Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

Prolog

378K 11K 284
                                    

Prolog

Aldo menghentikan sedan hitamnya di sebuah café, tempatnya janjian dengan seorang gadis. Matanya tampak menelusuri ke dalam cafe yang sebagian besar berdindingkan kaca transparan. Sebelum kemudian pandangannya tertuju pada sesosok gadis berseragam putih abu-abu yang sedang duduk gelisah di sebuah bangku di ujung ruangan.

"Ada apa? Kenapa kamu menghubungiku?" tanya Aldo tanpa basa-basi saat sudah duduk tepat di hadapan gadis mungil tersebut.

Sejenak Aldo mengamati wajah gadis di hadapannya yang terlihat sendu dan pucat, entah kenapa. Wajah gadis tersebut seakan memancarkan aura yang membuatnya sangat betah menatap berlama-lama.

Sienna yang sejak tadi duduk menunduk gemetaran, akhirnya memberanikan diri menatap laki-laki di hadapannya—laki-laki yang tak sengaja dikenalnya sekitar beberapa minggu yang lalu.

Memang tampan. Bahkan lebih tampan dibandingkan malam itu. Mata Aldo cokelat indah. Membuat Sienna terpesona dan tak mampu berkata-kata.

"Hei, kamu ada masalah?" tanya Aldo saat melihat Sienna melamun menatapnya.

"Aku hamil."

Dua kata itu seketika membuat Aldo ternganga.

Astaga! Bagaimana mungkin Aldo menghamili gadis belia yang bahkan belum lulus SMA?

"Kamu yakin?" tanya Aldo memastikan.

Sienna mengangguk. "Aku benar-benar hamil. Aku sudah tes berkali-kali dan hasilnya positif," jelasnya yang kemudian menangis.

Ya, Sienna memang terlampau sangat manja.

Aldo terpejam frustrasi. Ia sangat membenci gadis manja yang sedikit-sedikit menangis seperti Sienna. Sungguh, sangat tidak dewasa. "Apa kamu nggak bisa berhenti menangis? Kita akan cari solusinya."

"Solusi bagaimana, Kak? Hidupku sudah hancur. Sekarang bahkan belum pengumuman kelulusan sekolah, dan aku sudah hamil. Bagaimana dengan kedua orang tuaku? Bagaimana dengan sekolahku? Cita-citaku?" cecar Sienna.

Aarrgggghh! Kepala Aldo terasa ingin pecah.

Aldo meraih tangan Sienna kasar dan menyeret gadis itu keluar dari cafe.

Sienna dipaksa masuk ke dalam mobil. Sebelum kemudian mobil meluncur menuju tempat yang sama sekali tak ia mengerti.

***

Ternyata Aldo membawa Sienna ke sebuah tempat praktik dokter spesialis kandungan Dokter Franda yang sekaligus merupakan temannya. Membuat Sienna merasa sedikit kurang nyaman.

"Berapa usia kamu?" tanya Dokter Franda setelah selesai melakukan pemeriksaan kepada Sienna.

"Satu bulan lagi genap sembilan belas tahun," jawab Sienna.

Franda tampak terkejut. Lalu melemparkan pandangan ke arah Aldo dengan tatapan menyalahkan. "Al, bisa-bisanya kamu menghamili gadis di bawah umur?"

Aldo yang berdiri tepat di sebelah Sienna hanya menatap Sienna dengan wajah tak terbaca.

"Apa kamu memiliki keluhan lain selain mual muntah?" tanya Franda.

"Hanya sesekali keram pada perut saya. Itu saja," jawab Sienna menunduk.

Franda menghela napas panjang. "Baiklah. Menurut perhitunganku, kehamilannya baru sekitar lima sampai enam minggu," ucapnya kepada Aldo.

Aldo tampak berpikir dengan wajah muram. Membuat Franda mengerti, apa yang ada dalam pikiran Aldo.

"Jika kamu nggak mau mempertahankannya, aku memiliki resep obat peluruh," ucap Franda memberi tawaran.

Mata Sienna membulat mendengarnya.

Mereka akan menggugurkan bayinya?

Mungkin itu lebih baik. Jadi tak akan ada masalah lagi bukan?

Tapi, ... entah kenapa hati nurani Sienna berkata lain. Begitu pun Aldo yang sontak menatap Franda tajam.

"Emm ... aku nggak menyarankan, ataupun memaksa kamu. Tapi, terlihat jelas dari ekspresimu, kalau kamu terbebani dengan hal ini. Jadi, sebagai teman, aku hanya berusaha membantumu," jelas Franda.

"Berikan saja resep obat itu," ucap Aldo dingin.

Akhirnya Franda memberi resep tersebut kepada Aldo.

***

Setelah membeli obat yang diresepkan Franda, Aldo mengajak Sienna ke apartemen pribadinya, yang kebetulan jarang sekali ditempatinya, jika tidak ada keperluan mendesak seperti saat ini.

Sienna menatap beberapa butir obat di telapak tangannya. Sementara Aldo duduk di sebelahnya, menatapnya tak tega. Membuatnya sejak tadi tak berhenti meneteskan air mata.

"Apa kamu yakin mau melakukan ini?" tanya Aldo memastikan.

Ya, hati kecil Aldo mengatakan, jika semua itu salah. Ia terlampau pengecut. Padahal usianya sudah dua puluh delapan tahun, tetapi bisa-bisanya mengambil keputusan kekanak-kanakan seperti itu. Namun, mau bagaimana lagi. Ia juga tak tega melihat Sienna tak memiliki masa depan seperti teman-temannya.

Sienna mengangguk lemah. Lalu mulai berdoa dan terpejam. Sebelum kemudian memasukkan obat-obat tersebut ke dalam mulutnya, diikuti meminum air putih yang sudah disediakan Aldo.

Namun, saat Sienna meminum air putih tersebut, perutnya langsung bergejolak. Membuatnya membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangan, ketika merasakan mual yang sangat hebat. Lalu tanpa permisi berlari ke kamar mandi di dekat dapur untuk memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya, termasuk obat-obatan tersebut. Perutnya bahkan terasa kaku saat rasa mualnya tak berhenti melandanya.

Ketika sudah reda, Sienna terduduk di lantai kamar. Tak memedulikan rok yang dikenakannya basah kuyup. Ia kemudian hanya bisa menangis sesenggukan seraya menenggelamkan wajahnya di antara kedua lengannya.

Aldo mendekat dan mengusap lembut punggung Sienna.

"Aku nggak bisa, Kak. Aku nggak bisa melakukannya," ucap Sienna frustrasi.

Aldo mengangkat wajah Sienna untuk menatap matanya. "Kalau begitu cuma ada satu jalan. Kamu harus siap menjadi istriku, dan ibu dari anak-anakku," ucapnya penuh tekad. Lalu memeluk erat tubuh gadis rapuh di hadapannya.

Ya, mungkin itu akan menjadi yang terbaik untuk Aldo dan juga Sienna. Meski Sienna masih tak mengerti dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ya. Bagaimana mungkin Sienna menikah dalam usia semuda itu? Menjadi istri seseorang di usia yang masih sangat belia.

-TBC-

My Young WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang