Deep II

1.2K 116 38
                                    


Sudah 3x dalam seminggu Beby melaksanakan pekerjaannya. Lebih banyak dari sebelumnya yang hanya menerima 1x dalam seminggu atau tidak sama sekali. Ucapan Shania bagaikan pacuan untuknya mendapat banyak uang. Setelah acara berkencan, Beby segera menemui seorang dokter spesialis mata dan memberitahukan apa maksud kedatangannya.

"Ini tidak mudah nyonya Beby. Saya harus menemukan seorang pendonor, dan biaya akan sangat banyak."

Ucapan sang dokter terus terngiang di kepalanya. Ketika kau jatuh cinta, semua pasti akan kau pertaruhkan. Hal tidak mungkinpun akan kau ubah menjadi mungkin, hanya untuk mengukir senyuma bahagia diwajahnya.

Bukannya Beby baik-baik saja, polisi semakin gencar mencari seorang pembunuh yang telah merenggut banyak korban akhir-akhir ini. Hampir saja kemarin seorang polisi berhasil membuntutinya saat akan ke lokasi penembakan. Namun bukan Beby namanya jika tidak dapat mengecoh.

Ia bersumpah, setelah uangnya cukup membiayai donor mata untuk Shania, ia akan berhenti dan memulai kehidupan baru yang lebih baik. Tak ada memang orang yang bercita-cita menjadi pembunuh disepanjang usianya. Hanya sedikit lagi, sedikit lagi semua akan selesai. Dan kebahagiaan telah menantinya.



*****



Beby berlari dengan cepat tak mempedulikan tubuhnya yang basah terkena hujan. Beberapa kali ia meminta maaf pada pejalan kaki yang tak sengaja ia tabrak. Baru saja sang dokter memberitahukan kabar gembira padanya.

"Kabar baik Beby, kami telah mendapat pendonor yang akan mendonorkan matanya untuk Shania."

Tubuh basah kuyup itu memasuki rumah Shania. Berteiak memanggil-manggil nama kekasihnya.

"Shania! Shania!"

Dengan terburu-buru Shania menuruni anak tangga pastinya dengan memegangi pembatas tangga.

"Kabar baik! Kabar baik Shania!" Ucap Beby begitu bersemangat.

"Ya Beby, tenangkan dirimu dulu. Atur nafasmu lalu ceritalah."

Beby mengatur nafasnya, senyum tak pernah pudar dari bibirnya.

"Kamu akan segera melihat Shania."

Shania membulatkan kedua matanya terkejut.

"M-maksud kamu?"

"Ya! Dokter telah menemukan pendonor yang akan mendonorkan matanya untukmu. Minggu depan operasinya akan dilaksanakan."

Air mata bahagia menetes begitu saja. Shania memeluk erat tubuh kurus di depannya. Berulangkali mengucap syukur dan berterimakasih. Tuhan telah mengabulkan doanya, ditambah dengan seseorang yang begitu penting dalam hidupnya saat ini. Beby Chaesara kekasih hatinya.

------


3 hari sebelum hari operasi, Beby akan melaksanakan pekerjaannya untuk yang terakhir kali. Bayaran kali ini cukup besar, 3x lipat dibanding bayaran yang ia terima sebelumnya. Dengan ini semua pembayaran untuk operasi Shania akan segera terlunasi.

Bunga tulip hitam berdiri kokoh pada pot putih di teras rumahnya. Ia bawa pot itu ke dalam ruangan rahasianya. Membuka satu persatu kode yang akan menjadi petunjuknya.

Kedua bola matanya hampir keluar saat isi dari amplop tersebut telah ia keluarkan.


Nama : Shania Junianatha

Lokasi : Rumah sakit, Kamis 14 Oktober 2014



Tangan Beby bergetar, matanya tidak salah melihat. Ia akan membunuh kekasihnya pada hari dimana Shania akan melakukan operasi. Matanya menggelap, ia membanting seluruh barang yang berada di dekatnya.

DeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang