"Faren Gerarnold..."
Mataku tertuju fokus pada nama itu. Nama yang aku tulis di salah satu halaman buku harianku. Dikeseluruhan kertas itu, hanya ada namanya yang aku tulis berkali-kali tanpa bosan.
Hanya itu yang bisa ku lakukan. Menulis namanya berulang kali dan berharap ia kembali lagi bersamaku di sini. Walau sebenarnya aku tau. Itu semua hanya sia-sia dan harapanku tidak akan pernah terwujud.
Dia pergi. Meninggalkanku. Sendirian. Di sini.
Meninggalkan rasa bersalah yang amat besar. Meninggalkan rasa penyesalan yang masih memendam perasaanku. Meninggalkan diriku yang begitu terpuruk dan tersiksa.
Namun, dia pergi juga karena kesalahanku.
Semuanya gara-gara aku. Aku yang tidak pernah memikirkan perasaannya. Aku yang tidak pernah membayangkan bagaimana rasanya menjadi dia. Aku yang tidak pernah melihat usahanya agar bisa mendapatkan cintaku.
Ketika aku tersadar dan membuka hatiku untuknya, semua sudah terlambat.
Dia pergi.