Section 10 – You Know What?
"Ya." Aku menghela nafas panjang ketika mengatakan dua huruf itu. Aku menatap Avery yang masih berlutut dihadapanku.
Pandangan mata Avery langsung terlihat lega dan senyumannya mengembang lebar. Aku mendengar tepuk tangan dari arah meja makan, namun pandangan mataku tetap tertuju pada Avery. Aku tersenyum padanya ketika dia menyematkan cincin indah itu pada jari manisku. Dia berdiri dan merangkulku. "Thank you, Savy. Thank you. I'll make sure you will be the happiest woman in this world," bisiknya pelan, membuatku tertawa pelan.
"Aku yakin kau akan melakukan itu, Avery." Aku tersenyum mantab.
"Sebenarnya aku ingin menciummu, oke? Tapi ada papamu disini dan aku tidak yakin punya nyali atau tidak melakukan hal itu dihadapannya," bisiknya sekali lagi, membuatku tertawa pelan.
"Kita bisa melakukannya nanti," ujarku pelan. Avery menuntunku berjalan kembali ke meja makan.
"Hei dimana ciumannya?" tanya mama Georgie membuat pipiku langsung memerah dalam sekejap.
"Mom..." gumamku pelan sambil mengambil satu pizza yang masih tersisa diatas meja. Avery hanya tertawa canggung sambil mencuri pandang pada papa Ben. Aku tersenyum tipis melihat kelakuannya. Avery masih sama seperti Avery yang dulu. Lugu, dan pengertian.
"Oke, oke. Biarkan dua pasangan ini mengobrol. Aku, Ben dan Blake akan mencuci piring untuk kalian," ujar mama Georgie berdiri dari tempat duduknya dan mengambil semua piring. Papa Ben mengambil inisiatif untuk membantu mama Georgie dan mereka berdua bergerak ke dapur.
"Kenapa harus aku?" tanya Blake kesal, namun tetap melakukan perkataan mama. Ya. Karena siapa yang berani menolak kata-kata mama Georgie?
"Oh ya. Minggu depan, akhir pekan aku hendak mengadakan pesta ulang tahu kecil-kecilan dirumahku di South Carolina. Aku sudah mengajak Jaxon dan Ellie. Kau mau ikut kan?" tanyanya.
Aku mengangguk pelan, tersenyum padanya.
"Kau tidak mengajakku, Av?" tanya Jayden yang dari tadi masih duduk didepan kami, sepertinya Jayden mendengar semua perbincanganku dengan Avery. Apakah dia tidak tahu yang namanya privay?
Avery tertawa pelan. Kak Jay bisa ikut kalau kakak mau. Mungkin mengajak pacar kakak juga?" tanya Avery menawarkan.
"Good. Aku akan segera menelpon Nicole kalau minggu depan dia harus mengosongkan jadwalnya untuk pergi berlibur bersama Avery Reynolds." Dia mengedipkan matanya pada Avery dan tersenyum penuh arti padaku. Dia bediri dari tempat duduknya dan mengambil ponselnya.
"Aku perlu bicara padamu sebentar, Kak. Berdua?" Spencer tiba-tiba sudah berdiri disampingku, wajahnya tampak serius.
Oke. Dia tidak pernah terlihat seserius ini sebelumnya. "Oke," jawabku pada akhirnya. "Tunggu sebentar ya, Av?"
Avery hanya tersenyum tipis padaku. Aku membalas senyumannya, lalu mengikuti Spencer yang sudah berjalan terlebih dahulu masuk kedalam kamarku. "Ada apa, Spence? tanyaku penasaran.
"Oke." Dia menutup wajahnya muram. Sepertinya ini serius. Aku menatapnya penasaran. Dia tidak pernah seserius ini sebelumnya. "Kakak ingin mendengar kabar bahagia atau kabar buruk terlebih dahulu?" tanyanya.
"Baik?" jawabku asal.
"Oke. Jadi." Dia berhenti berbicara, berpikir terlebih dahulu. "Sebenarnya yang ingin kukatakan ini satu kalimat, dan itu bisa menjadi kabar buruk maupun kabar baik sih, kak? Jadi bagaimana?" tanyanya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanting My Brother
RomanceSavannah Parker sudah mengatur hidupnya dengan rapi dan sempurna. Menikah pada umur 26 tahun dengan pacarnya, Avery Reynolds, menjadi seorang manager di perusahaan iklan terkenal di New York, dan yang terakhir adalah membangun sebuah panti asuhan un...