6. Hati

891 112 24
                                    

Victim

By: zhaErza

Naruto © Masashi Kishimoto

Happy reading. ;)

.

.

.

Chapter 6

Hati

.

.

.

Kamar luas yang berada di rumah megah itu terlihat tak biasa, ada sesuatu yang berbeda. Mencolok, dan jika ada yang masuk ke dalamnya, maka pasang mata itu akan langsung terperangkap ke arah tengah ruangan yang berdinding hijau muda. Sebuah petakan persegi yang berbingkai ukiran emas dengan permata merah menyala yang menambah kesan menawan dan memesona pada benda itu, di dalamnya bahkan tak kalah dengan ukiran luarnya, mungkin bisa dibilang itulah pusat dari kesempurnaan, yang membuat tatapan akan langsung terjerat. Di atas kanvas terpampang indah wajah seorang gadis yang tengah terpatung, ekspresi yang terlihat kosong namun menyimpan seribu misteri, membuatnya menjadi daya tarik dengan tatapan mataemerald yang memandang entah apa. Wajah gadis dengan rambut merah muda itu terpaku, namun sangat luar biasa menawan.

Lengan putih langsatnya menyentuh lukisan wajahnya sendiri, mengagumi betapa sang pelukis sangat berbakat. Nama di ujung petakan itu pun ia sentuh, bibirnya langsung tertarik karena ia yang dapat mengingat bagaimana wajah dari nama yang sangat diidolakannya baru-baru ini. Wajah Sakura memerah, desiran itu lalu muncul begitu saja di dalam hatinya, seolah ia menjadi tersipu hanya karena membayangkan wajah rupawan sang seniman.

Gelengan kepala absurd membuat rambut merah mudanya menjadi bergoyang, kedua matanya ia pejamkan dan bibirnya tak kunjung berhenti mengeluarkan bengkokan kecil, kadang-kadang bahkan ia membentuk kepalan pada tangannya dan memukul pelan kepalanya sendiri. Ia merasa malu, entah kenapa dan itu disebabkan hanya karena memikirkan idolanya.

"Ada apa denganku? Ini benar-benar memalukan. Hanya dengan membayangkan wajahnya saja rasanya aku ... ck, kenapa aku begini?" kembali kepalan tangannya memukul kepala uniknya, dan ia pun bersegera untuk melanjutkan aktivitasnya kembali setelah beberapa saat berdiam menatap potret indah itu.

Pintu kamar yang terbuka membuat Sakura bisa melihat ruangan di luar area pribadinya, saat melangkah, ia seperti mendengar suara piano yang mengalun indah. Penasaran dengan bunyi berirama itu, membawa dirinya terus berjalan dan menuruni tangga, ia semakin mendekat dan ketika sampai di ruangan keluarga yang biasa ia gunakan untuk menonton televisi jika malas ke kamar, ada keterkejutan yang langsung menghampiri ketika iris emerald-nya menangkap sesosok yang sangat ia kenali.

Menghampiri sang pembuat irama adalah yang dilakukan Sakura sekarang, gadis itu tersenyum ketika sampai dan ketika alat musik itu berhenti dimainkan, maka sekarang ia jelas melihat seorang lelaki yang memiliki rambut merah menyala.

"Tuan Putri, lama tak jumpa."

"Kak Sasori."

Mereka berpelukan, membagi kehangatan sebagai ungkapan rasa rindu adik-kakak yang sudah lama tak bertemu sapa selama beberapa tahun. Kakaknya memang sedang mengambil kuliah Strata tiga di luar negeri dan karena kesibukannya itu membuat dirinya tidak bisa menghadiri acara keluarga beberapa bulan yang lalu.

"Aku sangat merindukanmu, kukira kau menghadiri acara waktu itu. Dasar menyebalkan, Kakak ini."

Lelaki itu tertawa sampai matanya menyipit, mukanya yang selalu kelihatan imut sampai-sampai membuat Sakura iri setengah mati masih sama, muda dan menggemasakan. Tidak ada banyak perubahan walaupun usia sang sulung Haruno itu telah mencapai kepala tiga.

Victim [SASUSAKU] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang