Awal Pertemuan

28 3 0
                                    

Disudut kamar terdapat gadis kecil berambut hitam panjang sedang memberi makan terhadap kucing kesayangannya. Entah ada angin apa. Gadis itu yang biasanya membenci untuk pergi keluar saat libur. Tiba-tiba mengajak kucingnya berjalan-jalan.

Kucingnya sangat menyukai angin yang berhembus. Tetapi dia membenci akan hal itu. Ah bukan. Gadis itu tidak membenci angin. Dia hanya takut kejadian beberapa tahun lalu tertimpa padanya. Kejadian yang harus merenggut nyawa kembarannya.

"Fiona mau pergi keluar ya ma!" Pamit gadis itu pada mamanya. Mamanya yang melihat itu senang, kemudian menelfon suaminya,

"Pa! anak kita sudah mau keluar rumah lagi!" orang yang berada disebrang teleponpun ikut senang. Bagaimana tidak senang? Anaknya yang selalu mengurung dirumah akhirnya keluar rumah. Bukannya tidak sedih akan kematian satu anaknya. Tetapi mereka mengatakan bahwa tidak boleh terlalut lama dalam kesedihan.

"Yasudah ya pa, mama tutup teleponnya."

"Kitty kita mau kemana? Kamu yang menentukan jalan!" kata Fiona. Kitty adalah nama kucing kesayangannya. Dengan senang hati Kitty mengajak Fiona ketaman. Dimana terdapat banyak kucing.

Setelah sampai ditaman, Fiona bertemu dengan seorang Pria yang mungkin berjarak 5tahun dengannya. Pria itu nampak sedih.

"Kamu terlihat sangat sedih kak?" Entah itu pertanyaan atau pernyataan. Respon yang diberikan oleh pria itu adalah tatapan tajam. Tatapan tajam tanda tak suka karena gadis itu sangat kepo. Yah benar KEPO.

"Siapa kamu? Gak usah SKSD ya!" ketus Pria itu. Bukannya sakit hati, Fiona malah semakin mendekat pada pria itu. Dan dia ingin bersahabat dengan pria sedih ini.

"Kak aku Fiona!, dan gak apa SKSD kalo emang kakak lagi butuh temen curhat!" Jawab Fiona. 'Well gadis ini mempunyai nyali yang cukup kuat' batin pria itu.

"Ngapain saya curhat sama anak kecil! Huh bikin malu saja yang ada." Kata-kata pria itu sangatlah menusuk. Tetapi Fiona mencoba sabar sembari membatin, 'Mungkin ini perasaan mama saat aku bentak waktu itu.' Iya Fiona pernah membentak mamanya. Padahal niat mamanya baik.

"Ya sudah nama kakak siapa? Aku bakal pergi kalo kakak sudah member tahu nama dan umurmu!" Menyerah? Iya Fiona menyerah akan kekerasan pria itu. Bahkan batu sajatidak terlalu keras.

"Baiklah karena kamu berjanji pergi! Nama saya AlVino Romian Alfarez! Umur? Ummm... baiklah, umur saya 15 dan mungkin lusa yang ke-16." Setelah itu Vino mengusir Fiona. Garis bawahi ya! Diusir dengan kasar.

Fiona berjalan dengan muka yang ditekuk. Kittty yang menyadari itu menghampiri pemiliknya.

"Menyebalkan. Sangat menyebalkan! Dia fikir aku akan meyerah! Tak akan sebelum aku melunakkan kekerasan hatinya!" Gerutuan yang keluar dari mulut Fiona tak ada hentinya.

"Kitty! kita akan mengikuti dan mencari tau rumahnya ya!" Kata Fiona. Dia ingin agar Kitty ikut. Seperti mengerti Kitty mengeong senang. Misi pun dimulai. Sepanjang hari ini Fiona menjadi stalker Vino.

"Aaaaaaahh, akhirnya aku tahu dimana rumah kak Vino! Yeeeay!!!" Fiona sangat senang akan hal itu. Dia memutuskan untuk tertidur dan jatuh kedalam alam mimpi.

Fiona mengerjap-ngerjapkan matanya. Mencoba agar retinanya menerima cahaya. Dia menyadari ini sudah malam. Jam tujuh. Dia akan turun dan meminta maaf atas perilakunya pada kedua orang tuanya. Iya dia menyesali semua itu. Saat inilah yang tepat. Saat dimana keluarga kecilnya berkumpul. Fiona sekarang berumur sebelas tahun. Bukanlah anak kecil lagi.

"Princessnya Mom udah turun!" kata mama Fiona. Fiona senang. Pasalnya orang tuanya tidak marah padanya.

"Mama! Papa! Fi-fiona ma-mau mi-minta ma-maaf! Maaf atas semua perilaku Fiona, maaf atas bentakan Fiona!" kata Fiona. Awalnya terbata-bata namun, lancar. Mamanya Fiona terharu. Padahal anaknya masih berumur sebelas tahun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love You Queen CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang