1. Pertemuan Gula-Gula

40.1K 1.2K 6
                                    

Flashback
***
Riana meringis saat perutnya seperti diremas. Gadis itu terlambat makan dan penyakit maghnya kambuh.

Dia menutup mulutnya saat tiba-tiba ada dorongan untuk muntah lalu meringis lagi.

Aduuh, ini gimana? Sekarang dia masih di sekolah. Sudah mau bel pulang. Mau ke UKS tapi dikit lagi pulang. Jadi lebih baik dia menunggu sampai jam pelajaran selesai.

Lalu saat bel pulang sudah berbunyi Riana cepat-cepat memasukkan semua barang ke tasnya lalu berlari pulang sampai dia menabrak seseorang.

Yah, kenapa dia sial sekali sih? Riana meringis saat sakit di perutnya semakin menjadi-jadi.

Dia terduduk begitu saja sambil memegang perutnya tanpa memedulikan dirinya yang menjadi tontonan orang-orang yang berlalu lalang.

Orang yang menabraknya juga masih berdiri sambil menatapnya dengan kening yang berkerut. Perasaannya tadi yang nabrak dia ngga jatuh deh, kok sekarang sudah duduk di lantai begini. Malah pengang perut lagi!

Dia mencebik kesal lalu memutuskan untuk berjongkok di depan Riana.

"Lo ngga papa?" suaranya berat membuat Riana menatap laki-laki yang ada di hadapannya sekarang ini.

Cowok yang ada di depannya terkejut saat Riana mengangkat wajah. Muka wanita itu pucat pasi dan dipenuhi keringat dingin.

Ini karena di tabrak tadi?! Yaelah! Mati gue. Anak orang ini!

Riana menggeleng. Dia terus menatap pria di hadapannya ini sambil menahan sakit. Sampai pandangannya mengabur lalu menggelap.

***

Saat membuka mata, yang pertama kali Riana lihat cuman warna putih gadingnya dinding sekolah. Lalu beralih ke anak cowok yang duduk di dekatnya.

"Udah sadar?" tanyanya datar. "Lo lagi magh."

Riana hanya mengangguk. Perutnya masih sedikit perih tapi masih bisa dia tahan. Tidak seperti tadi.

"Ya udah. Lo udah sadar kan. Kalau gitu gua duluan." cowok itu bangkit lalu tanpa di sangka menyelipkan sesuatu di tangan Riana.

"Gula-gula. Kata pengurus UKS tadi, setidaknya lo harus makan yang manis-manis dulu untuk sementara. Supaya ngga semakin parah." Lalu dia pergi tanpa menunggu Riana merespon.

Riana mengernyit tapi tetap saja mengambil sebuah permen coklat yang ada di tangannya.

Yah, not bad lah. Riana memakan permen itu sambil mencari-cari handphone di dalam tasnya yang ada di nakas.

***
"Ooo, jadi namanya Adelio." Riana membulatkan mulutnya saat mendapatkan informasi dari teman sebangkunya, Rara.

"Emangnya kenapa?" Rara bertanya dengan penasaran melihat Riana masih menatap punggung Adelio yang menjauh.

"Ngga, kemarin dia nolongin gue pas magh gue kambuh."

Rara mengerutkan dahinya, "beneran?"

Riana mengangguk. "Dia kemarin kasih gue permen juga,"ucapnya sambil mengeluarkan bungkus permen berwarna coklat dari dalam kotak pensilnya.

"Tumben," Rara bergumam.

Riana menatap Rara dengan pandangan bertanya.

"Adelio kan cuek banget, Na. Boro-boro nolongin. Senyum aja jarang."

***
Riana tersenyum saat melihat orang yang ada di hadapannya.

"Lio!"

Adelio yang merasa dirinya dipanggil dengan panggilan akrabnya langsung berbalik dan mengerutkan dahinya.

Siapa cewek yang ada di hadapannya ini. Apa dia mengenalnya?

"Masih inget gue?" Riana tersenyum lebar. Memperlihat giginya yang rapih.

"Siapa?"

Setelah menyebutkan pertanyaannya, tangan Adelio langsung ditarik, "gue Riana Angela. Lo boleh panggil gue Riana. Hehe."

Tapi Adelio tak menjawab. Cowok itu malah menaikkan kedua alisnya dan menatap Riana dengan aneh.

Riana sendiri tanpa bisa menangkap raut wajah Adelio langsung melanjutkan, "salam kenal ya."

***
TBC

Masih tahap pengenalan dimulai dr masa2 SMA

*enjoy(y)

SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang