Chapter 3

1.3K 105 7
                                    


"Kata Manajer anda memanggil saya untuk mengambil payung saya yang tadi tertinggal." gumam Kuroko sopan ketika Akashi mempersilahkannya duduk.

Akashi tidak menjawab hingga Kuroko menatap Akashi bingung, lelaki itu sedang menatapnya dalam seolah sedang berkonsentrasi pada sesuatu tetapi pikirannya seolah tak ada di situ.

"Akashi-sama?"

Lelaki itu mengerjap.

"Oh! Payung." gumamnya seolah baru teringat akan hal itu, "Ada di meja sekertarisku, kau bisa memintanya padanya."

Lalu kenapa sang CEO ini, yang katanya sangat sibuk menyuruhku menghadapnya? Kuroko mengerutkan kening.

Ketika Akashi sepertinya tidak akan berkata apa-apa lagi, Kuroko Segera bangkit dari kursinya.

"Kalau begitu saya akan segera mengambilnya, terimakasih sudah merepotkan anda, permisi Akashi-sama." gumamnya setengah berbalik,

"Tunggu kuroko."

Suara lelaki itu terdengar lembut, dan dengan enggan Kuroko membalikkan tubuhnya,Lelaki itu ternyata sudah bangkit dari kursinya, memutari meja dan berdiri berhadap-hadapan dengan Kuroko.

"Aku meralat ucapanku tadi pagi." gumamnya misterius.

Kuroko mengerutkan keningnya.

"Tentang?"

"Tentang kau bukan tipeku dan aku tidak mungkin tertarik padamu, sebenarnya selama ini aku memperhatikanmu karena tak tahu kenapa, kau membuatku sangat bergairah."

Mulut Kuroko ternganga dan dia tak mampu berkata-kata, pernyataan itu begitu mengagetkan bagaikan petir di siang bolong.

"Aku ingin kau menjadi kekasihku, ah tidak, bukan kekasih, apa ya istilahnya? Pacar simpanan?"

Akashi tampak sangat bersemangat dengan tawarannya sehingga tidak memperhatikan ekspresi shock Kuroko.

"Kau hanya perlu melayaniku di ranjang, memuaskan aku." Suaranya menjadi rendah dan merayu, "Dan kau tak perlu kuatir akan rugi, kau tahu aku kekasih yang murah hati, aku akan membelikanmu apartemen mewah sehingga kau bisa pindah dari flat kecilmu itu, dengan begitu aku bisa leluasa mengunjungimu setiap malam, dan aku akan menanggung biaya kehidupanmu, apapun yang kau inginkan akan kuberikan. Hutangmu akan aku lunasi semuanya. Aku tahu kau menyukainya Kuroko karena gaya hidupmu sepertinya sangat mahal dan hutang-hutang yang belum kau lunasi, sampai-sampai kau harus berhutang puluhan juta pada perusahaan. Bahkan mungkin kalau kau bisa menyenangkanku, dan memuaskanku hutangmu pada perusahaan itu akan kulunasi. Bagaimana Kuroko? Aku akan memenuhi semua permintaanmu dan kau hanya harus ada saat aku membutuhkanmu."

Ketika Akashi akhirnya mengakhiri pidatonya, Kuroko sudah begitu pucat sampai tak bisa berkata-kata. Tawaran itu memang amat sangat menggoda, apabila ditawarkan pada pelacur atau orang yang tidak punya harga diri. Tapi lelaki itu menawarkan kepadanya? Kepadanya! Berani-Beraninya lelaki itu! Berani-beraninya dia merendahkannya sampai seperti ini.

"Kenapa kau diam saja? Kau tak perlu sok malu-malu atau sok suci, aku tahu pria seperti apa kamu dibalik sikapmu yang sok menjunjung moralitas-"

PLAAAKKK!

Tamparan itu begitu keras sampai kepala Akashi terlempar ke belakang, suara tamparan itu menggema di ruangan yang luas itu.

A Romantic Story About KurokoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang