Aku turun ke bawah sambil menjinjing tasku dengan terburu-buru, abisnya si Davi udah manggil mulu dari tadi, dia bilang kalau aku lama dia bakalan ninggalin aku. Kan kesel jadinya.
"Daviiiii..!!!!"
Hening.
Gak ada jawaban apapun.
Ish manasih? katanya tadi disuruh cepet malah malah gak ada.
"Daviiiii......!!!!" Aku kembali berteriak,
*grung
Suara motor!
NO!! Jangan bilanggg.......
Dengan secepat kilat aku berlari ke luar.
"IHHH Davi! jangan ninggalinn!!" Teriakku se-sampainya di luar.
Davi dengan wajahnya yang datar kaya papan melihatku dengan tatapan tajam, udah datar tajem pula.
Aku membalas tatapannya dengan,bibir yang kutekuk ke bawah. Itu tandanya aku marah.
Tatapan Davi sekarang mulai adem kayak biasanya. "Tadikan sudah ku bilang kalau kamu lama ya aku tinggal."
"Ya tapikan gue udah usaha,lo nya aja malah seenak jidat nyelonong pergi!" Protesku. Nyebelin banget ya ni orang!
"Sudahlah, cepat naik."
Ya. Selalu gitu, Davi selalu ngalah kalau udah saat-saat kayak ini.
Katanya, dia ngalah biar aku diem, soalnya dia bilang kalau aku ngambek aku jadi cerewet. Padahal biasanya juga aku cerewet. Dari tadi aja ngomong mulu.
Tapi dia nyebelinkan? Iya.
"Bentar, gue belom pake sepatu." Balasku.
Setelah itu aku langsung naik, tunggu bukan naik ke tubuh Davi, tapi motornya.
Aku memegang pundaknya dan duduk di jok motor yang sudah tersedia buat nona cantik yaitu aku. Iyalah buat siapa lagi?
"Ayoo!" Aku mendorong tubuhnya.
Davi menyalakan mesin motornya kembali dan berjalan.
Selama perjalanan nih ya cuma suara klakson mobil sama motor yang memadati jalan doang yang aku denger. Lah si Davi? malah diem kayak patung pancoran.
"Ck Davi lo masih marah sama gue? iya deh maaf tadi gue lama." Kataku membuka pembicaraan
"Tidak." singkat padat jelas, thank you boss.
"Dari tadi lo diem aja, sariawan?"
Dia cuma menggeleng. Ah ayolah
"Oh laper ya? nanti sampe sekolah gue traktir deh ya!" Serius deh, mending uangnya aku aja yang pake.
"Tidak usah kamu kan makannya banyak, kalau kamu traktir aku nanti kamu kelaperan."
Mataku membulat. "Ih apaansi lo!"
Davi tersenyum tipis. Ya! aku liat tadi di kaca spion.
Tanpa sadar aku ikut tersenyum.
10 menit lagi jam masuk sekolah, ini Davi bawa motornya yang lama, apa cuma aku yang halu?
"Dav lo ko lama banget bawa motor?"
"Ini sudah cepat Maura" katanya lembut
"Ih lama tau, 9 menit lagi udah masuk" Kataku sambil melirik jam lagi.
"Udah sini biar gue yang bawa, minggir dulu coba!"
Davi tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ya terus kenapa ni anak.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Over Again
Teen FictionKita mungkin hanya di takdirkan untuk bertemu... Kita mungkin tak di ciptakan tuk bersatu... Engkau mungkin hitam dan aku adalah putih... Kita mungkin kutub yang berbeda... Satu tempat tapi tak menyatu