part 2

240 13 0
                                    

Kenny's pov

Setelah kami sampai di depan Mall, ada seorang laki-laki yg muda dan sangat tampan menghampiri kami. Aku hanya melongo saat dia berada di depanku dan berpelukan--ala cowok-- dengan Cody, lalu berpelukan dengan Lexa. Dia benar benar tampan!. Ah kenny, andai saja kau tak memiliki Cody, kau pasti akan mendapatkannya. Batinku tiba tiba saja berkata begitu, "ah Kenny bodoh! Kau tak mungkin berpaling dari Cody" gumamku dengan suara yg amat kecil, bahkan lebih kecil dari bisikan. Tapi entah mengapa, batinku menolak perkataanku. Entahlah.

"Kenny, ini justin. Dia sepupuku." Ucap Cody, sambil menggoyang-goyangkan tangan kananku.  Dengan segera aku menggeleng-gelengkan kepala ku untuk menyadarkan diriku agar kembali ke dunia nyata.

"Emh ya, aku Kendall Nicole Lincoln. Aku lebih suka dipanggil kenny." Akupun langsung mengulurkan tanganku sambil tersenyum ramah.

"Aku Justin Drew Bieber, panggil aku justin." Ia pun menyambut tangan ku tanpa senyum sedikitpun. Walaupun sebelumnya dia terlihat sedikit ragu untuk  menjabat tanganku. Sekedar info, dia terlihat Sombong. Aku benci orang Sombong dan kasar.

Akupun melepaskan tanganku duluan, karna aku sedikit risih dengan tingkahnya. Aku berpaling ke Cody, dan merangkul lengannya. Dan mengajak mereka masuk. Aku dan Cody jalan di depan, sedangkan mereka berdua--justin dan Lexa-- jalan dibelakang kami. Aku sempat mendengar suara justin yg sedang mengobrol dengan Lexa dengan akrab, berbeda saat mengenalkan dirinya kepadaku. Huh aneh sekali dia.

Sesampai di dalam mall. Lexa berjalan lebih cepat, dan menyamai langkahku. "Jangan berpacaran terus. Aku merasa aku jalan sendiri, bukan dengan sahabatku." Sindir Lexa sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Akupun hanya tertawa kecil.

"Kita akan pergi kemana dulu?" Tanya Cody menghentikan langkahnya, kami pun ikut berhenti. Ia menatap kami satu persatu.

Lexa hanya mengangkat bahu, mengisyaratkan kata "terserah". "Bagaimana jika kita nonton? Aku ingin menonton suatu Film." Ucapku tiba tiba, entahlah aku tak ada rencana apapun di Mall ini.

Cody melirik ke arah Lexa sebagai pertanyaan "bagaimana?", Lexa hanya mengangguk anggukan kepala tanda ia setuju dengan usulku. Lau Cody melirik lelaki sombong itu, dan lelaki sombong itu terlihat menggeleng gelengkan kepalanya tanda bahwa ia tak setuju dengan usulku.

"Menurutku itu usul yg jelek. Tapi mau bagaimana lagi? Aku tak ada ide untuk ini. Andai ini bukan Mall tempat biasa perempuan berkunjung, pasti aku mempunyai banyak ide yg bagus untuk ku utarakan " Dengan lagak sonbongnya. Aku menganga saat dia berani menyela usulku. Aku emosi saat dia berkata seperti itu dengan tingkah sombongnya. Ketampanannya sudah luntur di mataku.

Aku pun melangkah kedepannya dan sampai jarak diantara kami sangat tipis, aku beruntung kali ini karna aku memakai sepatu yg tinggi, jadi aku tak perlu capek untuk mendongakkan kepala ku untuk melihatnya. Aku mengacungkan telunjukku ke depan wajahnya.

"BERANINYA KAU! MEMANGNYA KAU SIAPA? HUH? MENYELA USUL ORANG SEENAKNYA SAJ--" omongan terpotong oleh Lexa yg tiba tiba saja ada dia antara kami dan ia berteriak.

"STOPP!" sambil mengangkat tangannya. "Kalian ini bagaimana sih? Baru bertemu sudah berkelahi, seperti anak tk saja. Kelahinya di tempat umum lagi. Yang bener aja coba! Malu tau diliatin banyak orang" omel Lexa sambil memutar bola matanya.

Aku hanya bisa mengelus-elus dadaku, yg rasanya ingin meledak ledak. Kalau saja ini bukan mall, pasti sudah habis dia dimulutku. Mengapa aku bilang dia akan habis di mulutku?, karna aku akan memakinya mati-matian.

Cody langsung mengajak kami kembali berjalan. Aku kira masalah selesai sampai sini, ternyata tidak Cody masih mengungkitnya, mungkin dia juga merasa malu. Sama seperti yg aku dan Lexa rasakan. Dengan si lelaki sombong itu? Entahlah aku tak ingin peduli dengannya.

Am I In Love With You, Or Am I In Love With The Feeling?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang