Mata itu tersenyum menyeringai, tapi tidak dengan bibir merahnya. Ada yang aneh, seharusnya mata itu layu, setelah sekian waktu menolak terpejam, terlalu mendramalisir kesunyian yang tetiba datang menyapa.
"Tetaplah hidup, kumohon." Sebait kalimat itu yang pernah memaksaku untuk tetap setia mempertahankan nyawa dalam ragaku.
Kenapa kamu memintaku bertahan? Saat kamu pun nyatanya memilih pergi? Bukankah seharusnya El-maut menjemputku lebih dulu. Bukan kamu?
Sekali lagi mata itu tersenyum, kini bahkan bibir itu ikut menyeringai. Menyisakan rasa perih di nadiku. Kutundukkan wajahku pada lengan yang kini berdarah. Tapi mata tersenyum itu terus menikmati keterkejutanku.
-
-
-
-
-
-
-
-
Jawabannya : Bunuh diri di depan cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIDDLE
RandomPernahkah kamu membuat sebuah teka-teki berantai yang misterius? Coba jawab teka-teki ini. Riddle wattsosystem. - A story by wattsosystem 2O16.