2

359 24 3
                                    

"Cut! Cut! C'mon, Anisa. Fokus, Nis. Fokus! Ada apa denganmu hari ini?" Anisa hanya menunduk sambil memukul pelan kepalanya. Ia merutuki dirinya sendiri karena sudah tiga kali Ia salah mengucapkan dialog.

"Baiklah, Anisa. Sekarang istirahatlah dan hafalkan dialogmu" ucap sutradara itu padanya. Anisa hanya mengangguk pelan lalu kembali ke tempat duduknya. Mengambil naskah dialognya dan mulai membaca dialog yang harus Ia hafalkan. Namun, entah kenapa naskah yang sudah berkali-kali Ia baca itu, tetap tidak bisa masuk ke dalam pikirannya.Ada suatu hal yang mengganjal pikiran Anisa. Ia merasa sedang memikirkan seseorang yang belum tentu orang itu memikirkannya juga.

Anisa mengambil sebuah pulpen di dalam tasnya. Lalu menulis sesuatu di sebuah kertas putih.

Sedihnya diriku merindukanmu rindukanmu
Katakan padaku arti diriku dihatimu
Ku 'kan ada untukmu
Kau selalu dihatiku
Everytime you miss me you need me
Remember me
I will come to you i promise you
i love you
I'll be there for you

Tiba-tiba saja Ridwan duduk di sebelah Anisa. Dan Anisapun langsung membalikkan kertas yang sudah penuh dengan tulisan serta coret-coretan yang Ia buat.

"Kenapa?" Ridwan mengelus rambut Anisa yang terlihat murung. Anisa menatap Ridwan sekilas lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"I know you're not okay, honey. Kapanpun kamu mau cerita, aku siap mendengarkan semua keluh kesah kamu" Ridwan yang tersenyum sambil menatap Anisa.

"Lebay deh" Anisa meninju pelan pipi Ridwan sambil tertawa. Lalu Ia menyenderkan kepalanya di bahu Ridwan dan kembali membaca naskahnya.

----

Beberapa hari lalu, Anisa baru saja menyelesaikan syuting ftv terbarunya. Dan hari ini, Ia berencana akan pergi ke sebuah mall yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Anisa ingin membeli beberapa buah baju dan makanan untuk kucingnya di supermarket yang berada di mall tersebut.

Tentu saja Anisa pergi sendirian. Tanpa ditemani oleh mamanya ataupun kekasihnya. Kini, Anisa tiba di mall tersebut. Ia segera menuju ke toko baju langganannya. Ia memilih beberapa kemeja ataupun dress yang menurutnya cocok.

Setelah puas membeli dan membayarnya, Anisa beralih ke toko baju khusus untuk laki-laki. Entah mengapa Anisa ingin sekali masuk ke dalam toko itu. Mungkin saja ada baju yang cocok untuk Ridwan. Pikirnya.

~~~~

Adrian merasa bosan dengan aktivitasnya kali ini. Menulis lagupun tidak bisa. Tak ada ide yang mengalir di dalam pikirannya. Refreshing.

Ya!

Adrian butuh refreshing. Tapi Ia sedang malas untuk pergi ke tempat yang jauh. Satu-satunya tempat hiburan paling dekat dengan rumahnya adalah mall.

Adrian memutuskan akan pergi ke mall tersebut. Lagipula, siapa tahu ada baju yang menurutnya bagus untuk dipakai.

Ia melihat-lihat apakah ada baju yang cocok untuk dirinya atau tidak. Kalaupun tidak ada yang cocok juga tak apa. Intinya Adrian sudah jalan-jalan. Ketika Ia sedang memilah-milah baju, Ia melihat seorang perempuan yang tak asing. Adrian merasa mengenal perempuan itu. Kemudian, Adrian menghampiri perempuan tersebut. Seketika Adrian terkejut ketika perempuan itu menoleh ke arahnya.

"Adrian!" Perempuan itu tersenyum sumringah melihat Adrian yang juga berada di tempat yang sama dengan dirinya.

"Eh, Nis."

---------

"Lo tuh ya tega banget sih nggak ngabarin gue kalo lo udah balik. Tau gitu kan gue bisa jemput lo di bandara" Anisa kembali memeluk sahabat semasa kuliahnya di Bandung yang sudah lama tidak berjumpa sejak sahabatnya itu pindah ke Belanda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Complicated ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang