[][]
Raina tersenyum riang melihat kedatangan teman karibnya "RINAAA!" seru Rai kepada gadis mungil yang membalas seruan Rai dengan senyum tipis. "I miss you like h-e-l-l!" terdengar kekehan dari bibir Rai setelah ia menyerukan kerinduannya
"aku juga Rai. Kamu udah nunggu lama?" Rina tersenyum lembut menatap kearah Rai "em, lumayan sih. Abis aku mau cepet cepet ketemu sama kamu Na! pas kamu whatsapp aku bilang kalo hari ini kamu mau balik ke Bandung aku seneng banget!! Sampe sampe ya mama bilang aku kayak orang yang mau didatengin cowonya" bibir mungil Rai mengerucut saat mengatakan kalimat terakhirnya. Rina tertawa renyah mendengarnya, sudah tabiat Rai sejak dulu kalau ditanya apa, jawabannya bakal melenceng 180 derajat "kamu tuh ya Rai, ga berubah berubah ya? Aku nanya apa, kamu malah curhat..." ucapan Rina dipotong dengan cepat oleh Rai "gimana si Naaa, aku kan lagi kangen sama kamu! Udah lama aku ga curcol curcol imut gini! Kamu tau gasih? Rumahnya Reno dijual, dia pindah. Ih tega banget, semua nya ninggalin aku" benar kan? Rai tetaplah Rai. Tahun tahun yang sudah lewat, tidak membuat tabiatnya berubah.
'justru makin-makin!' seru Rina dalam hati.
"Reno pindah?" beo Rina, tapi kenapa? Semalam Rina sudah memberi tau Reno kalau hari ini dia akan ada di Bandung. Dan Reno sudah menyanggupi kalau ia akan meluangkan waktu untuk quality time bersama Rina dan Rai. "iya, padahal dari minggu kemarin aku udah nyegah dia biar ga pindah. Tapi dia tetap kekeuh kalau dia harus pindah. Yang lebih jahatnya itu, dia semalem pergi tanpa bilang ke aku. Cuma ngasih surat" Rai, mungkin kebiasaannya yang selalu banyak omong itu bikin beberapa orang memilih untuk menjauh. Tapi itu engga berlaku untuk Reno, mungkin Rina memang sahabat Reno dan Rai tapi yang mengenalkan Reno kepada Rina itu Rai. Jadi menurut Rina wajar kalau Reno hanya member surat untuk Rai, sahabatnya sejak TK. Tapi Rina juga sahabatnya bukan? Setidaknya, whatsapp pun sudah cukup bagi Rina.
"Naaa, kok bengong? Eh iya, kamu mau pesen apa? Hehe, maaf ya aku ngoceh mulu" Rai terkekeh seraya memilin ujung rambutnya
'ia tak nyaman.' Itu kalimat pertama yang terlintas di otak Rina saat melihat tingkah Rai. "ah, maaf maaf. Aku pesen coffee late" Rai mengangguk mengerti lalu beranjak memesankan minuman untuk mereka berdua. Saat Rai sedang mengantri ada dua pelanggan masuk, mata Rina dan salah satu orang itu bertemu. Rina menatap orang itu bingung, wajahnya mengingatkannya dengan seseorang.. tapi siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
• l a c r i m a e • [on hold]
Teen FictionSaat matahari mulai terbenam, saat itu pula perasaan sakit yang menghantui ikut terbenam. Saat matahari mulai terbenam, saat itu pula lembar-lembar jurnal yang penuh tinta tertutup. Saat matahari mulai terbenam, saat itu pula mata-ku terpejam. Saat...