Bagiku dunia ini terbagi menjadi dua. Duniamu yang selalu kau penuhi dengannya, dan duniaku yang selalu kupenuhi denganmu. Bagimu aku hanyalah seorang yang tanpa apa-apa. Karena aku bukanlah siapa-siapa. Meski mata ini terus mengarah kepadamu, matamu hanya mengarah padanya. Kau begitu fokus untuk selalu membuatnya tertawa di sampingmu, membuatnya bahagia karenamu. Kau membelainya, memujinya, mencintainya dan menyayanginya.
Aku tahu, bukan hanya aku yang selalu menatapmu dari sudut yang tak dapat kau ketahui. Begitu banyak wanita yang kau buat sama sepertiku, hanya bisa memandangimu dan tak dapat melakukan apapun selain itu, bahkan untuk memimpikanmu saja itu hal yang mustahil.
Semua orang mengetahui kenapa kau begitu banyak disukai. Semua orang juga tahu bahwa kau hanya menyukainya walau beribu tahun yang kan datang. Kau tak biarkan seorang pun untuk menempati satu tempat di hatimu selain dengannya. Kau tak biarkan seorang pun untuk memenuhi isi kepalamu selain dengannya. Dan itu adalah obat penyadar bagiku agar aku tidak terbuai oleh mimpi karena aku di beri kesempatan untuk terus berada di sampingmu. Diberi kesempatan meski itu untuk melayani wanita yang kau cintai.
Tak sadarkah dirimu akan perasaanku? Walau jarak kita terkadang tidak lebih dari 1 meter saja.
Aku memang bukan orang yang mampu dengan mudah mengatakan apa isi hatiku. Itulah yang membuatku selalu dibuang oleh semua orang yang terlebih dulu menyatakan ingin bersama denganku. Setelah kesekian kalinya aku terbuang kau datang menyelamatkanku. Kau tersenyum lembut hanya padaku hanya pada saat itu, saat pertama kali kita bertemu. Aku yang duduk tersungkur sambil menahan isak tangisku, kau yang dengan lembutnya menyelipkan beberapa butir permen di tanganku. Kau tersenyum seakan aku ini seorang anak kecil yang menangis karena tersesat dan terpisah dari orang tuaku. Aku mendapat sinyal kehangatan dari matamu. Meski kau terlihat tegas, kaku, dan galak.
Apa kau tahu, kau memberiku secercah harapan. Harapan untuk tidak membuatku menetapkan tidak akan jatuh cinta lagi. Kau patahkan keputuasaanku dalam sekejap. Dengan mudahnya aku tersenyum, tertawa dan mengganti seluruh pikiranku hanya denganmu. Hanya dengan sekali pertemuan itu.
Aku tahu kau selalu kemari, kau selalu duduk di tempat yang sama dan memesan minuman yang sama tanpa memesan satu makananpun. Tidak rugi aku nekat mengambil keputusan untuk part time di sini dengan harapan akan bertemu denganmu kembali. Dan benar saja, kau datang lagi kemari.
“Sudah semangat lagi ya.” Tanyanya padaku sambil tersenyum.
Aku tersenyum lebar saat kau mengatakan hal itu padaku. Aku bahagia dan merasa beruntung dapat bertemu denganmu. Tapi saat itu aku tersadar bahwa hatimu telah menjadi miliknya. Kau tersenyum dengan cara berbeda daripada saat tersenyum padaku. Kau mengucapkan dengan penuh cinta setiap kata. Ya, aku tahu takkan semudah itu bagiku untuk menggapai seseorang yang telah membawaku keluar dari kejaran ingatan akan masa laluku. Aku tak mendapat kesempatan lagi untuk meraihnya. Tak ada lagi. Tetap menjaga rasa ini di hatiku yang terdalam adalah keputusan yang bijak, bagiku, bagimu dan baginya. Namun, aku putuskan untuk tetap terus mencintaimu walau rasa ini kian membesar dan kini sangat sulit bagiku untuk memendamnya.
Satu tahun telah berlalu sejak aku melayani wanitamu. Dia baik, manis dan ramah. Jika aku juga lelaki, mungkin aku akan suka padanya. Bukan karena aku benci pada nona-ku ini, tapi terkadang aku merasa dia tidak sepenuhnya menjadi dirinya jika bersama denganmu, bukan karena aku ingin dia pergi darimu. Aku mengetahui yang sebenarnya, bahwa hatinya sedikit tertinggal pada lelaki yang kutahu dari ceritanya telah tinggal bersamanya selama empat tahun belakangan. Menyadari hal itu aku tidak mengerti harus mendukung siapa. Karena kini aku juga menyayangi nona-ku ini yang kuanggap adikku sendiri, dan aku ingin dia mampu bersikap seperti dia sebelum dia mengetahui rahasia besar tentang hidupnya. Tapi aku tidak ingin kau jatuh karena kehilangan satu-satunya orang yang berarti bagimu. Karena melihatmu sedih mampu membuatku seratus kali lebih sedih. Biarkan aku yang terluka jika mampu membuatmu bahagia. Tapi jika kau bahagia karena memilikinya, dia tidak sepenuhnya bahagia karena dia kehilangan setengah kebahagiaan bersama dengan orang itu. Dan aku tahu, kau tak mau hal itu terjadi. Dengan mengetahui sifatmu, jika kau harus dan dengan terpaksa harus melepaskannya untuk orang itu aku yakin kau akan melepasnya. Karena kau lebih mementingkan kebahagiannya dari pada kebahagiaanmu sendiri. Dan jika memang saat itu benar-benar tiba, tak bisakah aku- Ah, mustahil aku dapat menggantikannya, aku bukanlah siapa-siapa, aku juga bukanlah salah satu dari golonganmu, aku hanya manusia biasa yang jatuh cinta pada orang yang seharusnya dan notabennya tidak dicintai oleh manusia.
Tapi, jika –meski itu mustahil- hal itu terjadi nanti dan aku diijinkan terus berada di sampingmu, aku akan terus berada di sampingmu. Aku tidak bisa memberi janji-janji manis padamu, tapi perasaan inilah yang ingin kuberikan padamu. Perasaan yang telah kau buat untukku.
Jika saat itu tiba, kau boleh bersandar padaku, kau boleh memanfaatkanku, kau boleh mempergunakankku semaumu. Karena telah kuberikan semuanya untukmu. Walau kau pasti tak membalas semua perasaan ini padaku. Karena aku tahu, kau lah yang paling lelah dan tersakiti jika hal itu terjadi. Kau lah yang paling kehilangan atas apa yang kau inginkan selama ini, selama sebelas tahun ini. Kehilangan satu-satunya keluargamu, satu-satunya adik kandungmu dan satu-satunya wanita yang kau cintai seumur hidupmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Fanfic VK] Separated World of You (Reader x Kaname) [Indonesian ver.]
FanfictionCara membaca: ganti kata "aku" dengan nama pembaca atau anggap "aku" sebagai diri para pembaca sendiri. Cerita ditulis jauh sebelum serial aslinya tamat. So, sorry if it doesn't match with the real end of the story. Selamat membaca ^^ Hidupku beruba...