Hari ini semuanya berjalan normal seperti biasa. Tidak ada hal yang mengkhawatirkan bagi Jaejoong. Dia baru saja tiba di rumah setelah seharian sibuk bekerja.
"Niisan, kau sepertinya begitu lelah," ucap Ayumi yang menghentikan menyuap makan malamnya dan menyentuh lengan Jaejoong yang duduk di sebelahnya. Ayumi terlihat khawatir.
"Aku baik-baik saja, hanya terlalu banyak bekerja hari ini," sahut Jaejoong menenangkan Ayumi.
"Dia itu gila kerja, Ayumin. Kau tidak perlu khawatir sebelum dia sama sekali tidak bisa bergerak," canda ibunya.
"Setelah makan, kau harus langsung istirahat," perintah Ayumi pada Jaejoong. Sekarang justru Ayumi yang terdengar posesif.
"Baiklah adikku yang posesif," canda Jaejoong sambil mengacak rambut Ayumi kemudian melanjutkan makannya.
=-=-=-=-=-=
"Berikan ini pada Jaejoong," ucap ibu Jaejoong sambil menyerahkan segelas coklat hangat pada Ayumi setelah selesai mencuci piring.
"Baiklah. Oyasumi, kaasan," ucap Ayumi sambil mencium pipi ibu tirinya. Kemudian dia berjalan meninggalkan ibunya dan menuju kamar Jaejoong.
Ayumi mengetuk pelan pintu kamar itu dan membukanya. Saat dia masuk dia mendapati Jaejoong duduk di sandaran tempat tidur dan sibuk membolak-balik berkas di tangannya.
"Sudah kubilang untuk langsung istirahat tapi kenapa justru masih bekerja?" tanya Ayumi yang berjalan ke arah tempat tidur Jaejoong.
"Hanya satu berkas ini dan setelah itu aku tidur," sahut Jaejoong tanpa menoleh pada Ayumi yang sudah duduk di sisi tempat tidur Jaejoong.
"Kaasan memintaku memberikan ini untuk Niisan, minumlah," ucap Ayumi sambil menyerahkan gelas coklat itu ke arah Jaejoong.
"Terimakasih," ucap Jaejoong yang mengambil gelas itu kemudian meminumnya.
"Niisan," ucap Ayumi terhenti karena ragu.
"Ada apa? Kau sepertinya ingin mengatakan sesuatu," tanya Jaejoong yang meletakkan gelasnya di meja kecil di samping tempat tidurnya.
"Minggu depan akan ada kunjungan wisata ke Osaka," ucap Ayumi akhirnya, tapi kemudian diam menunggu reaksi Jaejoong. Dia khawatir jika Jaejoong tidak akan mengijinkannya untuk ikut serta.
"Lalu?" tanya Jaejoong yang justru menunggu apa yang ingin Ayumi katakan selanjutnya.
"Apa Niisan tidak melarangku untuk ikut?" Ayumi justru bertanya balik.
"Apa kau boleh untuk tidak ikut?" kini Jaejoong yang justru bertanya balik. Ayumi hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Kalau begitu pergilah," ucap Jaejoong santai. Ayumi terkesiap karena terkejut dengan reaksi Jaejoong.
"Kunjungan kali ini ke Osaka, Niisan. Kau yakin?"
"Maksudmu aku akan khawatir karena kali ini kau akan pergi jauh dan tidak ada yang mengawasimu? Kau ingin aku mengirim orang suruhanku untuk mengawasimu?" tanya Jaejoong.
"Tidak, bukan begitu, mungkin saja kau akan bersikeras untuk melarangku ikut. Kau yakin, Niisan?" tanya Ayumi sekali lagi meyakinkan kakaknya.
"Aku akan mempercayakan Yuta untuk menjagamu dan aku tidak akan mengirim orang suruhanku lagi," sahut Jaejoong.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Ayumi bingung.
"Sebenarnya aku khawatir, benar-benar khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi padamu. Tapi kali ini aku mencoba untuk mempercayaimu dan Yuta. Tapi jika nanti terjadi hal buruk padamu, maka kau tau apa yang akan aku lakukan setelahnya," jelas Jaejoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
[C] Sister Complex
FanfictionMemiliki kakak yang begitu posesif, mengekang kebebasan adiknya. Itulah yang dialami Ishida Ayumi, gadis Jepang yang memiliki kakak berdarah Korea, Kim Jaejoong. Mereka memang tidak memiliki hubungan darah, tapi setelah ayah Ayumin -begitu akrabnya...