Toples Harapan dan Janji by @wishtobefairy

347 11 6
                                    

Song : Zara Larsson - Never Forget You

***

I used to be so happy

But without you here i feel so low

Seorang gadis bersurai cokelat tengah menatap sendu secangkir kopi hitam yang masih mengepulkan kabut putih tipis. Padahal ia sendiri tahu, kalau dirinya sama sekali tidak menyukai kopi apalagi kopi hitam yang sangat pahit.

"Nih,"

Kepalanya menoleh dan menemukan sebuah toples berisi kertas origami warna-warni disodorkan tepat di depan wajahnya. Seorang gadis sebayanya yang tengah menyodorkan toples itu tersenyum hangat.

"Relain dia, By, dia udah susah payah lho, buat bikin ini semua," ujar Anaya, tanpa melunturkan senyum hangatnya.

Abby, menerima toples itu seolah mendapat lotere.

"Akan kucoba, Nay,"

I watched you as you left but I can't never seem to let you go

***

Rules : Buka kertas yang berwarna biru kalo kamu lagi sedih, warna merah kalau kamu lagi bahagia. Jangan buka dua kertas di hari yang sama, satu kertas satu hari, aku ngawasin kamu lho :p

Abby tertawa saat membaca rentetan kalimat di post-it yang tertempel di badan toples tersebut. Rasanya, sudah berjuta kalinya ia membaca kalimat yang sama, dan masih tidak bisa berhenti tersenyum saat melihat tulisan ceker ayam itu.

Tangannya merogoh isi toples dan mengambil sebuah kertas berwarna biru yang terlipat membentuk segitiga.

Setengah bergetar, Abby membuka lipatan itu dan kembali menemukan tulisan ceker ayam yang ia rindukan.

'Yah, Abby lagi sedih ya? Kalau gitu, pergi ke balkon deh, terus sebut namaku tiga kali, dan poof! Aku akan ada untuk menghibur Abby ☺'

Dengan langkah pelan, Abby menuju balkon kamarnya.

"Ares! Ares! Ares!"

Abby berusaha mengatur nafasnya saat selesai mengucapkan sebuah nama yang selama ini mengisi hatinya. Meskipun Abby tahu hal ini tidaklah berguna, pikirannya tetap melayang menuju beberapa bulan yang lalu, saat mantra berisi nama yang menggetarkan hatinya bekerja.

Cause once upon a time you were my everything

It's clear to see that time hasn't changed a thing

"It's burried deep inside me but i feel there's something you should know!"

Senyuman itu kembali membuat Abby meleleh. Apalagi dengan gitar di tangannya, Ares terlihat berkali-kali lipat lebih keren.

"Nyanyi dong, By!"

Tak apa, Abby mendendangkan suara payahnya, yang penting dirinya bisa bernyanyi dengan Ares. Setengah terengah, Abby tersenyum lebar pada Ares yang terkekeh pelan.

"Katanya gamau ngetawain!" ujar Abby langsung mencebikan bibirnya.

"Iya iya, abisan kamu pake mantranya pas tengah malem gini, aku berasa denger suara tikus kejepit di film-film horor!" Abby memukul lengan Ares yang tertawa lepas.

"Ih, awas aja, Ares, aku ga akan buatin kamu bekel lagi!" Abby memeletkan lidahnya dan mengabaikan Ares yang melotot.

"Eeh? Yah, Abby cantik deh, buatin Ares bekel ya? Ya? Ya?"

So, what in this world do you think could ever take you off my mind?

Abby tak bisa menahan kedutan senyum dibibirnya dan akhirnya mengangguk. Mengiyakan permintaan Ares yang ia kira akan menjadi rutinitas seumur hidupnya.

***

Tangan Abby melipat kembali kertas berwarna biru tersebut. Sepertinya ia akan melanggar aturan konyol yang dibuat Ares.

Berusaha tidak menumpahkan air matanya, Abby kembali merogoh sebuah kertas berwarna merah dari dalam toples yang Ares namai 'Toples Harapan'

Abby baru sadar kalau lelaki yang mengisi tempat di hatinya sangatlah melankolis. Samar-samar, Abby tertawa miris.

'Yeyy! Abby lagi bahagia ya? Kuharap, Abby bahagia karena Ares, hehe, kalau begitu, gimana kalo kita makan es krim bareng-bareng di tempat kesukaan kita kayak biasa? Oh iya, kalau ini malam sabtu, Abby beruntung! Kan, Abby pasti tahu kalau malam sabtu adalah hari kebiasaan Ares untuk berada disana, iya kan? ☺'

Abby meraih jaket biru yang tergantung dan memakainya secepat kilat.

Matanya melirik kalender dan seulas senyuman langsung muncul saat menatap itu.

Friday, date xx month xx year xxxx

"Tunggu aku, Ares!"

***

Feeling it, Loving it

Everything that we do

Abby meluruskan kakinya di pinggir danau kehijauan itu. Di pangkuannya, terdapat kantung plastik berisi beberapa es krim.

Sudah beberapa lama Abby terduduk di sini, hanya menatap danau sambil membiarkan es krimnya tak tersentuh. Oleh dirinya maupun oleh Ares yang tak kunjung datang.

Padahal, beberapa bulan yang lalu, di malam yang sama, Abby tengah menyantap es krim tersebut bersama lelaki jenakka itu.

"Abby belepotan tuh, makannya, kayak bayi aja!"

Tanpa aba-aba, Ares meraih saputangan berwarna biru dari kantongnya dan mengusap bibir Abby dengan santai. Tanpa sadar kalau pipi Abby sudah bersemu merah.

"Nah, udah bersih!" Abby terdiam. Dirinya tak sadar kalau sudah tenggelam dalam iris cokelat milik Ares yang bagaikan lautan tak berujung.

***
Abby menaruh kantung plastik berisi es krimnya di sebelahnya. Perlahan, Abby berdiri dan melangkah konstan ke arah danau.

I will never forget you

Kakinya yang sudah tak terbungkus sepatu kets kumalnya, menyentuh pinggir danau. Dingin bercampur nyaman.

I knew that I would love you till the day I die

Abby akan menepati janjinya pada Ares. Matanya perlahan terpejam saat merasakan dinginnya air danau yang menyelimuti tubuhnya. Ares pasti menunggunya di sana.

I will never forget you

Till the day I die

END

***

Written by @wishtobefairy aka Annisa
05/05/2016

// wishtobefairy

Song Fiction: KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang