3. Stay

14.5K 978 10
                                    

3. Stay

"I was kinda hoping you'd stay—"

***

Riana ingat sewaktu dulu dirinya dan Lio masih berada di bangku sekolah kelas 3 SMA, pria itu pernah datang ke rumahnya pukul 4 subuh dengan panik sambil membawa berbagai macam obat-obatan penurun panas.

Riana juga ingat, waktu itu betapa pucatnya Lio saat tahu kalau dirinya demam tinggi dan berlangsung berhari-hari bahkan hampir seminggu penuh.

Dan Riana merasa de javu sekarang. Saat Lio membangunkannya melalui via telepon lalu bertanya apa yang harus dilakukan jika wanita mengalami kram perut karena haid.

Pria itu menerornya dengan beberapa panggilan telepon bahkan tanpa tahu jika Riana baru saja tertidur beberapa menit yang lalu. Tapi Riana meladeninya. Lagi-lagi mencoba berkorban demi membuktikan jika dirinya peduli terhadap Lio dan segala urusan pria itu.

Riana memberikan solusi untuk nyeri haid kekasihnya dan juga memberikan sebuah kompres boneka yang biasa dia gunakan jika terjadi nyeri pada perutnya.

Wajah Lio pucat—sama seperti dulu—saat pria itu datang kerumahnya. Dan lagi-lagi Riana merasa de javu.

"Dia bakalan baik-baik aja kan, Na?" Pria itu bertanya dengan gelisah.

Riana mengangguk lalu tersenyum bermaksud untuk menenangkan walaupun hatinya terasa diremas.

"Oke. Kalau begitu gue cabut ya. Buru-buru ini," Lio berbalik arah untuk keluar dari rumah Riana sebelum gadis itu menahan lengannya.

"Kenapa, Na?"

Bisa tinggal disini aja? Riana tertawa dalam hati. Jenis tawa ironi yang mewakili hatinya yang sedang tak menentu saat ini.

"Titip salam untuk Lia ya. Bilang semoga cepat sembuh."

Lihat? Memang kemauan dan lidah itu tak selalu sinkron. Sama seperti pilihan hatinya yang tak selalu sinkron dengan pemikirannya.

Riana mau menjauh dan melupakan Lio. Tapi kalau hati Riana maunya Lio, Riana harus apa?

***

TBC

Part selanjutnya di post jam 8 malam.

*enjoy (y)

SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang