Set Me Free 1

2.2K 74 0
                                    

Terbengkalai diruang yang gelap dan hampa, masuk kedalam semak berduri yang tajam menusuk hati dan berakhir pada kematian yang bahkan sangat dekat tapi tidak kunjung datang untuk segera menjemput, malah yang terus mengelilingi hanya sebuah mimpi buruk yang tiada akhir.

Bahagia.

Jangan konyol, itu hanya sebuah omong kosong yang tidak ada artinya sama sekali, meragukan Tuhan yang katanya adil kepada semua umatnya tapi apa yang didapat, hanya sebuah kehancuran, kekecewaan, kemarahan dan rasa benci yang bahkan tidak ada akhirnya. Hidup yang bahkan hanya sebuah kata yang tidak berarti hidup atau mati yang berarti sudah tidak ada, hidup dalam kematian atau kematian yang sangat dekat tapi tidak segera datang atau hidup dikelilingi dengan suara kematian atau...lebih buruk adalah kehidupan yang teramat tidak diharapkan. Egois jika mengatakan hidup itu sekali maka lakukanlah dengan baik dan hiduplah dengan bahagia, bukankah itu hanya omong kosong yang tidak berlaku pada hidup seseorang yang sudah berada diujung tanduk keterpurukan tingkat ekstrem.

Bunuh diri.

Dari berbagai kata yang tepat mungkin bunuh diri ada dalam kosa kata pertama dalam kamus hidup yang sama sekali jauh dari kata bahagia, jangan bertanya berapa kali mencoba untuk melakukan hal yang dibenci Tuhan itu tapi hasilnya nafas ini masih terus berderu dengan jantung yang masih berdetak dengan irama yang normal bahkan nadi masih setia meluncurkan darah keseluruh tubuh.

Menyesal.

Diantara semua benih janin kenapa harus benih ini yang tumbuh didalam rahim dan lahir didunia yang kejam ini. Menyesal menjadi kosa kata kedua, terlahir dan hidup menjadi seperti ini mungkin kata menyesal yang dapat terukir dihidup ini.

''pergilah jika kau masih ingin hidup brengsek!!!''

Bagaimana menjalani hidup yang bahkan tidak pernah diharapkan?

Bisakah orang lain saja yang mengalaminya?

Apa bisa hidup ini jauh lebih baik?

Kapan semua ini pergi dan menghilang dari hidup yang bahkan sudah mendarah daging dan menggerogoti diri ini perlahan lahan?

Apa...?

Bagaimana...?

Kapan...?

Kenapa...?

''bulshit!!!bajingan...''

Seakan semua pertanyaan itu sudah sering untuk dilontarkan tapi sampai detik ini seolah jawaban menghindar dan pergi untuk menjawab semua keterpurukan akan pertanyaan yang terus menghantui, seakan sebuah dosa yang tidak terampuni dan kesalahan yang tidak termaafkan semua itu terlihat sangat jelas tapi sulit untuk dicerna dan dimengerti apa penyebabnya.

''El udah ya kita pulang''

Suara lembut itu seakan menghipnotis seorang gadis berumur 21 tahun itu sedangkan seseorang yang membujuknya memasang wajah putus asa seakan menyerah dengan semua perlakuannya akan gadis ini. Tidak digubris dan terus melakukan aktivitasnya membuat seseorang ini menggelengkan kepalanya dan mencari cara agar gadis ini mau pulang dari tempat yang sangat tidak baik.

''udah pulang aja deh kamu enggak perlu ngatur aku''

''ini udah malem Ellina, kita pulang ya''

''pulang aja sendiri Ren, aku masih mau disini''

Dahi seseorang yang dipanggil Ren ini berkerut seakan menyiratkan kebingungan, memang sikap dan perilaku Ellina berubah drastis semenjak 2 bulan yang lalu, lebih tepatnya saat seseorang ini mengatakan jika dia akan menikah.

''El aku mohon kita pulang ya''

''sana deh pulang sendiri, urusin tuh pernikahan kamu sama seseorang yang kamu cintai enggak perlu urus hidup aku''

''El kamu udah aku anggap adik aku, kita pulang ya''

Ellina tersenyum sinis mendengar penuturan seseorang yang terus memaksanya untuk pulang ini, menatapnya tajam lalu membuang muka.

''ya, aku memang akan selalu menjadi adik kamu Daren, dan selamanya akan begitu''

''ck''

Ellina beranjak dari kursinya dan mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakkannya dimeja lalu pergi, meninggalkan laki laki yang masih berdiri menatap punggung Ellina yang semakin menjauh.

''sampai kapan kamu seperti ini El''

Tingkat kesadaran Ellina sudah sebagian menghilang, berjalan terhuyung dan hampir menabrak tiang jalan dipinggir jalan sedangkan laki laki itu masih berjalan santai dibelakang Ellina sambil menggelengkan kepala karena kebiasaan Ellina yang semakin hari semakin jauh dari kata baik, tidak tahan Daren langsung melepas jas kerjanya dan memakaikannya kepada Ellina.

''kita pulang naik taxi ya''

''enggak''

''El tubuh kamu udah lemes gitu, aku panggilin taxi ya''

''enggak!!''

''El ini udah tengah malam dan udaranya dingin, kita naik taxi ya''

Seakan kesadaran tinggal beberapa persen lagi Ellina tidak menjawab apapun dan Daren langsung memberhentikan taxi dan mereka pulang naik taxi.

Daren merebahkan tubuh Ellina perlahan, menatap lekat lekat gadis yang sudah masuk kedalam dunia mimpi yang tidak diketahui orang lain, Daren menghembuskan nafasnya berat berfikir kapan Ellina bisa berubah menjadi lebih baik, Daren sudah lelah setiap hari sepulang bekerja selalu disugukkan dengan kabar jika sahabatnya itu berada diklub dengan minuman keras ditangannya, ingin sekali Daren membiarkan hal itu terjadi pada sahabatnya itu, toh itu memang keinginannya tapi lagi lagi laki laki ini malah berlari memanggil taxi dan menuju klub, membujuk Ellina untuk pulang yang akan berakhir Daren membopong tubuh Ellina kekamarnya karena sudah tidak sadar akibat pengaruh alcohol.

Ingin sekali Daren membiarkan dan tidak mengurusi hidup gadis ini, biarkan saja hidupnya yang luntang lantung dengan kemirisan hidup yang parah, tanpa tujuan hidup dan masa depan yang tidak jelas, detik ini dia hidup sudah bersyukur, tapi lagi, Daren tidak setega itu membiarkan gadis yang sudah dianggapnya sebagai adiknya itu, sudah cukup dulu gadis itu memiliki beban berat dalam hidupnya dan kini Daren ingin membuat Ellina bahagia, tapi seakan gadis itu tidak menginginkan hal itu atau memilih untuk mengakhiri dengan hal yang fatal. Beberapa kali Daren melihat Ellina ingin bunuh diri tapi beruntung dia masih berhasil menyelamatkan sahabatnya itu. Dan kali ini laki laki itu sangat kerepotan dan bingung, sebentar lagi ia akan menikah dengan gadis yang dipilihkan orang tuanya, dia tidak menolak atau menerima tapi sepertinya presentase untuk menolak sangat tipis jadi mau tidak mau dia menerima dan sebentar lagi Daren memiliki tanggung jawab kepada istrinya dan waktunya untuk mengurus Ellina akan berkurang, dia takut Ellina akan bertambah parah dan liar tanpa pengawasannya tapi jika Daren memaksa dia takut akan berdampak pada rumah tangganya dengan Mesya.

''sayang aku pulang dulu ya, jaga diri kamu baik baik, besok aku ketemu kamu, oke dear''

Daren mengecup lama kening Ellina lalu beranjak pergi meninggalkan gadis itu dengan sejuta mimipi rahasianya.

''selamat malam, adikku sayang''


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Set Me Free (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang