Chapter 6

26 0 0
                                    

Pengalaman yang pernah dialami tak mungkin bisa dilupakan secepat mungkin
Apalagi itu pahit.

.
.
.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Note: Dichapter ini menggunakan bahasa sehari hari

Masih Flashback

Hari baru di SMA Garuda Biru membuat gue semangat buat dapet temen temen yang baru,dan bisa berbaur akrab dengan kakak kelas

"Pagi.." ucap seorang lelaki manis berkulit putih di depan gerbang menyapa gue

"Pagi juga Anggra" jawab gue membalas dengan sedikit senyuman

"Kelas mana?" ucapnya menanyai

"Kelas 10 IPA 1" jawabku

"Oh gitu, yaudah aku kekelas dulu ya" ucap pria itu diiringi larian kecil

"Anggra lo kelas apa?" teriak gue dari balik punggung Anggra yang tak dibalas sepatah katapun

...

Ini kelas gue? Kelas yang cukup istimewa coz kelas gue ada AC nya ..haha

Teman duduk akan menentukan gue dimasa depan kelak.

Dan karena gue dateng ke kelasnya telat jadi otomatis tinggal ambil kursi yang kosong aja.

"Eh gue duduk disini yak" celoteh gue ke salah seorang pria disamping kursi itu
Yap gue duduk sama cowok

"Iya boleh" jawab pria itu sambil menunjukan wajahnya dengan senyuman menghiasi

Dan ternyata wajah itu...

"Anggra!" ucap gue frontal

"Lo kelas nya sama sama gue?kok bisa? Syukurlah gue duduk nya disamping elo" lanjut gue

"Mungkin kita jodoh" ucap Anggra bergurau yang menghasilkan sedikit tertawa ringan pada bibir dan pipi chabi gue

...
"Kantin yuk" ajak gue ke Anggra

"Ayo" jawabnya

Sesampainya dikantin gue sama Anggra langsung cari tempat duduk yang nyaman dan ketemu

"Minggir lo" ucap seorang kakak kelas yang pernah nyelengkat gue dan pernah nabrak gue itu

"Anjir lo, gue sama Anggra udah duluan disini, lo fikir lo yang punya ini kantin? Atau elo yang punya ini sekolah" frontal gue sambil nunjuk tepat dibatang hidungnya

"Lo anak baru, dan lo gausah songong sama kakak kelas!" ucap seorang teman lelaki itu

Mereka geng ngan anak badung di sekolah bisa dibilang pentolan sekolah

"Udah men, ini anak belom tau siapa kita, lebih tepatnya belom tau siapa gue" Ucap cowo itu ke temennya sambil melotot kencang ke arah gue

"Gue gak perduli siapa lo, dan apa pangkat lo disekolah yang jelas gue disekolah ini BAYAR!" seru gue menambah suasana ribut dikantin

"Udah Naya udah, kita ke kelas aja" tarik Anggra tanpa persetujuan gue dulu

"Awas lo!" ucap kakak kelas itu dari belakang pundak gue yang saat itu masih ditarik menjauh oleh Anggra

...

"Lo kenapa sih narik gue menjauh? gue masih mau ribut sama dia, dia itu harus dibales sama kekasaran juga, kalo didiemin terus makin menjadi nanti. Mana kakak kelas tertinggi cuma diem aja liat adek kelasnya ngehentak adek kelas piling bontot nya juga, kesel banget gue najis"

Cukup.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang