Kisah Awal

7 3 0
                                    

7 hari sebelum ulang tahun Jack

"Jack! Ada apa denganmu hari ini? Kamu tidak fokus dalam pelajaran saya!" Teriak seorang guru yang berada didepan sambil mengajar pelajaran Fisika menatap Jack.

"Ma-maaf, pak. Saya tidak mengulanginya lagi" Balas Jack menundukan kepalanya. Dilihatnya guru bernama Romero Iniestas hanya memandangnya bentar lalu balik ke papan tulis.

"Baik, ada pr buat kalian uji kompetensi bab 4, uraian, no 1,3,4 dan 5. Minggu depan kita periksa jangan sampai tidak mengerjakannya" pergi meninggalkan kelas Jack setelah mendengar bunyi bel tanda istirahat.

"Jack! Besok ajarin aku Fisika ya" "Jack! Besok ada acara ga? Kita kerja bareng yuk!" "Jack!" "Jack!"

Hah, Jack sudah terbiasa di kelas ini. Jika sudah waktunya guru memberikan perkerjaan rumah kepada murid-muridnya, Jack adalah pertama kali yang diajak membantu perkerjaan itu. Kebanyakan wanita yang sering menyuruh atau bisa dibilang 'memaksa' Jack membantu perkerjaan rumahnya, padahal tidak mengerjakan pr, tapi malah asik menggoda Jack. Jack memang siswa paling tampan seangkatan. Semua berpikiran bahwa "Jack adalah ciptaan Tuhan yang sempurna", Jack hanya menyebutkan "Semua ciptaan Tuhan itu sempurna". Selain tampan dia juga religius.

"Hah, Jack. Gue sudah puas kalau lo dideketin cewe-cewe kayak gitu" Ujar Adit tiba-tiba muncul di meja depan Jack.
"Jangan berpikiran yang aneh, Dit" tegasnya Jack
"Lo ga ke kantin?"

"Males, ntar juga banyak anak-anak yang anterin gue makanan tanpa gue suruh" rasa percaya diri Jack muncul begitu saja

"GYAA! JACK! AKU MEMBAWAKAN MAKANAN KESUKAAN MU"

"Lo gak percaya? Tuh buktinya di depan pintu ada siapa?" Terlihat fans-fans Jack dari kelas lain ingin masuk ke dalam kelas yang di hadang oleh beberapa anak cowo sekelas Jack.

"Eh, Boy. Suruh masuk yang bawa roti bakar coklat Pak Sardi" perintah Jack kepada teman sekelasnya, Boy yang masih mempertahankan fans fanatik itu.

"Sayangnya gaada, Jack. Pada bawa nasgor semua!" Teriak Boy sehabis melihat bekal yang dibawa fans

"Boy. Kalo gaada yang bawa roti bakar coklat, suruh pulang ke kelas"

"Oke!" Disambut jawaban dari Boy. Terlihat para fans Jack kecewa tidak bisa bertemu langsung dengan Jack. Jack pun bersyukur tidak ada fans yang masuk ke kelas ini karena Jack tau kalau fansnya sudah masuk, muka Jack babak belur habis 'ditonjok'. Jack kembali menoleh ke meja depan. Rupanya tidak asa Adit. Terlihat Adit sedanh bersama cewe yang kelihatannya gugup dekat dengan Adit. Terlihat Adit membawa roti bakar coklat dan-

"Adit! Sini roti bakar coklat lo!" Teriak Jack

"Gue dikasih, weekk" sambil menjulurkan lidahnya

'Sialan, Adit. Emang sih gue gasuka roti bakar coklat cuman gara-gara gamau berurusan dengan fans gue. Tapi gue kayak ibu hamil yang lagi ngidam dan-'Batin Jack sebelum ada yang memanggil namanya.

"Kak Jack! A-aku membawa roti ba-bakar coklat. Aku ha-harap diterima" Ujar seorang siswi yang kelihatannya gugup sama seperti yang dilihatnya bersama Adit

"Gausah, buat kamu aja. Lagian keliatannya bibirnya pucet gitu" Kata Jack sambil memegang pundak siswi itu. Terlihat dia tampak kaget saat dipegang pundaknya. "Kok kayaknya takut gitu, santai aja kali" sambil menatap mata siswi itu. Seperti. Mata ibunya.

"Oh, eh iya gapapa" Jawabnya berlari meninggalkan Jack.

Hari ini, Jack pulang lebih awal karena tidak ada eksul basket. Tapi Jack tidak bareng Adit karena Adit ada rapat osis. Jobnya sebagai wakil ketos sangatlah sibuk. Jack tidak tau banyak tugas menjadi waketos.

"Mbak! Adek pulang. Papa udah pulang?" Teriak Jack setelah memasuki rumah. Dilihat Mbak Siri, pembantunya datang sambil mengambil tas tenteng yang dibawa Jack untuk eksul basket tapi tidak jadi.

"Papamu belum pulang, Dek. Mungkin nanti pulang. Mau dibuatin apa dek?" Tanya mbak Siri ramah

"Gausah, Mbak. Nanti aja" jawab Jack sambil memasuki kamarnya.

Keseharian Jack adalah menunggu ayahnya pulang. Dari minggu lalu, ayahnya Jack pergi ke London untuk masalah perusahaannya yang bermasalah disana. Sampai sekarang belum juga pulang. Jack mengerti perkerjaan ayahnya tapi, Jack tidak mau seperti ibunya. Nama ibu Jack adalah Maria Kurniawati Jhonson. Dia adalah ibu yang baik,perhatian,penyayang,cinta keluarga dan sangat memedulikan keadaan keluarganya. Ibu Maria pergi 1 tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat saat akan kembali ke rumah setelah dari London. Sama seperti perkerjaan ayahnya saat itu perusahaannya yang bermasalah disana. Jack selalu menelpon ibunya dengan pertanyaan "ibu kok belum kunjung sampai dirumah?". Dan terakhir kali Jack menelpon ibunya, Jack menangis tidak tahu apa yang terjadi tapi ibunya mendengarkan tangisan sang anak. Setelah kejadian itu, Jack tidak mau mengganggu ayahnya yang sibuk disana. Jack hanya ingin bertanya kepada mbak Siri karena mbak Siri adalah perantara Jack dengan ayahnya. Sekarang, Jack sedang memandangi foto-foto keluarga didinding kamar Jack. Sambil mendengarkan lagi dari earphone memutarkan lagu Coldplay-Fix you.

"Jack!" Terdengar seorang memanggil namanya.

"Ayah?" Tanya Jack dalam hati ragu-ragu. Jack membuka pintu didapatinyaー

"Hai, Jack! Kau sudah besar" bukan ayah melainkan pakde dari keluarga ayahnya

"Eh iya, pakde" jawab Jack ragu-ragu

"Pakde tadi siang ditelpon ayahmu suruh menjaga kamu selama ayah kamu masih di luat negeri"

"Tunggu. Menelpon pakde? Apa maksudnya? Menelpon pakde? Kenapa bukan Jack? Kenapa malah pakde? Apa ayah tidak..? Kalau tidak sayang kenapa harus ada pakde yang datang?" Batin Jack

"Bentar ya saya mau ke toilet bentar" katanya kepada Jack yamg masih memikirkan maksud dari ayahnya.






Halo. Ketemu lagi di chapter 2 ini (?) yang read masih 4. Gapapa lah ya makin kedepan mungkin (pasti) banyak yang baca dan nge vote. Janga lupa vote, untuk vote aja udah diingetin, masa makan harus diingetin juga :v. Hope you enjoy it and see you next chap. Babay :3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang