2. Sah!

69.9K 5.1K 103
                                    

Peluh membasahi kening Abi. Hari ini hari yang dinanti seluruh keluarga besar Purnomo dan Sutowo dihelat. Sudah tiga kali Abi salah mengucap ijab kabul. Apa ini pertanda dirinya yang memang belum siap. Mungkin dia siap secara lahir tapi secara batin entahlah.

"Ini kalau tidak bisa juga terpaksa harus dimandikan." Suara desas desus dari arah belakang terdengar hingga ke telinga Abi.

"Ayo diulang sekali lagi ya," ujar Tuan Khadi.

Papa Lita dengan mantap kembali menggenggam tangan Abi. "Saya nikahkan engkau, Abimana Sutowo bin Ganjar Sutowo dengan anak saya Jelita Adelia binti Burhan Purnomo, dengan mas kawin seberat 22 gram logam mulya dibayar tunai."

Ayo Abi. "Ssaya terima nikah dan kawinnya Jelita Adelia binti Burhan Purnomo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Saksi sah?" kedua belah saksi terlihat saling memandang meski awalnya terbata tapi selanjutnya lancar.

"Sah." Lantang saksi pihak Lita yang tak ingin berlama-lama.

"Sah." Semua orang yang berada di kediaman Purnomo bisa bernapas lega. Ibu Abi dan Mama Lita bahkan terlihat menangis. Mas kawin seberat 22 gram logam mulya itu adalah permintaannya Lita sendiri Abi hanya mengikuti.

Sampai detik dimana Abi telah sah menjadi seorang suami, Abi belum pernah sekalipun melihat wajah Lita yang sekarang.

"Nah sekarang pengantin wanita bisa keluar." Ucap seorang keluarga Lita.

Bagai gerakan slow motion seluruh keluarga termasuk Abi terpukau dengan kemolekan Lita. Kali ini harus diakui Abi bahwa nama yang melekat sudah sesuai yaitu Jelita. Mengenakan kebaya biru langit yang senada dengan pakaian Abi. Riasan make up pun tak terlalu tebal sehingga masih menampilkan kesan alami berbeda dengan pengantin biasanya mengenakan lipstick merah menyala Lita malahan terlihat manis dengan lipstick soft pink nya.

"Walah... mana ayu tenan toh le." Ucap Ibu Abi yang tersenyum sumringah. Sedang Mama Lita memasang air muka bangga anaknya jadi primadona. Tentu saja ini adalah harinya hari ini dia ratunya.

"Biasa aja natapnya Bi awas air liur lo netes." Sahut jahil Wahyu. Kali ini ia harus puas dengan setelan Batiknya yang dianggap nggak banget itu.

Lita semakin merapat membuat degupan jantung Abi semakin bertalu-talu. Seruan untuk menyalami sang suami pun dilakukan dengan hikmat. Lita sama sekali tidak canggung mengambil tangan Abi untuk dikecupnya sebagai rasa bakti telah menjadi seorang istri. Sementara Abi harus berusaha sekuat tenaga menahan tubuhnya yang bergetar ketika mengecup kening Lita.

Setelah upacara ijab selesai, kemudian dilanjutkan dengan upacara panggih semua keluarga berkumpul dihalaman kediaman Purnomo yang telah dipasangi tenda. Serangkaian acarapun dilaksanakan mulai dari Liron kembar mayang, Gantal, Ngidak endhog, Minum air degan, Sindur.

Selesai acara panggih dilanjut dengan acaraTimbangan, Kacar-kucur, Dulangan.

Dan yang terakhir Sungkeman. Lita hingga menitihkan air mata memohon do'a restu pada kedua orang tuanya. Dia juga memeluk erat Ibu Abi terlihat mereka seperti telah kenal lama. Melihat itu semua membuat Abi juga ikut berkaca-kaca.

'Nak Abi yang rukun ya kalau ada masalah dibicarakan baik-baik dengan kepala dingin Lita masih muda wajar kalau jiwanya agak labil', pesan Mama Lita.

'Abi, Papa percayakan Lita padamu', pesan singkat Papa Lita yang langsung disambut anggukan mantap oleh Abi.

'Yang langgeng toh le. Ibuk selalu do'akan kamu yang terbaik. Sekarang kamu dapet bidadari surga harus kamu jaga amanah dari Gusti Allah. Jangan kasar-kasar sama istrimu. Jangan dipaksa berhubungan kalau istrimu sedang capek.' Kalimat terakhir Ibunya yang membuat Abi menggeleng kepala.

Strange Marriage [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang