Maybe i'd Better go (part 1)

124 6 0
                                    

Malam yang sejuk mengiringi kesepianku. Angin malam turut membelai lembut rambutku. Menemaniku yang tengah sendiri menatap indahnya bumi. Sebagai teman paling setia di kesendirianku dalam ketidak adilan ini. "Oh Tuhan,kapan semuanya akan berubah?" tanya ku dalam pengharapan.

Tiba-tiba pintu kamarku diketuk dengan cukup pelan. "Pasti bi Imah." Tebakku "Iya,sebentar!" sahutku sembari berjalan menuju pintu. "Maaf non,waktunya makan malam. Yang lain sudah pada kumpul di bawah." Ucap bi Imah saat pintu kamarku terbuka.

"ok bi Dera juga udah laper banget." Candaku padanya. Bi Imah adalah seseorang yang merawatku sejak lahir. Bagiku,ia sudah seperti ibu kandungku. Dirumahku,hanya bi Imah yang peduli dengan keadaanku. Disaat aku sakit,hanya ia yang selalu repot menyiapkan obat,hanya ia yang selalu tahu betapa sedihnya aku dissat nilai rapotku jauh dari nilai kak Dara. Hanya ia yang tahu betapa aku ingin seperti kak Dara,saudara kembarku.

Biarkan aku yang pergi "Wah ada ayam bakar nih. Heem maknyus" ucapku seraya menduduki kursi faforitku, "dasar gak sopan..."sindir ayah padaku. "makannya,jangan nyerocos aja dong jadi cewek." Timbal kakakku,Virgo. "iya Dera,kamu duduk dulu baru ngomong,kan ada papa sama mama disini. Jadi sopan dikit Ra." Tambah kak Dara.

"iya Dera, betul tuh kata Dara. Contoh dia." Tambah ibu lagi. "ok,aku pergi. Silahkan makan!!" ucapku dengan sinis. Akupun bergegas naik menuju kamarku tanpa menyentuh sedikit pun makanan disana. Padahal sebenarnya maagku kambuh dan rasanya sangat perih. Tapi lebih perih lagi disaat aku tak pernah mendapatkan kasih sayang dari semua orang yang ku sayangi.

Mentari menjelma masuk kedalam kamarku yang pemiliknya masih tertidur lelap. Hingga aku terbangun karna silaunya sinar yang menerpa mataku. "hhummh, udah pagi to" ucapku pada diri sendiri,

Aku bergegas mandi dan memakai pakaian sekolahku. Dengan aksesoris biru yang lengkap. Pagi ini, aku tak ingin sarapan. Aku hanya mengunjungi bi Imah yang ternyata sedang menyiapkan bekal untukku. "makasih ya bi, Dera sayang bibi." Ucapku dengan tulus padanya. "iya non, bibi juga sayang banget sama non Dera, semangat ya non sekolahnya." Sahut bi Imah menyemangati.

Setiba disekolah, aku segera menuju ruangan tempatku ulangan. Jadwal hari ini adalah matematika dan bahasa inggris. Pelajaran menghitung yang sangat menyebalkan untukku. Karena aku tak seperti kak Dara yang jago menghitung. Dugaanku tepat,soal kali ini susahnya minta ampun. Hingga kertas ulanganku hampir tak terisi. Namum kalau bahasa inggris, inilah kehebatanku. Semua soal dapat aku kerjakan dengan mudah. Karena sejak kecil aku sudah sangat hebat berbahasa inggris.

Maybe i'd better goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang