Uh, ternyata itu adalah suara ciuman mereka. Terlihat seungcheol benar-benar menghimpit tubuh mungil saudara kembarku di tembok ruang tengah dekat tangga. Tangan seungcheol yang berada di pinggang jeonghan mulai terselip ke dalam sweater saudara kembarku. Secara otomatis aku berjalan ke arah mereka, dan menumpahkan sisa air minumku ke kepala seungcheol.
"THE FUCK!!"
ENJOY! :)
"Selamat pagi, cinta."
Sama seperti pagi-pagi sebelumnya, itulah kata-kata pertama yang selalu keluar dari bibir seungcheol saat melihat jeonghan di pagi hari. Melihat jeonghan menuruni tangga dengan sweater besarnya dan celana piyama, masih dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya, kulihat seungcheol berjalan menghampiri jeonghan dan memeluknya erat. Dari bibir seungcheol terselip beberapa kata yang tak pernah sampai di telingaku, tapi efeknya bisa membuat jeonghan tersenyum manis. Hampir setahun sudah usia pernikahan mereka, tapi mereka tak pernah gagal untuk menunjukan kemesraan mereka.
Pagi ini seungcheol mengajakku joging saat melihatku duduk di ruang tengah menonton televisi pagi-pagi buta. Perbedaan waktu amerika – korea yang membuatku akhirnya terbangun tengah malam dan tidak bisa tidur lagi. Saat aku menanyakan keberadaan jeonghan, seungcheol tertawa. Dia mengatakan bahwa akhir-akhir ini jeonghan tidak pernah bisa bangun pagi. Bahkan untuk sarapan, seungcheol dengan terpaksan harus menyiapkan sendiri.
Tiga hari sudah aku berada di korea. Pindah? Bukan, aku hanya sedang berlibur dan mengunjungi saudara kembarku dan suaminya di korea. Karir bernyanyiku di amerika masih belum selesai. Aku masih harus menyelesaikan beberapa kontrak yang mengharuskanku merilis 2 album lagi, sebelum aku bisa pindah dan menetap di korea.
Sesaat setelah aku mengalihkan pandanganku dari pasangan yang sedang dimabuk cinta itu untuk meminum segelas air putih, tiba-tiba kudengar ada suara aneh yang berasal dari arah jeonghan dan seungcheol. Merasa penasaran dengan suara itu tadi, aku berjalan dari arah dapur dan mencari mereka. Uh, ternyata itu adalah suara ciuman mereka. Terlihat seungcheol benar-benar menghimpit tubuh mungil saudara kembarku di tembok ruang tengah dekat tangga. Tangan seungcheol yang berada di pinggang jeonghan mulai terselip ke dalam sweater saudara kembarku. Secara otomatis aku berjalan ke arah mereka, dan menumpahkan sisa air minumku ke kepala seungcheol.
"THE FUCK!!"
Jeonghan tertawa.
"THE FUCK, HONG JISOO!!"
"Wow, kau bisa juga ternyata mengumpat ala amerika choi!"Saat seungcheol hendak membalasku, jeonghan menahannya dengan memeluk pinggang suaminya dari belakang. Suara tawanya yang khas memecah keheningan pagi itu. Dibenamkannya wajahnya di tengkuk leher suaminya.
Merasa cukup aman dari pembalasan seungcheol, aku melenggang pergi. Mengambil posisi duduk senyaman mungkin di depan televisi dan menyalakannya, tiba-tiba kepalaku dipukul dengan keras dari arah belakang. DAMN! Seungcheol duduk di sofa samping dan di wajahnya masih terlukis sebuah senyuman seringainya. Secara refleks aku melemparkan remote televisi ke arah senyuman itu, tapi meleset. Remote itu menabrak dada seungcheol dengan suara yang cukup keras. Senyuman seringaian itu menghilang, wajahnya kini berubah meringis kesakitan. Aku yang menang choi!
"Sudah cukup kalian berdua!"
Jeonghan duduk di sampingku. Posisinya berada di tengah-tengah antara aku dan seungcheol. Lengan jeonghan memeluk pinggangku dan direbahkannya kepalanya di bahuku. Lenganku pun kuangkat untuk memeluk bahunya. Kucium ujung kepalanya.
"Morning, twins."
Jeonghan mebalas sapaaku dengan senyumannya.
"Dengar, aku ingin memberitahukan sesuatu pada kalian berdua."
Seungcheol mengecilkan volume televisi saat dia mendengar jeonghan membuka pembicaraan.
"Sebenarnya aku ingin mengatakannya padamu terlebih dulu sayang, tapi setelah kupikir-pikir kenapa aku tidak sekalian memberitahukan hal ini saat jisoo datang ke korea. Jadi, baru sekaranglah aku bisa melakukannya."
Jeonghan menghirup napas dalam-dalam. Wajah seungcheol terlihat penasaran. Oke, mungkin wajahku pun begitu. Lengan jeonghan terasa mencengkeram pinggangku. Ini mulai aneh.
"Aku hamil."
Wait.
Di saat aku masih mencerna hal yang barusan dikatakan jeonghan, seungcheol berteriak kegirangan. Dia bangkit dari tempat duduknya dan berlutut di hadapan jeonghan."BENARKAH?"
Jeonghan mengangguk.
Seungcheol yang masih berlutut, memeluk kembali jeonghan yang duduk di sofa. Mulutnya tak berhenti mengucapkan terima kasih pada jeonghan. Aku yang sudah sadar dari syok-ku, menendang badan seungcheol hingga terlepas dari pelukan jeonghan dan menggantikannya untuk memeluk saudara kembarku.
"Selamat, baby."
"Terima kasih, hyung."Tiba-tiba lengan seungcheol melingkari tubuh kami yang masih berpelukan. Kudorong dada seungcheol agar mau melepaskan lengannya yang keras bagaikan batu itu dari tubuhku.
"THE FUCK, CHOI!"
END
Sudah pernah di post di IG jeongcheolfanfiction
Tom Seungcheol dan Jerry Joshua :D
Kayaknya habis ini gw lebih sering update series oneshot begini ketimbang series cerita bersambung yang harus diupdate tiap hari
Enjoy! :)
YOU ARE READING
Twins and Seungcheol - Series
أدب الهواة"Sejak orang tua kita meninggal pada saat kita masih kecil dan kita diasuh oleh nenek kita, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan menjadi seorang hyung yang akan menjaga dan membahagiakanmu. Sejak aku bisa mencari uang sendiri, aku berjanj...