.
Kenapa sih..gue gak bisa lupa sama lo gi. Walaupun gue tau lo uda nyakitin gue.
Lirih alin dalam hati. Kedua tangannya terjulur ke belakang dan wajahnya diangkat keatas sambil menutup kedua matanya. Maya dan rosa hanya bisa menggeleng melihat sikap sahabatnya itu.
...
"hey lin."sapa seorang cowok pada alin didepan kelas. Lumayan sih nih cowok ganteng, namanya christ ketua tim basket sma second high school yang digilai para cewe.
"eh..hey."balas alin gugup. "kenapa ya ?"
"emm..mau gue anterin pulang gak lin ?"ajak christ malu-malu. Hal itu terlihat dari wajahnya yang menunduk dan mengusap tengkuknya.
"tapi gue pulang bareng mere.."
"ish..gak apa-apa lo bareng christ aja. Udah sana."potong maya yang tiba-tiba berada dibelakang alin.
Alin memberikan tatapan mematikan kepada maya karena mengucapkan hal itu. Dan maya hanya tersenyum yang tidak dapat diartikan. Huh..memang maya ini paling sukamenjodohkan alin dengan sederet cowok beken.
"ayok may kita caw, gausah ngajak alin. " ucap rosa lalu menarik lengan maya. Mereka berdua pergi meninggalkan alin dan christ.
Alin hanya bisa mendengus kesal akan tingkahlaku kedua sahabatnya itu.
"yuk gue anterin pulang." Christ tersenyum lebar setelah mengucapkan itu. Alin terpaksa mengiyakan ajakan christ daripada dia harus naik angkot.
Sesampainya didepan rumah alin christ membukakan pintu untuknya.
"christ makasih ya, guejadi ngerepotin." Ucap alin.
Christ tersenyum "its ok, gue pulang dulu ya."
...
"lin, gue mau ngomong." Tiba-tiba ada yang narik tangan alin pada saat dia akan masuk ke kelas.
Ahh..ternyata boy. Mantan gue yang baru diputusin. Boy merupakan ketua osis yang memiliki wajah tampan dan berwibawa.
"apa sih boy ?" tanya gue kesal.
Boy menatap gue dengan tajam seolah-olah ingin menelan gue hidup-hidup. "gue gak mau putus." Pada saat itu juga tatapannya berubah menjadi redup seakan menandakan dia terluka.
"hah ?" hanya itu yang keluar dari mulut gue. Sumpah gue kaget boy akan ngomong kayak gitu. Secara dia selalu di kejar-kejar dan dipuja oleh cewe-cewe dan sekarang seolah-olah merengek meminta balikan. Siapa gue ? hingga boy gak mau pisah sama gue.
"please lin kasih gue kesempatan. Gue mau balikan sama lo. Gue masih cinta sama lo lin. Kita baru memulainya dan lo mutusin gitu aja ?" lirih boy dengan binar mata yang lembut.
"ehhemm..gini boy. Gg..gue gak bisa. Gue.." lidah gue gak bisa ngomong apa-apa. Gue gak bisa ngasih alesan kalo gue gak cinta sama dia. Itu terlalu jahat. Gue gak mau punya musuh disini.
Boy megang tangan alin dan berucap pelan "gue mohon lin."
Alin gak bisa liat boy selemah ini. Hatinya iba. "oke kita coba." Alin memberikan anggukan sambil tersenyum kearah boy. Detik itu juga wajah boy berseri-seri setelah alin menerimanya kembali.
"makasih sayang." Boy mengeratkan genggaman tangannya.
Tepat jam 1.00 siang anak-anak sma second high school keluar kelas untuk pulang. Waktu belajarnya telah habis. Kecuali anak-anak ekskul yang akan latihan. Karena aline dan sabahatnya itu tidak mengikuti ekskul apapun jadi bisa pulang cepat. Tapi tiba-tiba...
"alin." Ada suara yang memanggilnya dari belakang. Lantas alin menoleh dan mendapati christ sedang berjalan menghampirinya. Senyum mengembang diwajahnya.
"lo mau pulang ya ?" tanya christ setelah bertatap muka dengan alin.
"iya christ. Kenapa ? jawab gue dengan wajah bete.
"temenin gue latihan basket yuk."
O'ow aline baru menyadari kalo christ tidak memakai seragam sekolahnya melainkan seragam basket sekolah.
"gue ada acara sama nih anak dua. Jadi gak bisa."tutur gue dengan wajah datar sambil mengedipkan mata ke mayadan rosa sebagai kode.
"iya kita maupergi." Jelas rosa membenarkan.
"oh yaudah kapan-kapan aja lin." Christ tersenyum,lalu berjalan menjauh.
Hhhhuuhhhh.. alin membuang napas lega.
...
. 1 message
From Boy : Sayang gak bisa pulang bareng. Aku ada rapat osis.
Setelah melempar tas ke atas kasur. Gue mengecek ponsel dan ternyata ada pesan dari boy.
Iya gak apa-apa. Gue uda dirumah kok.
Send
Boy sebenarnya cowok yang baik tapi sayangnya gue gak bisa balas perasaan dia sekarang. Gue emang suka sama boy karena dia udah jadi temen gue selama setahun. Dulu kami satu kelas dan dia sering membantu segala kesusahan gue. Dia selalu ada buat gue. Hingga pada ahirnya boy menyatakan perasaannya dan semuanya berubah. Tak seindah saat status kita hanya teman berbeda dengan sekarang kita adalah sepasang kekasih.
"ish bete gue. Tidur enak kali ya." Alin bergumam. Dan merebahkan tubuhnya ke kasur. Setelah beberapa saat alin pun terlelap.
Kriing..kringg..
Alin mengerjap-ngerjapkan matanya. Samar-samar dia mendengar suara ponsel berdering. Dengan setengah kesadaran alin mencari-cari ponselnya yang berada di samping bantal. Setelah mendapatkan benda tersebut alin mengangkatnya tanpa melihat nama pemanggil.
"halo." Dengan suara serak khas bangun tidur.
"alin kemana aja ?"tanya seseorang diseberang.
Alin mengerjap. Dia kenal dengan suara yang ada disana. Suara yang selalu dia rindukan. Suara lelaki yang selalu menghantui pikirannya.
"e egi..oh. ah gue gak kemana-mana." Jawab alin tersendat.
"miss you lin..i hope you feel the same." Suara lelaki itu lembut seakan mengucapkan hal itu tulus dari hatinya.
"what you say ?" tanya alin yang tidak siap dengan pernyataan lelaki itu.
"okay, maybe you shock. Tiba-tiba gue nelpon lo dan bilang itu. But i am really really miss you."
"cukup gi, lo harus lupain gue." Suara gue mulai serak menahan tangis. Tanpa menunggu jawaban dari dia gue langsung memutuskan sambungan telepon. Gue gamau dia denger gue nagis. Gue masih sayang sama dia. Tapi gue gak bisa sama dia. Gue pun gak bisa lagi menahan rasa ini hingga air mata jatuh membasahi pipi gue. Emang gue lemah gue selalu menangis untuk menyelesaikan masalah tanpa tahu harus berbuat apa.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
UNALIENABLE (Tak Dapat Dipisahkan)
RomanceIni cerita pertama gue. gue harap bisa dinikmati sama semua orang. kalo pada penasaran baca aja, karena gue gak akan nulis sinopsisnya....