Akankah hasil yang kita harapkan akan kita dapat jika kita telah berusaha dengan sekuat tenaga untuk meraihnya? Jika ya, kenapa hal itu tak terjadi padaku?
Dia yang kucintai selama ini dengan mudahnya pergi bersama ia yang hanya beberapa tahun saja mengenalnya. Dia yang kucintai sebegitu besarnya dengan mudahnya pergi meninggalkanku hanya demi ia. Dengan perjuangan yang panjang, penantian yang panjang, tak juga ku dapatkan. Begitu banyak kulewati malam tanpa dia. Hingga akhirnya kupikir ku telah mendapatkan dia untuk melewati malam yang abadi bersamaku. Dia tetap tak berada disisiku. Apa yang ku dapat?
Kini aku hanya bisa terduduk lesu di atas ranjangnya. Ranjang yang kini takkan pernah dia tiduri lagi, ranjang yang kini takkan pernah dia singgahi lagi. Tak tahukah dia betapa aku menyayanginya hingga aku dengan mudahnya mampu menjadi makhluk yang berdosa. Hanya untuk membuat dia bahagia.
Air mataku terjatuh begitu saja. Air mata yang tak pernah terjatuh entah sejak berapa lama. Aku terisak karena kepergian dia. Dia yang selama ini kucintai. Dia yang selama ini ku nanti.
Sebuah tangan lain menggenggam tanganku saat kupikir tak ada satu orang pun yang ada disisiku. Tangan itu tanganmu, kau yang dulu pernah kuhibur saat kau menangis. Kau yang saat pertama kali ku melihatmu memiliki wangi tubuh yang sama dengan dia. Kau yang setahun ini dengan ikhlas dan penuh rasa sayang melayani dia untukku.
Tangan kecilmu menyelipkan sesuatu di tanganku. Sebutir permen yang sama dengan rasa yang sama dengan yang kuberikan padamu saat itu. Dengan berani kau mengatakan untuk selalu berada disisiku dan melayaniku. Meski air matamu jatuh dan terus mengalir –yang kurasa air mata itu terjatuh untukku, kau tetap menatapku dengan lembut dan yakin kau kan terus disampingku. Kau yang saat itu kuhibur hanya karena aku merasa hal itu akan terjadi padaku, kini dengan senang hati kau berada disampingku dan mencoba menghiburku dengan cara yang sama yang kulakukan untukmu.
Berulang kali kata “Maaf” keluar dari bibirmu. Dan aku tahu, kau dengan sungguh-sungguh mengucapkan kata itu. Karena aku tahu, kau menyayangi dia bukan hanya sekedar untukku. Karena aku tahu kau telah melakukan semua yang kau bisa bahkan kau terus mencoba melakukan hal diluar kemampuanmu.
Aku mendekapmu erat, dengan cepat wangi tubuhmu mengingatkanku pada dia. Pada dia yang kukasihi, pada dia yang kucintai bahkan sampai detik ini. Maaf, mungkin kau tahu aku kini hanya memanfaatkanmu, dan kuucapkan banyak terima kasih karena kau tetap mau kudekap meski kau tahu alasanku mendekapmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Fanfic VK] Separated World of You (Reader x Kaname) [Indonesian ver.]
FanfictionCara membaca: ganti kata "aku" dengan nama pembaca atau anggap "aku" sebagai diri para pembaca sendiri. Cerita ditulis jauh sebelum serial aslinya tamat. So, sorry if it doesn't match with the real end of the story. Selamat membaca ^^ Hidupku beruba...