Sebelum kalian baca ceritanya, cerita ini udah selesai. Dan jangan lupa vomment ya. Makasih.
Aku hanya seorang gadis dengan rambut biru dan berkulit putih pucat yang bertemu dengan seorang pria yang berambut abu-abu serta memiliki kulit yang sama denganku. Aku sama sekali tak mengerti dengan apa yang ia pikirkan.
Entah aku harus bersyukur atau tidak akan kehadirannya disini.
Disisi lain aku tak menyukai keberadaannya, tp di lain hal aku menyukai nya karena kami memiliki kesamaan yang aneh.
'Everything is blue and grey'
Flashback On
"What are u doing here?" tanya ku
"Nothing. Gue cuma mau denger pendapat lo aja tentang rambut gue yang gue cat warna abu-abu beberapa minggu lalu." jawabnya
"You look bad mike" ejekku sambil tertawa
Mike, atau yg memiliki nama panjang Michael Gordon Clifford ini memiliki kebiasaan yg sm denganku.
"I'm serious Bil" kata mike
"Me too" jawabku lagi.
Bil.. Itu nama panggilan mike buat ku. Namaku Nabilla Calsav. Kalian tak perlu mengetahui nama tengahku.
Mike tak membalas perkataanku melainkan menyodorkan sebatang rokok padaku. Dan yeah, ini kebiasaan kami. Merokok.
Aku merokok tak sesering yg mike lakukan. Karna sejujurnya aku tak suka rokok.
"Kita seperti sudah mengenal lama ya bil" ucap mike disela-sela hembusan asap rokoknya.
"What do you mean?" tanya ku
"Yeah, kita udh kyk kenal lama banget. Like close friend, you know. Pdhl kita ketemu kan karena gue nekat." jelas mike sambil tertawa.
"Hahaha. Mungkin karena kebiasaan kita yg sama mike." kataku sambil tertawa juga.
"Hm.. Gue bersyukur bs menemukan spesies kyk gue di dunia ini. " kata mike sedikit terkekeh
Aku tak membalas perkataannya. Aku hanya menatap langit sesekali menghembuskan asap rokok ke udara.
Flashback off
Atap. Tempat tongkronganku dengan mike setiap malam rabu. Malam sakral kami.
Diatap kami tak berbagi cerita melainkan hanya mendengarkan lagu rock,tiduran, dsb sampai matahari terbit.
Sama seperti rambutnya, ia suka merokok karena asapnya berwarna abu-abu. Begitu juga dengan mimpinya yang terlihat tak jelas. Ia seperti tanpa nama.
Dia tak mengerti, tepatnya kami tak mengerti apa yang kami lakukan. Kami menganggap diri kami sbg impian di pagi hari saat cahaya menghampiri.
Disaat itu pula aku, hanya aku yg merasa berdosa saat melukakan hal-hal bodoh dengannya. Aku merasa aku takkan diampuni sampai aku mempunyai anak laki-laki.
'Everthing is blue not grey without him'
*****
Semuanya berubah saat ia mengubah warna rambutnya menjadi merah beberapa bulan yg lalu.
......
Bersambung..
Trimakasih sudah membaca. Maaf kan bahasa atau apapun yak. Maklum masih pemula. Wkwkwk.
Jangan lupa vote and comment yak. Thanks before. Muah
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORS / Michael Clifford
FanfictionWe are destined not to be together forever P.s ini short story hehe