16. Rujuk

56.3K 4.7K 50
                                    

Hentakan kaki Lita memasuki beranda kediaman orang tuanya, tangannya mengetuk kuat pintu, sebuah koper besar disebelah tangannya yang lain.

Mbok Minah, asisten rumah tangga keluarga Lita berlari tergopoh segera membuka pintu utama, hari telah malam dan ada tamu tak sopan mengetuk dengan kencang.

"Loh non Lita," Mbok Minah terperangah melihat Lita kini didepannya dengan koper ditangannya.

Lita tidak menjawab, dan nyelonong masuk ke dalam. Mala yang sempat mendengar suara ketukan dari arah dapur segera menuju ruang tamu, matanya melotot melihat anak perempuannya dengan tampang kusut, mata sembab, dan... melihat koper yang digeret Lita otak Mala segera bereaksi.

Mala merentangkan tangannya menghalangi Lita yang hendak masuk ke dalam, "ih, apaan sih Ma," seru Lita tak suka.

"Kamu mau kemana? Mana Abi?" tanya Mala mencium sesuatu yang tak beres.

"Jangan tanya Abi sama Lita! Lita nggak tau!"

"Lah, kok gitu kamu kan istrinya."

"Ma... minggir deh... Lita mau masuk."

"Nggak bisa, ini kan bukan rumah kamu lagi. Kalau mau menginap disini harus sama Abi. Atau Abi-nya langsung yang izin ke Mama." Sahut Mala dengan tidak melemahkan rentangan tangannya.

Lita semakin berdecak kesal, ini kali kedua ia diusir terang-terangan oleh Mamanya sendiri, sebenarnya siapa sih yang anak kandung Abi atau dia?

"Ada apa ini ribut-ribut," suara bariton milik Burhan -Papa Lita- langsung menyapa.

"Ini nih Pa. Mama, nggak kasih Lita masuk." Rajuk Lita pada Papanya.

Burhan meneliti Lita dari atas sampai bawah, sesuatu pasti telah terjadi, dihelanya napas berat. "Kamu kenapa bawa koper begitu?"

Lita menggigit bibir bawahnya. Apa keputusannya datang kemari salah?

"Iya? Abi juga nggak ada, kamu kabur dari rumah?" sambung Mala.

"Abi..." ucapan Lita tertahan Airmatanya keluar lagi, "Abi selingkuh!" ucap Lita setengah berteriak.

Mala memandang ngeri lalu menggeleng kepala, baginya tidak mungkin mantu kesayangannya berbuat seperti itu. Burhan masih terlihat tenang, ia tak hanya mengenal anaknya sehari dua hari, tapi hampir seumur hidup.

"Apa! Siapa yang selingkuh." Potong Wahyu yang datang dari arah luar. Keningnya mengernyit melihat adiknya yang datang dengan koper besar.

"Abi selingkuh?" tanya Wahyu lagi.

"Wahyu." Interupsi sang Ayah.

"Iya dia juga nampar Lita, Papa..." Lita melepas kopernya dan beralih ke sisi Ayahnya. Mala tak lagi merentangkan tangannya, dia masih belum percaya dengan ucapan Lita anaknya itu memang sering membuat ulah dari dulu.

Deru suara mobil memasuki pekarangan, Wahyu segera berbalik, tak salah lagi itu mobil Abi, tangannya terkepal, dibalik sikap cueknya Wahyu sangat menyayangi Adiknya.

Abi turun dari mobil, dugaannya benar Lita sedang berada dirumah orang tuanya. Abi langsung berlari mengejar Lita sebelumnya, tapi sialnya ditengah jalan ada sebuah kecelakaan sehingga terjadi kemacetan, Abi menuju apartemen terlebih dahulu, tapi Lita tak ada. Jadi Abi langsung mengambil inisiatif menuju rumah orang tua Lita, dan benar saja melihat mobil Lita yang terparkir sudah memberikan jawaban.

Abi menghela napas dalam, masalah rumah tangganya seharusnya tak sampai ke telinga orang tua Lita, sepanjang jalan ia menyesali perbuatannya, seharusnya ia tak sekasar itu pada Lita, ia sendiri membuktikan bahwa dirinya tidak bisa mengontrol emosi.

Strange Marriage [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang