1. Selisih Waktu

355 34 26
                                    

-Author pov-

"Syav, lo latihan dansa gini sama gue jangan baper ya, Hahahaha."

***

"Woy, kebiasaan banget sih ngelamun." Ucap Zena yang merasa Syava mendiaminya.

"Zen, sebenernya kemaren Dava ngajak gue ketemuan." Syava yang sedari tadi memainkan makanannya saja sekarang menatap lawan bicaranya.

"Dava mana? Gua kenal nama Dava banyak bego." Ucap Zena lalu menyeruput blue oceannya.

"Davandra, Davandra Hazmi Everald itu loh masa lo lupa sih?" Tanya Syava serius.

Zena terlihat berfikir, "Oh iya gue inget. Pangeran Cinderella lo kan? Yang lo baper setengah mati itu?"

Brak!

"What?! Seriously?!!" Lanjutnya terkejut sambil menggebrak meja cafe yang membuat pengunjung terlihat kaget.

Begitulah Zena yang lebay dan heboh, tapi jika dia tidak ikut berkumpul malah akan terasa sepi.

Syava hanya mengangguk malas.

"Terus terus, lo ketemu dia? Reynald tau?"

Syava menggeleng.

"Yah bego, kenapa ga ketemuan aja sih? Siapa tau dia jadi suka gitu sama lo."

"Gue sempet dateng ke tempat yang dia kasih tau. Tapi pas gua sampe, orangnya udah ga ada Zen." Gadis itu memakan pastanya.

"Lo kelamaan kali datengnya, jadi dia bosen nungguinnya." Kata Zena sambil mengeluarkan lipstik dan kaca kecilnya dari dalam tas.

"Kayanya engga deh Zen, waktu dia nelfon, gue langsung nyuruh Reynald puter balik mobilnya dan nganterin gue ke cafe itu. Eh pas gue kesana dia udah ga ada." Jawab Syava lalu kembali mengaduk aduk pastanya.

"Dan yang lebih parahnya, dia ga ngehubungin gue lagi habis itu. Minta maaf atau apa gitu." Lanjutnya kesal.

"Coba lu telfon dia Sya kalo lo penasaran."

"Gua gaberani Zen." Syava menghela nafas berat.

"Gaada salahnya kalo nyoba dulu kan Sya." Zena menaruh kembali lipstik dan kacanya kedalam tas.

Syava mengangguk lalu mulai mencari contac yang diberi nama 'Pangeran' itu.

Ponselnya ia tempelkan ke telinga, deringan ke 3 tidak ada jawaban sampai akhirnya dia mematikan sambungan telfon.

"Tuh kan, ga diangkat. Harusnya gausah gue telfon aja tadi." Syava membanting ponselnye ke meja lalu kembali memakan pastanya.

Drrtt drrttt

Pangeran is Calling

"Omg omg Dava nelfon gue Zena! Gue harus apa?!" Syava mulai panik dan jantungnya sedang berusaha ia control mati matian.

"Angkat buruan bego!"

Syavana mengangguk dengan semangat lalu menggeser tombol hijau.

"Syavana, sorry telfon lo ga gue angkat tadi. Gue baru landing. Ada apa?"

Zena melihat Syava yang seperti orang lupa cara bicara. Dia hanya diam tidak tau harus menjawab apa.

"Engg, gue... Itu... kemaren lo kemana? Padahal gue dateng loh Dav. Tapi pas kesana lo udah ga ada aja." Jawab Syava semangat.

"Oh iya, duh maaf banget kemaren gue tiba tiba disuruh berangkat ke Thailand. Ini gue juga baru sampe. Sorry banget Syav, gimana kalo dinner? Sebagai permintaan maaf gue gitu."

My Busy HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang