Prolog

81 3 0
                                    

Minggu, 19 April 2015

"Ahh capek juga!" kata ku sambil menghela nafas panjang dan sedikit menggerakkan badanku ke kanan dan ke kiri. Rasanya lelah sekali. Sepertinya sudah hampir 2 tahun aku tidak menata ulang dekorasi kamar. Banyak sekali barang-barang lama menumpuk yang sudah tidak terpakai.

"Oke, semangat Milan! Tinggal satu laci lagi yang belum diberesin."

Melangkah menuju ke sebuah laci meja belajar paling bawah. Aku sengaja merapikan bagian yang satu itu diakhir. Itu adalah sebuah laci yang menyimpan buku-buku dan kenangan semasa SMA. Intinya sih cuma takut baper lagi sama semua kenangan-kenangan semasa itu.

Beres! Buku-buku pelajaran SMA sudah rapi aku masukkan kedalam kardus. Berniat ingin menyumbangkan buku-buku itu kepada komunitas rumah bacaku. Lanjut aku merapikan satu kotak pink. Ah, rasanya kotak ini mau langsung aku masukkan kedalam tempat sampah. Tapi, kepo juga sih buat buka dan melihat isi dari kotak pink itu. Sejak kotak pink berpita biru itu dihadiahkan kepadaku, aku belum pernah membukanya sedikitpun. Takut.

Siang telah berlalu berganti malam. Aku masih berfikir yang ujung-ujungnya memang kepikiran. Sampai malam aku tidak bisa tidur, uring-uringan dikasur. Tidur menghadap kekanan, berbalik kekiri, kemudian telentang, lalu tengkurep, terus telentang lagi. Muter-muter dikasur buat cari posisi tidur yang enak. Posisi tidur yang bisa bikin aku lupa sama bayangan muka orang yang memberikan kado itu. Tidak terlalu sia-sia sih. Walaupun aku tidak bisa lupa sama kado itu, tapi setidaknya aku bisa tidur. Mungkin efek terlalu lelah karena pecicilan dikasur. Aku tidak tahu saat itu aku tertidur jam berapa, yang pasti sudah lewat tengah malam. Karena aku terakhir melihat jam sebelum tidur, jarum jam sudah menunjukkan pukul 00:25 WIB.

SATYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang