Part 1

338 32 1
                                    

~even when the seasons change, I'd still remember you~


Telah 5 hari Halla rawat inap di rumah sakit ini. Selama itu, ia hanya bisa berbaring atau sekedar membayangkan suasana di luar, di depan jendela sambil mendengarkan musik.

Suara pintu terbuka terdengar di telinganya. Itu pasti dokter yang selalu melakukan pemeriksaan rutinnya. Eommanya menuntun Halla untuk duduk di tempat tidurnya. Dokter berkacamata itu memeriksa kedua mata Halla dengan penlight dan memeriksa detakan jantung hingga kondisi paru-parunya.

"Halla-ya. Bagaimana setelah pindah ke sini? Kau tidak sering sesak napas lagi kan?" dokter itu berbicara pada Halla.

"Sepertinya begitu, dok" Halla tersenyum menjawabnya.

"Bagaimana dengan penglihatanmu, apa mulai ada perubahan?" senyum Halla memudar. Ia menggeleng lemah.

"Baiklah. Ah, Halla eomeoni, bisakah anda ke ruangan saya sebentar?" dokter yang terlihat berada di umur 30an itu menyerahkan stetoskopnya pada suster yang ada di sampingnya dan berjalan keluar.

"Setelah berbicara dengan dokter, eomma akan mengambil beberapa barang ke Seoul. Tidak apa-apa kan eomma tinggal sebentar? Suster Park akan menemanimu" Halla eomma berbicara sambil mengusap rambut anaknya. Halla hanya mengangguk.

~~

Baru 5 menit Halla ditinggal eommanya ia sudah bosan setengah mati. Lagu kesukaannya pun tak membantu sama sekali. Gadis itu memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar bangunan sendiri. Suster Park awalnya menentang dan ingin ikut menemaninya namun Halla bilang ia bisa sendiri dan ia memiliki tongkat yang bisa diandalkan.

Sejujurnya, Halla tidak terlalu kecewa tak bisa melihat karena menurut dokter penglihatannya perlahan-lahan akan membaik kembali walau ia masih dihinggapi rasa cemas.

~~

Halla berjalan di sepanjang lorong rumah sakit tersebut. Rasanya senang bisa keluar dari kamar dan membunuh rasa bosannya walau hanya berjalan-jalan di dalam bangunan.

Gadis itu melewati koridor panjang tersebut sampai ia mendengar suara yang familiar. Suara ibunya. Halla mencoba mencari sumber suara.

"Apa dok?!" Suara ibunya terdengar. Halla mencoba mendengarnya dengan seksama.

"Saya sangat menyesal memberi tahu ini tapi setelah memeriksa kondisi mata Halla, sepertinya anak anda hanya punya kesempatan tak mencapai 10% untuk bisa melihat lagi" Halla terkejut mendengarnya. Seperti ada sesuatu yang baru saja menghantam jantungnya. Dapat terlihat sebutir air mata bergenang di sudut mata.

"Tapi anda bilang penglihatannya akan kembali! Anda bilang itu hanyalah efek samping dari operasi akibat kecelakaannya!" Halla eomma terisak sambil berteriak. Isakannya dapat terdengar sampai ke telinga Halla. Membuatnya tak dapat menahan air mata itu. Mendengar eommanya menangis lebih menyakitkannya.

"Maaf. Tapi, kami akan berusaha menemukan pendonor secepatnya. Mohon tenang" jelas sang dokter.

Halla buru-buru meninggalkan tempat itu dan kembali ke kamarnya. Walau kadang ia tak sengaja menubruk orang yang sedang berjalan melewatinya, ia tak peduli.

~~

Suster Park melihat Halla masuk ke kamar dengan mata sembab dan menuntunnya ke tempat tidur.

"Suster Park, tolong jangan beri tahu eomma. Aku mohon" Suster Park menyelimuti Halla dengan perasaan kasihan.

"Baiklah"

~~

Mrs. Yoon melihat anaknya Halla yang sedang tertidur sebelum berangkat ke kota. Ia merasa telah menjadi ibu yang buruk bagi Halla, anak satu-satunya. Wanita paruh baya itu menitipkan Halla pada suster Park dan melangkah pergi.

Setelah eommanya pergi, Halla terbangun dari tidurnya sambil menahan tangisan.

"Suster Park, bolehkah aku berjalan-jalan ke luar bangunan?"

"Tapi, di luar sangat dingin dan salju sedang lebat. Nyonya akan memarahiku jika membiarkanmu pergi keluar" elak sang suster yang masih setia merawatnya dari saat ia kecil.

"Hanya sebentar. Tolonglah. Aku sangat bosan di kamar ini. Tolong, ya?" Halla terdengar putus asa meminta izin untuk segera keluar agar melampiaskan semua yang di hatinya.

"Baiklah, tapi, pakai kursi roda saja ya, jalanan terlalu licin" dengan satu kondisi, suster Park setuju.

~~

Suster Park mendorong kursi roda yang dinaiki Halla menuju sebuah bukit yang ada di halaman belakang rumah sakit. Halla yang merasa kedinginan memeluk jaket biru navynya lebih erat sembari membetulkan scarf tebal yang terkalung di lehernya agar nyaman dan hangat.

Suster Park membawanya ke sebuah jembatan di atas sungai yang membeku. Di kelilingi pepohonan yang telah tertutupi salju.

"Suster, tolong biarkan aku sendiri di sini, ya"

"Tapi,..."

"Hanya 10 menit. Aku janji. 10 menit"

TBC

2 Seasons [Jungkook × Halla]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang